"Aku ingin begini aku ingin begitu, ingin ini ingin itu banyak sekali~", senandung si Pangeran Kecil sembari mengaduk ramuan hijau yang berasal dari dedaunan di dalam botol kecil yang sudah ia gunting menjadi setengah bagian.
"Kakak Dobby, lamuan nya sudah siap atau belum?", Jeongwoo berjalan menghampiri Doyoung dengan membawa segenggam pasir di tangan.
"Belum, Jeje. Mana serbuk ajaib yang Kak Dobby minta?", tanya Doyoung.
"Ini selbuk ajaibnya", Jeongwoo memasukan pasir tersebut ke dalam piring mainan milik Chenle.
"Terima kasih ya, Je. Oh iya, Kak Dobby mau minta tolong lagi. Boleh ga?", tanya Doyoung.
"Boleh boleh boleh, Kak Dobby mau minta tolong apa?"
"Tolong bantuin Ruto ambil daun lagi ya, bahan ramuannya kurang", ujar Doyoung.
"Okeyy. Luto nya sekalang di mana?"
"Itu di sana", tunjuk Doyoung ke arah Haruto yang sedang berjongkok di semak-semak.
"Jeje ke Luto dulu ya, Kak Dobby", pamit Jeongwoo.
"Hati-hati di jalan ya, Dayang Jeje"
"Telima kasih, Kakek Sihil", balas Jeongwoo yang langsung berlari menghampiri Haruto.
"EH INI PANGERAN DOBBY, BUKAN KAKEK SIHIR YA ADIK BAYI!", koreksi Doyoung yang tentu saja tidak di pedulikan oleh Jeongwoo.
"Sabal Dobby, nda boleh malah-malah. Nanti cepat tua sepelti kakek-kakek", celetuk Chenle yang sedang mematahkan ranting pohon sebagai topping nasi tanah nya.
"Kita kekulangan sendok. Jisungie, Kak Ochi, Damie dan adik bayi kok lama ya ambil sendok di lumah? Kok nda balik-balik?", tambah Chenle sembari menatap ke arah jalanan komplek.
"Tunggu sedikit lagi Lele, mungkin saja mereka sedang menghadapi musuh di jalan"
"Mmm benal juga. Okey deh"
"Luto, daun nya sudah dapat banyak atau belum? Kakak Dobby butuh daun untuk membuat lamuannya", ujar Jeongwoo pada Haruto.
"Belum banyak. Jeje tolong bantu Luto petik daunnya ya"
"Mmm okey"
Dua bayi berusia empat tahun tersebut nampak serius berjongkok di semak-semak sembari memetik daun untuk membuat ramuan ala bayi milik mereka.
Sedang serius-seriusnya memetik daun, tiba-tiba suara nyamuk mengusik ketenangan mereka berdua.
Ngiung~ Ngiung~
"Kok jadi banyak nyamuk?", monolog Haruto saat para nyamuk beterbangan di sekitarnya dan Jeongwoo.
Haruto mengalihkan pandangan ke arah Jeongwoo yang terlihat terdiam sembari mengangkat tangan kirinya yang sudah di hinggapi seekor nyamuk.
"Nyamuk, jangan gigit tangan Jeje. Mending kita belteman saja", monolognya.
Puk~
"ASTAGHFILULLAH LUTO", seru Jeongwoo dengan mata membulat lucu.
"Hng?"
"Kenapa Luto tepuk nyamuknya? Kasiaann~"
"Tapi nyamuknya gigit tangan Jeje, nanti gatay teyus meyah-meyah"
"Mmm benal juga, tapi kasiaaann"
"Apanya yang kasian? Kan nyamuknya sudah teybang"
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔]𝐊𝐢𝐦'𝐬 𝐋𝐢𝐭𝐭𝐥𝐞 𝐅𝐚𝐦𝐢𝐥𝐲 𝐇𝐚𝐩𝐩𝐢𝐧𝐞𝐬𝐬
FanfictionSelamat Datang di Dunia Papa Ajun, Mama Cio, Kakak Ruto dan Baby Hwanie✨ 🐨🍀🦋🐮 ✨ Warning GS❗