Chapter 14: Dag Dig Dug~

1.1K 105 101
                                    

Sembari menunggu Junkyu dan Boun mengganti baju, Mashiho mencari Haruto yang tidak kunjung terlihat. Mashiho sudah mencari di dalam rumah namun sang putra tetap tak terlihat ujung rambutnya.

Mashiho keluar rumah. Siapa tahu saja Haruto bermain di halaman.

Benar saja, sang putra semata wayang yang sebentar lagi menjadi Kakak itu sedang berjongkok di depan rumah dan memainkan rumput menggunakan ranting.

"Ruto sedang apa?", tanya Mashiho yang sudah ikut berjongkok di sebelah Haruto.

Haruto menoleh ke arah sang Mama.

"Mama, Yuto yindu Jeje, Kak Dobby cama Kakak Ochi, mau main bayeng~", curhatnya dengan mata bermirror-mirror.

"Anaknya Mama rindu temen-temen di rumah ya. Sini sini. Mau dipeluk mama?", tawar Mashiho.

Haruto mengangguk kemudian masuk ke dalam pelukan sang Mama.

"Hikcc Yuto kok cedih mama"







Srottttt







Haruto menarik ingus yang sudah akan mengalir.

"Sabar ya sayang, besok kita pulang ke rumah", Mashiho mengelus punggung kecil Haruto dengan sayang.

"Hikc hikcc iya mama. Nanti puyangnya bawa oyeh-oyeh ya buat Jeje, Kak Dobby cama Kakak Ochi"

Mashiho terkekeh.

Sedang sedih-sedihnya masih sempat juga ternyata sang anak memikirkan perihal oleh-oleh yang akan dibawakan untuk teman-temannya di rumah.

"Iya, karena kita mau pergi keluar, sekalian saja membeli oleh-olehnya ya. Kita menunggu Papa dan Om Boun dulu"

"Hu'um", Haruto mengangguk di dalam pelukan sang mama.

Tak sampai satu menit, napas Haruto tercekat saat melihat ke arah pintu, dimana keluar dua sosok yang ia tidak ketahui siapa gerangan orang-orang itu.

"Mama...", cicit Haruto sembari menepuk pundak sang mama.

"Kenapa hmm?"

"It..itu ada ondey-ondey keyuay dayi dayam yumah opa oma"

Kening Mashiho mengernyit bingung.

Ondey-ondey? Apa itu ondey-ondey?

Mashiho melepas pelukan sang anak.

"Ondey-ondey apa maksud Ruto?"

"Itu mama yang peynah kita yihat di pacay mayam duyuuu itu yoh, yang emong-emong cepeyti badut", jawab Haruto antusias.

Entah kemana perginya si kecil Haruto yang sedang bersedih tadi.

"Yang peynah Yuto gigit teyinganya ampe meyah itu mamaa~"

"Ah ondel-ondel itu, badut maksud Ruto?", Mashiho akhirnya paham.

Haruto mengangguk antusias sembari bertepuk tangan riang.

Jadi saat itu, Haruto pernah diajak ke pasar malam bersama Mama dan Papa. Melihat beraneka ragam wahana Haruto tentu merasa bahagia, tetapi kebahagiaan itu tidak berlangsung lama karena hadirnya sesosok Paman Badut yang lucu, namun sayangnya di mata Haruto Paman Badut itu tidak ada lucu-lucunya.

Mungkin karena Paman Badut nya gemas pada Haruto, Paman Badut nya menawarkan diri untuk menggendong si kecil Ruto, Mama dan Papa pun mengizinkan. Haruto yang sebenarnya sudah takut setengah mati, hanya dapat membeku saat ia di ambil Paman Badut dari gendongan sang Papa. Hingga disaat Paman Badut tersenyum padanya, tangis Haruto pecah disertai teriakan nyaring, mungkin saking takutnya si kecil Haruto, batita itu dengan ganas menggigit telinga sebelah kanan Paman Badut sampai Paman Badut berteriak kesakitan.

[✔]𝐊𝐢𝐦'𝐬 𝐋𝐢𝐭𝐭𝐥𝐞 𝐅𝐚𝐦𝐢𝐥𝐲 𝐇𝐚𝐩𝐩𝐢𝐧𝐞𝐬𝐬 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang