Chapter 104: Malaikat Tak Bersayap

844 104 175
                                    

Sore ini terlihat Mashiho, Haruto dan baby Junghwan yang berada di teras rumah guna menunggu kepulangan Junkyu dari kantor.

Ketiganya duduk di atas karpet kecil yang sudah di gelar oleh Mama sebagai tempat mereka duduk dan bermain sembari menunggu Papa.

Haruto menatap sang Mama yang tengah membantu adiknya bermain ring donat.

"Mama", panggil Haruto.

"Iya sayang, ada apa?", tanya Mashiho sembari menatap ke arah sang putra sulung.

"Yuto mau ngomong beydua sama mama. Boyeh nda?", tanya Haruto.

Mashiho mengulas senyum manisnya saat mendengar pertanyaan dari sang anak.

"Boleh dong sayang, mama seneng banget kalau Ruto ajakin mama ngomong berdua kayak gini. Ayo sini deketan sama mama. Mau ngomong apa hmm?", tanya Mashiho antusias namun tetap dengan nada lembutnya.

Senyum Haruto ikut mengembang saat melihat respon sang Mama.

"Wani nda?", celetuk baby Junghwan sembari menunjuk dirinya sendiri.

Haruto refleks tertawa saat mendengar pertanyaan dari adik bayinya.

"Hi..hi..hi.. Adik bayi juga mau ikut ngomong sama Mama dan Kakak Yuto ya?", tanya Haruto.

"Iyaa~"

"Boyeh, tapi sekayang Kakak Yuto ngomong duyu sama mama ya, seteyah ini bayu kita ngomong beytiga. Adik bayi sekayang main donat duyu yaa~", bujuk Haruto.

Baby Junghwan memperlihatkan dua gigi atas dan dua gigi bawahnya pada Mama dan Kakak.

"Oteyyy~", jawab baby Junghwan.

Tak lupa memberikan jari jempol pada Mashiho dan Haruto kemudian kembali fokus pada permainan ring donat di hadapannya.

"Adik bayinya Kakak Yuto yucu sekayiiii~", ujar Haruto gemas setelah memberi kecupan di pipi bulat baby Junghwan.

"Wani yucu tima acih~"

Mashiho yang melihat interaksi manis dan menggemaskan itu sudah ikut mengulas senyum tulus keibuannya.

Melihat anak-anaknya yang di penuhi rasa kasih sayang ini membuatnya merasa sangat bahagia.

"Yuto boyeh ngomong sekayang mama?", tanya Haruto yang kini sudah kembali menatap Mashiho.

"Iya sayang, boleh kok"

"Yuto mau tanya sama mama"

"Ruto mau tanya apa hmm?"

"Yuto peyhatikan mama sejak kemayin. Mama teyus mengeyjakan pekeyjaan yumah yang banyak sekayi. Mama memasak sayapan, memasak makan siang dan makan mayam untuk Papa, Yuto dan adik bayi. Mama juga teyus membeysihkan yumah. Pekeyjaan yumah itu banyak sekayi. Seyain membeysihkan yumah, mama juga menguyus Yuto dan adik bayi. Mama membeyi makan, teyus memandikan Yuto dan adik bayi, seteyah itu menemani Yuto dan adik bayi beymain, menemani Yuto dan adik bayi juga untuk bobo siang. Seteyah itu mama menunggu Yuto dan adik bayi bangun, teyus di mandikan yagi, di beyi makan dan di ajak beymain beysama. Banyak sekayi yang mama keyjakan. Mama nda meyasa pusing dan yeyah?", tanya Haruto tiba-tiba.

Sepasang mata jernih itupun sudah menatap sang Mama dengan lekat.

Hati Mashiho seketika menghangat saat mendengar penuturan panjang dari putra sulung nya.

Tak pernah Mashiho menduga jika ia akan mendapatkan pernyataan dan pertanyaan seperti ini dari bayinya.

"Mama juga biasa nda bobo siang, padahay pasti mama meyasa mengantuk sepeyti Yuto dan adik bayi. Teyus kayau Yuto dan adik bayi menghambuykan mainan dan membuat yumah menjadi kotoy, mama nda peynah mayah pada Yuto dan adik bayi. Kayau Yuto dan adik bayi sudah menghambuykan mainan, mama pasti akan membeysihkan yagi teyus ajak Yuto dan adik bayi untuk membeysihkan mainan nya sama-sama, mama ngomongnya seyayu baik dan yembut sekayi. Mama nda peynah mayah-mayah pada Yuto dan adik bayi. Mama nda peynah teyiak-teyiak ke Yuto dan adik bayi. Mama seyayu sabay kayau Yuto dan adik bayi beybuat nakay. Kayau Yuto dan adik bayi nakay, pasti mama akan ajak Yuto dan adik bayi untuk bicaya baik-baik. Mama juga seyayu menguyus papa dengan baik. Setiap papa puyang dayi kantoy, pasti mama sudah siapkan makanan dan aiy hangat untuk papa pakai mandi", tambah Haruto.

[✔]𝐊𝐢𝐦'𝐬 𝐋𝐢𝐭𝐭𝐥𝐞 𝐅𝐚𝐦𝐢𝐥𝐲 𝐇𝐚𝐩𝐩𝐢𝐧𝐞𝐬𝐬 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang