Chapter 28 (Crazy Update)

18K 2.5K 99
                                    

Akhirnya setelah hampir 1 minggu menunggu. Aku update 🤧🤧
Terima kasih yang sudah komen di chapter sebelumnya. Bahkan saking ada yang maunya Crazy Update, sampe bawa temennya buat ikutan baca. Aku terharu dan sesenang itu kalo kalian betah sama cerita ini.

Biar yang komen nggak sampe 10 orang, aku tetap bakal update 10 Chapter. Sebenernya aku turut seneng sih, jadi nggak harus keluarin chapter massal 😅😅

Yaudahlah, ya. Aku banyak bacot. Ntar bosan. Selamat membaca dan jangan lupa vote + comen. Kalo perlu share sekalian. Wkwk

Kukeluarin nih 10 Chapter. Habis itu kita libur 5 tahun (digampar 🤣🤣)

Happy Reading, bossquee.

***

Sudah 4 hari kepergian Pangeran Ein. Tetapi Raeli tidak tahu apa-apa mengenai urusan yang pria itu maksud. Sayangnya beberapa malam lalu Raeli bermimpi buruk. Memang mimpi itu tentu tidak ada hubungannya dengan pangeran, tetapi entah kenapa Raeli jadi khawatir.

Dari pada ia terus saja mengkhawatirkan pangeran, Raeli memilih pergi ke toko saja bersama Anne. Mencoba menyibukkan dirinya membuat kue. Mungkin jika pangeran akan kembali hari ini, ia bisa menawarinya tart lemon.

Saat muncul di toko, Raeli bersyukur Rose masih di sana. Ternyata Carry tidak mengusir gadis itu.

Raeli berjalan-jalan di sepanjang jalur pertokoan. Tempat ini sangat membosankan. Yang datang hanya para bangsawan untuk memenuhi kebutuhan mereka dalam busana, makanan, maupun mainan untuk anak-anak mereka yang masih kecil.

Raeli ingin sesuatu yang lain. Ia ingin pergi ke pasar bersama seseorang. Para pelayan di rumah Servant sering bercerita bahwa pasar sangat menakjubkan. Ramai berbagai orang dan mereka tidak pernah memandang kasta. Di sana juga banyak sekali para peternak burung.

Mungkin, Raeli akan mengajak pangeran ke pasar lain kali.

Raeli menghentikan langkahnya di depan butik milik seorang desaigner terkenal kesukaan Duchess Servant. Ia pasti sudah gila ketika memikirkan akan mengajak pergi pangeran.

Pria itu sangat sibuk dan tidak punya waktu untuk bermain. Kenapa pula harus pangeran.

Raeli, apa kau benar-benar sudah berdamai dengan hatimu? Raeli memukul pelan kepalanya beberapa kali. Ini mulai sangat menyebalkan.

“Anda tidak apa-apa?”

Raeli mengangkat kepala mendengar pertanyaan itu. Seorang pria berambut panjang abu gelap sedang berdiri dan menatapnya dengan cemas. Mata hijau pria itu terlihat khawatir pada Raeli.

“Mundurlah, Tuan Putri.”

Tiba-tiba saja Ercher sudah merentangkan sebelah tangannya di antara Raeli dan pria berambut abu gelap itu. Menghalangi Raeli di belakangnya sambil menatap pria asing itu dengan tatapan mengancam.

Hanya Ercher satu-satunya yang sudah memanggil Raeli dengan sebutan ‘Tuan Putri’ padahal ia belum disahkan bertunangan dengan pangeran. Dan pria itu, tentu Raeli sudah kabur darinya dengan susah payah. Ternyata dengan mudah Ercher menemukannya lagi.

Pria asing itu hanya tersenyum canggung dan mengangkat kedua tangannya di depan dada. “Ah, maaf. Saya hanya melihat Nona ini dalam masalah.”

Ercher tidak memedulikan ucapan pria itu. Sikapnya sungguh mengancam.

Kalau Raeli perhatikan pria asing itu cukup tampan dan mungkin seusia Pangeran Ein. Matanya hijau teduh dan benar-benar terlihat tidak berbahaya.

Pangeran Ein pasti sudah memerintahkan Ercher untuk menjauhkan Raeli dari pria nekat yang ingin mendekatinya. Apa pun keadaannya. Jadi, apa gunanya insting tajam milik baron muda Monseec ini?

The Crown Prince's Fiancee (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang