Chapter 20: Ngompol

1.1K 115 60
                                    

Pagi ini si kecil Ruto terbangun dari tidurnya dengan perasaan resah.

Bagaimana tidak resah? Di saat ia terbangun dari tidurnya, ia sudah mendapati kasur dan seprai nya dalam keadaan basah, begitupun celana yang ia kenakan.

"Yuto ngompoy?", tanya nya pada diri sendiri dengan nada tidak percaya.

"Yuto kan cudah yama tidak ngompoy di kacuy, kok cekayang ngompoy yagi?"

Ya ampun bagaimana ini? Haruto takut Mama akan marah jika tahu dirinya mengompol di tempat tidur. Rasanya sudah setahun lebih Haruto tidak pernah ngompol lagi. Tetapi mengapa sekarang? Mengapa di saat ia akan menjadi seorang Kakak ia kembali mengompol di tempat tidur?

Haruto berpikir untuk segera mencari bala bantuan.

Siapa gerangan yang bisa ia mintai tolong untuk mengurusi kasus ngompol nya ini?

Mama tidak mungkin.

Hanya satu harapan Ruto.

Papa!

Iya Papa. Papa pasti bisa membantunya.

Perlahan ia turun dari atas tempat tidurnya dan melangkah keluar kamar untuk mencari sang Papa. Meskipun batita itu berjalan dengan sedikit susah payah menahan rasa tidak nyaman dari sensasi basah di celana yang ia kenakan, Haruto tetap membawa kaki-kaki kecilnya melangkah keluar mencari pertolongan dari sosok Papa.

Haruto tidak kepikiran lagi untuk mengganti celana, ia keburu takut di ciduk Mama karena kembali mengompol.

Haruto dengan langkah pelan memasuki kamar kedua orangtuanya. Dapat di lihat nya sang Papa yang masih tertidur.

Di mana Mama?

Haruto mendengar suara gemericik air dari arah kamar mandi.

Gawat! Mama sudah bangun! Haruto harus bertindak dengan cepat.

Haruto berjalan ke sisi tempat tidur sang Papa.

"Papa bangun toyongin Yuto", si kecil Haruto dengan pelan mengguncang lengan sang Papa. Berharap Papa nya itu segera membuka mata.

"Papa toyongin Yuto hikc", isakan si kecil mulai terdengar. Jari telunjuknya yang kecil menekan pipi Junkyu.

"Papa ayo bangun huhuu"

Junkyu yang merasa terusik lantas membuka matanya dan terkejut melihat wajah sang anak yang sudah menatapnya dengan mata berkaca-kaca.

"Ruto kenapa? Kok nangis?", tanya Junkyu yang kini mengubah posisinya menjadi duduk.

Matanya menoleh ke arah jam dinding. Masih pukul 05.45. Ia ingat tadi terbangun pukul 04.30 dan kembali tertidur lima belas menit yang lalu. Tentunya setelah menyelesaikan kewajibannya. Junkyu kan imam yang baik untuk keluarganya.







Ok back to topik







"Papa toyongin Yuto. Ayo ikut Yuto ke kamay", si kecil Haruto dengan tidak sabaran menarik tangan Junkyu agar mengikutinya.

Junkyu yang meski masih mengumpulkan nyawa tetap mengikuti langkah sang anak.

Sesampainya di kamar si kecil, Haruto menunjuk ke arah kasur nya.

Kesadaran Junkyu terkumpul sempurna saat melihat kasur dan seprai sang anak yang sudah basah.

"Kok basah? Atap kamar Ruto bocor?", Junkyu mendongak guna melihat plafon kamar. Tapi ternyata tidak ada yang bocor.

Lantas dari mana air ini berasal sampai bisa membasahi kasur dan seprai Haruto?

"Ruto menumpahkan air?"

[✔]𝐊𝐢𝐦'𝐬 𝐋𝐢𝐭𝐭𝐥𝐞 𝐅𝐚𝐦𝐢𝐥𝐲 𝐇𝐚𝐩𝐩𝐢𝐧𝐞𝐬𝐬 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang