“Selamat pagi, Rose,” sapa Raeli begitu melihat Roseline membereskan etalase kue-kue mereka. Wajah gadis itu terlihat bahagia dan ceria, seakan sesuatu terjadi pada hari sebelumnya.
Akhirnya Raeli bisa datang ke toko setelah berada di istana bersama kebosanan yang habis-habisan.
“Ah, pagi, Nona.” Rose sedikit membungkuk untuk menyambut Raeli. Kemudian senyum gadis itu menghilang saat melihat sosok Ercher dan malah menampakkan rasa takut.
Ya, Raeli harus mengakui hal itu. Ketampanan Ercher menyimpan banyak hal misterius. Hal itu yang membuatnya jadi dambaan dan berbahaya di satu waktu sekaligus. Tidak banyak gadis yang berani padanya. Kecuali Liliane, beberapa orang lainnya. Tentu saja Raeli termasuk dari mereka.
Raeli sudah memperingatkan Ercher untuk tidak membuat gadis-gadis takut. Sayangnya, sikap waspada pria itu teramat berlebihan sampai membuat Raeli ingin memukulnya dengan sendok kue.
“Aku akan ada di atas jika kau membutuhkanku.” Raeli berjalan menuju pintu dapur yang terdapat tangga lantai atas, ruang istirahat. Selama beberapa hari ini ia kurang tidur. Entah itu karena Charlotte atau karena pangeran yang mendadak hilang entah ke mana.
Lagi pula sejak kapan Raeli berpikiran kalau bertemu pangeran adalah keharusan? Dan kenapa lagi Charlotte tidak kembali saja ke medan perang?
Orang-orang itu membuatnya sakit kepala. Mungkin hanya menunggu waktu sampai kepalanya meledak.
Kemudian Raeli berdiri sebentar di ambang pintu dapur. Minggu lalu pria bernama Rict itu tidak datang menemuinya. Jadi sekarang sudah tidak ada lagi harapan. Tentu kali ini pria itu tidak akan muncul untuk Raeli manfaatkan.
Tadinya kalau Rict datang, Raeli berencana untuk mendekatinya dan memanfaatkan pria itu. Setidaknya sebagai alasan untuk membatalkan pertunangan dengan pangeran. Meski ia sudah memutuskan untuk menerima pertunangan politik itu, bayangan kematian tragis karena sakit hati masih sering masuk ke mimpinya.
Mungkin jalan cerita novel sudah berubah, tetapi akhirnya bisa jadi tetap sama selagi Raeli berurusan dengan pangeran. Maka dari itu ia ingin mengakhiri ini secepatnya.
“Apa kau lihat? Kemarin Rose juga pergi dengan pangeran.”
Raeli mengalihkan pandangannya pada ketiga gadis yang sedang mengolah adonan kue. Mengerutkan kening. Apa yang mereka bicarakan?
“Aku tidak mengerti. Padahal kupikir pangeran sedang mendekati Nona Raeli.”
“Ya, tetapi sudah dua hari kan Rose bertemu pangeran? Aku melihat kuda pengeran di depan restoran milik Count Lasceh kemarin. Nona kan sudah jarang datang.”
“Sorot mata pangeran jelas sekali. Kalau beliau menyukai Rose.”
Raeli tidak tahan lagi mendengar hal itu. Apakah gosip? Pangeran bertemu dengan Rose beberapa hari ini ketika pria itu tidak terlihat di istana? Hal ini mengingatkan Raeli dengan ucapan Vivian kemarin. Padahal ia sudah berusaha untuk tidak memikirkannya.
“Selamat siang?” sapa Raeli dengan senyum kecil. “Aku ada di atas jika kalian membutuhkan aku.”
Raeli mengambil langkah lebar menyeberangi ruangan. Mengabaikan wajah para pekerja yang mungkin syok karena melihatnya. Raeli tidak mau memikirkan apa pun. Ia hanya ingin berbaring.
Raeli berbalik saat mendengar langkah lain di belakangnya yang ikut menaiki tangga. “Tidak. Kau tetaplah di bawah sini Ercher dan kau juga Anne.”
Kedua orang itu hanya diam dan tidak melanjutkan langkah. Sedangkan Raeli ingin melangkahi anak tangga beberapa undakan sekaligus. Ingin sedikit berlari begitu mencapai ruangan. Menutup pintu dengan kencang. Lalu berjalan ke jendela, duduk di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Crown Prince's Fiancee (TAMAT)
Fantasy(Series 1 Easter : Season 1 dan 2 sampai Ending) // SUDAH TERBIT Tersedia juga di Aplikasi ® Fizzo ® Hinovel ® GoodNovel ® Kubaca Attention please : DIHARAP UNTUK TETAP MEMBACA SETIAP CATATAN DARI AUTHOR PADA AWAL DAN AKHIR CHAPTER. FOLLOW DULU SEB...