Chapter 23: Awan Mendung

972 104 60
                                    

Pagi ini cuaca lumayan mendung, suhu di pagi hari ini pun masih terasa dingin padahal waktu sudah menunjukkan pukul tujuh. Sepertinya sebentar lagi hujan akan turun.

Junkyu terlihat membuka pintu kamar sang anak.

"Eh si bayi masih tidur ternyata, pantesan ga ada suara-suara rusuh nan cadel kayak biasanya", monolog Junkyu yang sudah melangkahkan kaki nya mendekati tempat tidur si kecil Haruto.

Junkyu memperhatikan wajah damai sang anak yang masih dengan lelapnya menutup mata, tangannya pun sudah bergerak usil menoel pipi gembil sang anak.

"Papa berangkat kerja dulu ya bayii, jagain mama di rumah, okay jagoan", Junkyu mengecup kening bayi jagoannya dan memperbaiki letak selimut di tubuh mungil itu.

Haruto terlihat tidak terusik dengan kehadiran dan apa yang di lakukan sang Papa terhadapnya.

"Kak? Di sini ternyata, aku cariin di depan pantesan ga ada", Mashiho muncul di muka pintu kamar dan ikut melangkah ke dalam mendekati Junkyu dan putra mereka.

"Udah pamitannya?", tanya Mashiho setelah berada di sebelah Junkyu.

"Udah dong mama. Tapi si bayi nih masih tidur, ga ke usik sama sekali, padahal pipinya udah di toel-toel", adu Junkyu.

"Ngantuk itu anaknya, Kak. Kakak juga udah waktunya berangkat, nanti telah loh", Mashiho memperingati.

"Rasanya Kakak males deh berangkat kerja, dingiinn. Pengen di rumah aja bareng kamu sama si bayi", Junkyu mencebikkan bibirnya.

"Ga boleh gitu, Papa. Ga boleh males-males. Nih lihat ada tiga kepala yang harus dinafkahi. Ada aku, si bayi Ruto dan ini satu lagi di dalam perut", Mashiho mengelus perutnya.

Bibir Junkyu yang tadi mencebik kini tersenyum kembali.

"Gemesnyaaa istriku~ Peluk dulu ya buat isi tenaga", pinta Junkyu dengan ekspresi memelas.

Mashiho mendengus namun tetap merentangkan tangannya.

Junkyu yang melihat itu tidak menyia-nyiakan waktu. Si kepala keluarga Kim itu segera masuk ke dalam pelukan sang istri tercinta.

Mashiho menepuk pelan punggung Junkyu.

"Aku tahu terkadang Kakak ngerasa jenuh sama pekerjaan Kakak di kantor, tapi satu hal yang harus Kakak tahu. Aku di sini akan selalu mendukung dan menyemangati Kakak di saat Kakak ngerasa cape sama semuanya. Kakak punya aku, Ruto dan satu aegi lagi yang akan lahir dan menjadi penyejuk hati Kakak di kala jenuh sama semua pekerjaan. Bukan cuma Kakak, tapi Ruto dan aegi juga akan selalu jadi penyejuk hati aku. Kakak punya kita sebagai rumah tempat Kakak pulang melepas penat. Kakak juga bisa berbagi masalah Kakak sama aku. Aku mau kita sama-sama bahagia. Jadi tetap semangat ya, Kak Ajun. Kakak hebat dan perjuangan Kakak selama ini buat keluarga ga akan sia-sia"

Junkyu semakin mengeratkan pelukannya setelah mendengarkan semua penuturan Mashiho.

Mashiho benar. Junkyu punya keluarga kecilnya sebagai tempat ia pulang. Dirinya berjuang demi keluarga yang amat ia sayangi. Tidak ada hal yang lebih berharga di banding keluarga kecilnya.

"Terima kasih juga untuk segalanya, love. Terima kasih karena selalu menjadi penyemangat dan menguatkan aku di segala situasi. Tanpa kamu dan anak-anak, mungkin aku ga akan bertahan sampai sejauh ini. Aku kuat karena kalian, terutama karena kamu. Terima kasih karena ga pernah bosen buat selalu mengingatkan aku. Aku minta maaf kalau terkadang masih bersikap kekanakkan. Aku adalah suami paling beruntung di dunia karena bisa menjadi pendamping hidup kamu, sosok luar biasa yang sangat pengertian dan selalu menjadi penenang hati aku di segala situasi apapun"

Mashiho tersenyum.

"Iya Kakak. Jadi udah semangat lagi kan buat berangkat kerja? Udah selesai isi tenaganya?"

"Hu'um", Junkyu mengangguk di dalam pelukan sang istri.

Pelukan keduanya kemudian terlepas.

Junkyu membawa kedua tangannya untuk menggenggam jemari Mashiho.

"Bahkan aku rasa aku bisa jadi superhero paling kuat selama aku punya kamu, love"

Mashiho tertawa geli. Suaminya ini ada-ada saja.

"Udah ah, berangkat kerja gih. Nanti bisa telat loh. Pak Bos harus udah ada di kantor sebelum karyawannya datang. Apa kata dunia kalau Pak Bos nya telat"

"Umumumuuu istri gemesku~ Iya ini mau berangkat kok. Titip si bayi Ultraman sama aegi ya Mama. Papa mau pergi mencari pundi-pundi rupiah, segenggam beras dan sekotak mainan buat para bayi"

"Semangat kerjanya Papa, cari cuannya yang banyak ya xixi"

"Yes, sweety"

"Sweety udah kek merek popok aja", celetuk Mashiho.

Junkyu tertawa, niat hati ingin memanggil dengan sebutan yang romantis, malah jadi lawak begini karena celetukan si manis kesayangan.

"Ayo aku anter ke depan", ujar Mashiho lagi.

Junkyu mengangguk.

Akhirnya Mama dan Papa kesayangan Ruto berjalan dengan bergandengan tangan menuju depan rumah guna mengantar kepergian sang Papa ke kantor.

Sementara itu si kecil Haruto menggeliat dan membuka matanya perlahan meski dengan sedikit susah payah.

"Tadi Yuto dengay ada cuaya mama dan papa. Yuto cepeytinya cuma mimpi ya", dan si kecil Haruto kembali menutup matanya.

Cuaca mendung pagi ini rasanya ingin membuat Haruto untuk terus tidur, berat rasanya membuka mata walau hanya sekejap.

Tertiup angin sedikit, terlelap sudah bayi Ultraman nya Papa Jun dan Mama Cio itu.










[🐨🍀🦋]

Buat semua teman-teman yang merasa jenuh dengan segala pekerjaan dan rutinitas sehari-hari, tetap semangat ya semuanya✨

Perjuangan kita tidak akan berakhir sia-sia, semuanya akan berbuah manis jika kita selalu sabar menghadapi segala macam permasalahan dan rintangan yang ada🤗

Terkadang kita merasa dunia ini terlalu jahat dan tidak berpihak kepada kita, tetapi percayalah itu cara Tuhan untuk menguatkan dan mendewasakan kita💕

Be strong, yeorobundeul💪🏻

Terus yakinkan diri jika kita bisa melewati segalanya✨

FIGHTING!!!
🔥🔥🔥

-Arinaqueens🌼-



[✔]𝐊𝐢𝐦'𝐬 𝐋𝐢𝐭𝐭𝐥𝐞 𝐅𝐚𝐦𝐢𝐥𝐲 𝐇𝐚𝐩𝐩𝐢𝐧𝐞𝐬𝐬 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang