"Mama", panggil si kecil Haruto sembari mengucek kedua matanya. Si Kakak Ruto baru saja bangun dari tidur siangnya.
Mashiho yang sedang menonton televisi lantas mengalihkan pandangannya ke arah si sulung yang berjalan dengan sedikit sempoyongan ke arahnya.
"Kakak Ruto udah bangun sayang? Ayo sini"
"Hikc hikcc mama", si kecil Haruto tiba-tiba terisak.
Mashiho yang melihat sang anak menangis dengan sigap mendekati Haruto dan membawa si Kakak ke dalam gendongannya.
"Ruto kenapa, sayang?"
"Yuto mimpi buyuk mama hikcc hikcc huhuuu. Yuto cedih cekayii", jawabnya.
Mashiho kembali duduk di atas sofa bersama dengan si kecil yang berada di gendongannya.
"Hikcc hikcc"
Mashiho dengan sayang mengelus punggung berkeringat Haruto.
"Nangis aja dulu ya sayang. Mama tungguin sampai Ruto selesai nangisnya", tutur Mashiho.
Mashiho mengerti, pasti perasaan sang anak sedang campur aduk sekarang. Orang dewasa saja jika mengalami mimpi buruk pasti perasaannya menjadi tidak karuan, apalagi yang mengalami mimpi buruk adalah anak seusia Haruto.
Selama sepuluh menit si kecil Ruto menangis di dalam pelukan sang Mama dan Mashiho dengan sabar menunggu sang anak menyalurkan emosinya melalui tangisan.
Saat di rasa sang anak mulai tenang, Mashiho kembali membuka suara.
"Udah sayang nangisnya?", dengan lembut Mashiho bertanya.
Haruto menganggukkan kepalanya.
"Cudah hikc mama"
"Mana tangan kanannya?"
Haruto memberikan tangan kanannya.
"Ruto elus dadanya dengan tangan kanan dan ucapkan sabar~", Mashiho mempraktekkan bagaimana mengelus dada menggunakan tangan kanannya tak lupa mengucapkan kata sabar.
Si kecil Haruto mengikuti gerakan sang Mama.
"Hikc hikcc cabay, Yuto cabay~", lirihnya dengan mata berkaca-kaca.
Ruto ingat, Mama pernah mengatakan jika itu adalah kalimat ajaib yang akan membuat Haruto merasa semakin tenang.
"Yuto cabay yaa mama", ujar Haruto yang sudah kembali mengusap matanya menggunakan punggung tangan.
"Ini Ruto minum dulu", Mashiho membantu si kecil Haruto untuk meminum air putih dari gelas miliknya yang berada di atas meja.
Tak lama setelah itu, Haruto kembali memeluk tubuh hangat sang Mama.
"Ruto sudah mau bercerita pada Mama tentang mimpi buruk Ruto tadi?", tanya Mashiho yang sudah mengelus surai halus sang anak.
"Iya mama", jawab Haruto.
Mashiho dengan sabar menunggu sang anak memulai ceritanya.
"Yuto ceyitanya cambiy peyuk mama ya"
"Iyaa", jawab Mashiho.
"Tadi Yuto mimpi buyuk. Yuto mimpi adik bayinya Yuto di ambiy pecawat ayien, teyuc adik bayi di cuyap meyeka jadi donat, teyuc adik bayi di bawa puyang yagi ke yumah. Pac Yuto mau campeyin adik bayi mau main bayeng, adik bayinya Yuto cudah di makan cemut huhuhuuu mama Yuto cedih cekayi yiat adik bayi di cuyap jadi donat teyuc di makan cama cemut. Cemut nakay kayena makan adik bayinya Yuto", cerita Haruto dengan wajah memerah.
"Teyuc teyuc, Yuto cedih cekayi yiat adik bayi donat nangic kayena di makan cemut. Yuto cudah uciy cemut nya tapi cemut nya nda mau peygi dayi adik bayi huhuhuuu. Maca adik bayinya Yuto jadi donat teyuc di makan cama cemut-cemut yang nakay"
Sebentar.
Mashiho jadi bingung ingin menangis atau tertawa karena cerita dari si bayi sulung nya yang sedang di landa rasa sedih ini.
Apa tadi? Adik bayi Hwanie di ambil alien terus di sulap jadi donat? Setelah itu adik bayinya kembali pulang ke rumah terus di makan semut?
Ya ampun random sekali mimpi bayi sulung nya ini.
Mashiho benar-benar ingin tertawa karena Haruto, tetapi tidak boleh. Mashiho harus menahan tawanya. Tidak pantas rasanya ia tertawa di atas penderitaan yang sang anak rasakan karena mimpi buruknya barusan.
Pada akhirnya Mashiho hanya bisa tersenyum sembari terus mengelus surai Haruto.
"Ruto sayang, dengarkan mama ya", tanya Mashiho.
"Iya mama", jawab Haruto.
"Begini, yang Ruto alami barusan itu cuma mimpi. Mimpi itu namanya juga bunga tidur dan sering terjadi di alam bawah sadar kita. Mimpi itu sering datang kalau kita sedang tidur"
"Itu bukan kenyataan kan, mama? Adik bayinya Yuto nda akan di cuyik ayien teyuc di cuyap jadi donat kan mama?"
"Iya sayang. Itu cuma mimpi, bukan kenyataan. Adik bayinya Ruto tidak akan berubah menjadi donat. Baby Hwanie akan tetap menjadi adik bayinya Ruto yang menggemaskan", jawab Mashiho yang membuat Haruto seketika merasa lega.
"Adik bayi macih bobo nyenyak di kamay", ujar Haruto lagi.
"Ayo kita samperin baby Hwanie. Ga lama lagi pasti baby Hwanie nya bangun", ajak Mashiho.
"Ayo mama"
"Ruto mau mama gendong atau mau jalan aja?"
"Yuto mau jayan caja, Yuto kan cudah becay. Mama gendong adik bayinya Yuto caja kayena adik bayi beyum bica jayan cepeyti Yuto"
Mashiho dengan gemas mengecup permukaan wajah si bayi sulung nya dan Junkyu.
"Anak mama manis sekali"
"Hi..hi..hi.. Mama nya Yuto juga manic cekayi, adik bayi juga~"
"Kalau Papa?", tanya Mashiho.
"Papa ndaa hi..hi..hi.."
Mashiho hanya bisa tertawa mendengar penuturan sang anak.
[🐨🍀🦋🐮]
Serius yaa Author tuh rasanya pengen ketawa mulu karena reaksi readers di book ini sama book sebelah itu beda banget😂
Book ini reaksinya: 😊🥰😍🤗😇💕✨
Book sebelah reaksinya: 😣😏😫😤😡🔥
Mood banget sumpah😂
-Arinaqueens🌼-
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔]𝐊𝐢𝐦'𝐬 𝐋𝐢𝐭𝐭𝐥𝐞 𝐅𝐚𝐦𝐢𝐥𝐲 𝐇𝐚𝐩𝐩𝐢𝐧𝐞𝐬𝐬
FanfictionSelamat Datang di Dunia Papa Ajun, Mama Cio, Kakak Ruto dan Baby Hwanie✨ 🐨🍀🦋🐮 ✨ Warning GS❗