Chapter 56

15.2K 2.6K 177
                                    

Aku gabut. Samsek gak ada notifikasi 😭😭 sedih banget. Yaudah aku update aja deh.

Upadate 2 kali. Cerita ini 1 chap. Cerita sebelah 1 chap 🤭🤭

Sekali lagi makasih buat yang masih bertahan sama cerita ngawur ini 🤧🤧 kalian dabest.

Biar nggak banyak bacot. Selamat membaca. Jgn lupa vote dan Komen.

Tembus 40 baru update lagi 🤣🤣

***

Ein keluar dari kamar mandi sambil mengusap rambutnya dengan handuk. Melihat secangkir teh sudah ada di meja, tepat di sisi surat Raeliana. Setelah melempar handuk ke sebuah kursi di dekat pintu kamar mandi, Ein mengambil surat yang tadi tertunda untuk dibaca.

Sambil membuka surat Ein berjalan menghampiri pintu kaca beranda, berdiri di sana. Berharap sinar bulan bisa menerangi surat Raeliana. Senyum Ein merekah membaca kalimat pertama di surat itu.

Aku benci sekali.

Sebenarnya apa yang kulakukan? Aku tidak bisa menulis surat selain surat penolakan undangan minum teh. Tetapi sepertinya aku harus mengucapkan terima kasih, kalau tidak hidupku takkan kembali normal.

Sebenarnya gadis ini ingin mengirim surat atau malah ingin mengutuk?

Jujur saja, aku tidak tahu apa yang terjadi. Tiba-tiba saja aku bangun di ruangan yang luar biasa mewah hingga terkesan berlebihan. Belum lagi keluarga kaisar ada di sana. Saat menyadari hal itu, aku pikir sedang di surga.

Apakah kamar Ein sangat berlebihan untuk Raeliana? Padahal kediaman Servant juga tergolong mewah.

Rasanya aneh terbangun di tempat tidur orang lain. Tetapi kamar ini benar-benar mencerminkan dirimu, Pangeran. Saat sadar aku berpikir untuk bilang terima kasih. Kau menjemputku dengan membayakan nyawa. Tadinya kupikir kau tidak akan datang sampai perangnya usai. Padahal seharusnya kau lebih mementingkan Roseline.

Ein tersenyum sesaat membaca bahwa Raeliana ternyata juga bisa memikirkannya. Tetapi senyum itu segera tergantikan dengan kerutan di kening. Ah, sepertinya Raeliana belum tahu apa pun tentang Roseline. Bagaimana reaksinya jika melihat gadis kepala apel itu sudah tidak ada lagi di toko roti? Bagaimana reaksinya jika mendengar berita kalau Tristan pernah datang dan menyeret Roseline?

Ein harus menyampaikannya sendiri pada Raeliana.

Aku senang mendengar kau tidak terluka. Kalau kau juga ikut terluka, aku akan mengutuk kepercayaandirimu itu. Datang sendirian menantang orang sebanyak itu. Kalau kita mati bagaimana nasib Easter? Sebenarnya tidak ada hubungannya denganku. Hanya saja akuuuuu benar-benar tidak mau mati.

Aku terluka dan rasanya sakit sekali. Kemudian aku berpikir, ini mungkin tidak ada apa-apanya dibanding kau yang selalu terluka. Kau menyelamatkan nyawaku berkali-kali. Terima kasih, Yang Mulia Ein.

Ein terkekeh kecil. Gadis ini bisa menjadi orang bermulut manis, ya? Ein jadi ingin mendengar Raeliana membacakan surat ini keras-keras.

Jangan tertawa dan bangga dulu!

Aku kan sudah bilang kalau tidak bisa menulis surat. Hanya saja aku ingat kau pernah bilang agar aku selalu mengirimimu surat ketika kau di Cain. Aku akan melakukannya, meski isi suratnya tidak penting. Aku akan mengirimi surat setidaknya sekali dalam dua minggu. Kau puas?

Tidak. Sebenarnya Raeliana bisa mengirim surat setidaknya sekali dalam sebulan. Tetapi Ein ingin bilang kalau gadis itu harus mengiriminya surat setiap minggu.

The Crown Prince's Fiancee (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang