Chapter 5: Bahagia

1.7K 155 101
                                    

Mashiho terlihat merapikan dasi yang dikenakan Junkyu. Haruto juga berada disana. Memperhatikan Mama dan Papa nya sembari memakan sereal coklatnya.

"Dasinya harus dipasang dengan rapi Papa. Jangan berantakan gini", tutur Mashiho dengan lihai merapikan dasi yang Junkyu pasang secara asal-asalan.

Sebenarnya Mashiho ingin sekali mengomeli suaminya ini, tapi nanti saja. Soalnya masih ada putra mereka disini.

Sebelum menikah, Mashiho sudah menjelaskan pada Junkyu tentang bagaimana pola asuh orangtua terhadap anak yang ingin ia terapkan saat menjadi orangtua nanti. Junkyu pun melakukan hal yang sama hingga akhirnya mereka sepakat dan semakin mantap untuk menikah. Dan salah satu pola asuh yang mereka sepakati adalah yang sedang terjadi seperti saat ini, yaitu saling berbicara dengan bahasa yang baik satu sama lain jika ingin menegur dihadapan sang anak.

Anak adalah peniru yang ulung bukan?
Apalagi di usia emas seperti Haruto. Maka dari itu, mau sekesal apapun Mashiho pada Junkyu, omelannya akan ia tahan saat Haruto masih berada disekitar Mama dan Papa nya. Nah, jika benar-benar hanya ada dirinya dan Junkyu disana, disaat itulah Mashiho baru akan mengomeli Junkyu dengan kalimat panjang, sepanjang jalan kenangan.g.

"Maaf ya Mama"

Percayalah, Junkyu mengatakan hal itu sambil cengengesan.

"Iya. Setelah ini sarapan ya. Tuh anak gantengnya udah duduk manis nungguin Papa nya", ujar Mashiho yang akhirnya selesai merapikan dasi Junkyu.

"Ruto makan apa?", tanya Junkyu setelah menduduki kursinya.

"Ceyeay cokyat. Papa mau?", balas Haruto.

"Mau dong. Suapin Papa aaa", Junkyu segera membuka mulutnya, menanti suapan yang akan diberikan sang anak. Haruto pun dengan hati-hati menyuapi sang Papa.

Sebenarnya Haruto ingin mengerjai sang Papa, tetapi ia selalu ingat, kata Mama tidak boleh bermain-main dengan makanan, karena itu tidak baik.

"Terima kasih, jagoan"

"Iya cama-cama"

"Dihabiskan ya sarapannya. Setelah ini kita mandi dan siap-siap ke rumah Jeje", ujar Mashiho sembari mengelus surai halus Haruto.

"Ciap Mama", Haruto melanjutkan sarapannya.

Beberapa menit kemudian, keluarga kecil Kim Junkyu telah menyelesaikan sarapan mereka dengan aman terkendali.

"Papa pamit ke kantor dulu ya. Ruto dengarkan kata Mama, okay jagoan", nasehat Junkyu sebelum berangkat untuk bekerja.

"Ciap Papa", Haruto memberikan gestur hormat pada Junkyu.

"Good boy", Junkyu mengecup kening sang putra. Kini tatapan Junkyu beralih ke arah Mashiho.

"Sayang, aku pamit kerja dulu ya. Kalau ada apa-apa langsung kabarin aku, okay?"

"Iya. Kakak hati-hati ya nyetirnya"

"Yes, love", kini Junkyu mengecup kening Mashiho.

"Papa pergi dulu. Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumussalam"

"Wa'ayaykumcayam, paipaiii Papa", Haruto melambaikan tangannya kepada sang Papa yang sudah melesat pergi bersama mobilnya.

"Mama Yuto mau digendong, boyeh?", tanya Haruto pelan. Tak lupa menatap sang mama dengan mata berbinar miliknya. Mashiho yang ditatap seperti itu lantas terkekeh manis.

"Boleh dong~ Waktunya mandi", Mashiho membawa Haruto ke dalam gendongannya. Haruto tertawa saat perut mungilnya digelitiki sang Mama.

"Ha..ha..ha.. Geyii mama ha..ha.. Peyut Yuto jangan di itik-itikin ha..ha..ha..", tawa Haruto menggema disetiap sudut rumah keluarga kecil mereka.

[✔]𝐊𝐢𝐦'𝐬 𝐋𝐢𝐭𝐭𝐥𝐞 𝐅𝐚𝐦𝐢𝐥𝐲 𝐇𝐚𝐩𝐩𝐢𝐧𝐞𝐬𝐬 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang