Chapter 27: Begadang dan Hilangnya Charlie

1.1K 105 107
                                    

Waktu sudah menunjukkan pukul sebelas malam namun si kecil Ruto tak kunjung bisa menutup mata.

"Yuto nda bica bobo", lirihnya yang sudah berguling-guling di atas tempat tidur.

Akhirnya si kecil Ruto memilih untuk turun dari atas tempat tidur dan membawa tubuhnya menuju kamar kedua orangtuanya.

Haruto berusaha keras untuk membuka pintu kamar Mama dan Papa dengan cara menjinjitkan kedua kaki mungilnya.

Setelah pintu berhasil terbuka, Haruto dapat melihat kedua orangtuanya juga belum tidur sama sepertinya dan terlihat Papa sedang memijat kaki Mama yang sedang bersandar di kepala ranjang.

"Mama Papa, Yuto nda bica bobo", Haruto melangkah menuju tempat tidur serta ikut bergabung bersama Mashiho dan Junkyu.

"Sini sayang", Mashiho menepuk tempat di sebelahnya agar Haruto mendekat.

"Ruto belum ngantuk makanya belum bisa bobo ya?", tanya Mashiho lembut.

"Iyaa mama", jawab si kecil Ruto yang sudah menyandarkan tubuhnya di lengan kanan sang Mama.

"Padahal bayi udah harus tidur jam segini, ga boleh ga bobo", celetuk Junkyu yang masih dengan telaten memijat kaki Mashiho.

"Tapi Yuto beyum ngantuk tauuu. Papa juga kenapa beyum bobo? Papa kan cudah dewaca jadi hayuc bobo kayena becok peygi keyja", balas Haruto.

"Karena Papa juga belum ngantuk makanya belum bobo", jawab Junkyu dengan santai nya.

"Huuu cama caja", seru Haruto.

"Mama juga kenapa beyum bobo? Beyum ngantuk ya?", tanya si kecil yang kini menatap sang Mama dengan mata polosnya yang bersinar.

"Iya mama juga belum ngantuk, sama seperti Ruto", jawab Mashiho sembari mengelus surai halus sang putra.

"Adik bayi udah bobo beyum?", tanya Haruto lagi.

"Coba tanya ke adik bayi nya", jawab Mashiho.

Haruto yang mendengar ucapan sang Mama lantas mendekatkan wajahnya tepat ke perut Mashiho.

"Adik bayi udah bobo beyum?", bisik Haruto dengan ekspresi serius dan mendekatkan telinganya ke perut sang Mama.

"Apa kata adik bayi nya?", tanya Junkyu penasaran.

"Katanya adik bayi udah bobo, Yuto dengay bunyi ngoyoknya hi..hi..hi.."

Junkyu tertawa lepas saat mendengar ucapan polos sang anak.

"Ahahahahaaahaa adik bayi mana bisa ngorok, Ruto kali yang ngorok kalau bobo", ujar Junkyu.

"Emang iya? Yuto kayau bobo ada bunyi ngoyoknya?", tanya Haruto dengan ekspresi tak percaya.

"Iyaa bener, mana keras banget bunyinya sampai kedengaran satu rumah. Coba tanya mama", jawab Junkyu dengan senyum usil.

"Iyaa mama? Yuto ngoyok keyac cekayi?", tanya Haruto yang kini kembali memeluk lengan sang Mama.

"Ga pernah Ruto ngorok, Ruto bobo nya kan anteng, pinter. Papa cuma becandain Ruto kok. Tuh lihat Papa udah ketawa diam-diam sampai pegangin perut", ujar Mashiho sambil melihat ke arah Junkyu yang sudah memegang perut sambil tertawa diam-diam.

Haruto ikut melihat ke arah sang Papa.

"Ich Papa uciyin Yuto yaa?", seru Haruto.

"Ngga tuh, pede nih si bayi di usilin. Ruto geseran, Papa juga mau denger suara ngoroknya adik bayi di perut mama"

Mendengar itu si kecil Ruto lantas semakin merapatkan tubuhnya dengan sang Mama agar Papa bisa lebih dekat dengan perut Mama.

"Haii aegi, ini Papa. Kata Kak Ruto tadi aegi ngorok. Emang iya? Papa mau denger dong", Junkyu mendekatkan telinga nya ke perut Mashiho seperti yang di lakukan Haruto tadi.

[✔]𝐊𝐢𝐦'𝐬 𝐋𝐢𝐭𝐭𝐥𝐞 𝐅𝐚𝐦𝐢𝐥𝐲 𝐇𝐚𝐩𝐩𝐢𝐧𝐞𝐬𝐬 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang