Chapter 72: Ketika Papa Jun Overthinking

1K 106 159
                                    

Malam ini terlihat Junkyu dan Mashiho yang sedang duduk bersebelahan di sofa ruang tengah. Mama Cio dan Papa Jun ingin menonton Drama Korea bersama atas permintaan si Mama Kesayangan.

Omong-omong para bayi sudah berjelajah di Pulau Kapuk mereka. Jadi sekarang saatnya Mama dan Papa menghabiskan waktu berdua.

"Kakak beneran belum ngantuk?", tanya Mashiho pada Junkyu yang sudah duduk dengan anteng di sebelahnya.

"Iyaa sayangku. Ayo nonton, Kakak temenin di sini", jawab Junkyu sembari memakan buah-buahan yang sudah sang istri hidangkan.

"Okay, nontonnya dua episode aja dulu. Nanti di lanjutin lagi besok"

"Mau nonton drama korea yang mana, love?", tanya Junkyu.

"Mau rewatch Miss Hammurabi, Kak", jawab Mashiho yang kini sudah fokus pada layar persegi di hadapannya.

Junkyu terlihat merenung saat mendengar jawaban yang di lontar kan sang istri.

"Drama tentang Hakim itu ya?", tanya Junkyu.

"Ya benar sekali suamiku", jawab Mashiho yang sudah kembali menyeruput jus semangkanya.

Junkyu menatap sang istri begitu lekat.

"Love", panggil Junkyu.

"Iya Kak?", balas Mashiho.

"Kamu ada perasaan nyesel ga karena udah melepas karir kamu demi Kakak dan anak-anak?", tanya Junkyu tiba-tiba.

Mashiho yang mendengar lontaran pertanyaan itu seketika menoleh ke arah sang suami.

"Kok nanya nya gitu?"

"Kakak seketika mikir, dulu kamu belajar dengan giat dan berusaha keras untuk menjadi seorang Hakim. Tapi Kakak tiba-tiba datang di saat kamu lagi ada di puncak karir kamu. Apalagi Kakak tau kalau kamu cinta banget sama profesi kamu dulu. Kakak ga bisa lupain gimana bahagianya kamu dulu pas pertama kali pakai Toga Hakim yang selalu kamu impikan. Kamu berusaha keras untuk meraih cita-cita kamu. Tapi karena Kakak---"

"Sstttt jangan ngomong gitu. Kok malah nyalahin diri Kakak sendiri?", Mashiho memotong perkataan Junkyu.

"Aku minta maaf ya karena motong omongan Kakak, tapi aku ga mau denger kata-kata itu. Aku ga mau Kakak terus lanjutin omongan yang hanya akan membuat Kakak sedih nantinya", Mashiho merangkul lengan kiri Junkyu.

"Denger baik-baik ya suamiku, aku itu bahagia dengan diri aku yang sekarang. Semua yang Kakak bilang tadi memang benar. Aku memang menyukai profesi aku yang dulu, aku belajar dengan giat dan berusaha keras untuk meraih cita-citaku. Tapi satu hal yang perlu Kakak tau, aku juga bahagia dengan diriku yang sekarang. Amat sangat bahagia. Aku bahagia karena bisa menjadi istri dan ibu dari anak-anak kita berdua. Rasanya ga ada yang lebih membahagiakan dari apa yang aku rasakan sekarang. Dulu aku memang bahagia saat menjadi seorang Hakim, tapi sekarang aku lebih bahagia karena bisa menjadi seorang istri dan ibu. Aku sadar ga semua orang bisa menjadi seorang ibu dan aku sangat bersyukur karena Yang Maha Kuasa memilih aku sebagai salah satu hamba-Nya yang di percaya untuk di titipkan dua malaikat yang lucu dan menggemaskan. Aku juga bahagia karena di takdir kan untuk menjadi istri kamu. Aku benar-benar bersyukur atas segala anugerah itu"

Mashiho ikut menatap mata Junkyu dengan lekat.

"Dan Kakak harus tau, aku sama sekali ga pernah merasa menyesal karena udah melepas karir aku. Aku ikhlas keluar dari pekerjaan aku demi keluarga kita. Dulu, aku pernah berjanji sama diri aku sendiri, jika aku menikah nanti aku akan menyerahkan diri aku sepenuhnya untuk mengurus keluarga kecil aku. Aku akan menyerahkan diri aku sepenuhnya untuk berbakti pada suami dan menjadi ibu dari anak-anak aku. Sama kayak kamu, sumber kebahagiaan aku sekarang itu ada di rumah kita. Sumber kebahagiaan aku itu adalah kamu dan anak-anak. Jadi aku harap Kakak ga pernah mikir dan ngomong kayak tadi lagi. Jangan menyalahkan diri Kakak. Karena aku bahagia dengan diriku yang sekarang. Aku merasa sangat bahagia karena telah menjadi istri kamu dan menjadi ibu dari anak-anak kita. Sampai sini paham kan, suamiku?", Mashiho menyunggingkan senyum tulusnya.

[✔]𝐊𝐢𝐦'𝐬 𝐋𝐢𝐭𝐭𝐥𝐞 𝐅𝐚𝐦𝐢𝐥𝐲 𝐇𝐚𝐩𝐩𝐢𝐧𝐞𝐬𝐬 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang