Enam Puluh

264 20 3
                                    


Pukul 3 pagi seluruh penghuni rumah Hendrawan sedang melakukan sahur bahkan Abi sekarang sudah sehat dan akan ikut berpuasa.

"Kamu nanti pulang saja kerumah suami mu nduk libur dulu kerjanya pasti nak Adit akan setuju kalau kamu libur dulu "ucap Sheila angkat bicara saat makan mereka sudah mulai selesai .

"Hm,maaf Bu adek pamit dulu ya maaf mbak nanti tolong mbak yang cuci piringnya ya aku buru-buru "ucap Shasha dan kayla pun mengangguk.

"Kamu bawa motor sendiri apa Clarissa yang boncengin kamu nduk?"tanya Hendrawan.

"Aku bonceng mbk Clarissa Pak ,dia yang mau sendiri."ucap Shasha dan Hendrawan mengangguk Shasha menyalami satu persatu orang kecuali Adit ia menganggap Adit seperti tidak ada.

Ia tahu Kayla pasti bisa mengatasi masalahnya sendiri.tapi ia juga janji apapun keputusan Kayla ia mendukung sekalipun Kayla meminta pisah dia juga bakal mendukung.

Ia pastikan kalau Kayla memilih melepaskan pernikahannya sekarang di masa depan Adit bakal terluka dan sangat kecewa dengan dirinya sendiri sudah melukai hari Kayla.

Kayla masih muda,cantik, baik ,cerdas ,lumayan jago masak apalagi coba hanya laki-laki bermata sliwer yang mau melepaskan Kayla hanya untuk perempuan di masa lalu.

Shasha langsung pergi saat sudah mengucap salam. Hari ini ia pergi pagi -lagi sekali dengan Clarissa mereka pergi untuk menemani Clarissa berbelanja di pasar.

Setelah sahur mereka semua sholat di masjid termasuk Abi juga ikut di masjid.

Saat berjalan pulang dari masjid dari arah belakang ada Darsono yang berjalan sendiri Darsono mempercepat jalannya.

"Loh nak Darsono sendirian ?"tanya Sheila ramah.

"Nggih Bu"jawab Darsono ramah.

"Ya sudah kita bareng aja nak,ngomong -ngomong hampir 1 Minggu nan Bapak Ndak lihat mas Darsono di masjid ya "ucap Hendrawan pada Darsono.

"Iya pak, 1 Minggu lalu saja dapat tugas dari atasan sama saya pulang ke rumah orang tua saya Pak jenguk mereka, kasihan kalau mereka yang jenguk saya disini mereka sudah tua. "ucap Darsono sopan.

" Iya betul kata mas Darsono, gimana kabar ayah sana ibu mu nak?"ucap Hendrawan bertanya lagi.

"Alhamdulillah baik Pak"ucap Darsono sopan.

Adit meneliti orang laki-laki yang saat ini sedang berbicara bersama Hendrawan laki-laki memakai sandal jepit, sarung kotak -kotak berwarna hijau tua,dengan baju Koko berwarna putih serta peci hitam yang di kenakan ia seperti sudah kenal sekali Dengan Hendrawan.

Dari tubuh yang kokoh ia menduga kalau laki-lakinitu berprofesi sebagai abdi negara entah polisi atau tentara.

"Pakdhe ini sudah mapan, gagah, tampan, baik kapan nikahnya?"ucap Kayla yang tiba -tiba ikut bersuara padahal ia tahu Darsono selalu menatap penuh cinta pada sang adek.

Tapi ia tahu sang adek saat ini belum memikirkan masalah berpacaran ataupun menikah muda.

Siapa juga yang menolak laki-laki macam Darsono tapi Darsono selalu menatap orang tajam dan tegas ,saat dengan orang lain kecuali orang yang lebih tua darinya dan juga sang adek yang selalu di tatap penuh cinta oleh Darsono.

"Nduk kok tanya begitu toh Ndak Baik loh nduk "ucap Sheila tak enak hati.

"Tapi benar juga dek ucapan Kayla mengingat mas Darsono ini selain ia sebagai abdi negara dia juga juragan kontakan, juragan tanah juga loh Bu. "ucap Hendrawan ikut bersuara.

"Doakan saja Pak, Bu semoga perempuannya mau langsung saya nikahi"ucap Darsono sopan.

"Aamiin "

"Oh iya sampai lupa kenalkan nak ini menantu bapak namanya Adit dan ini putranya Abi "ucap Hendrawan memperkenalkan Adit dan Abi.

TAKDIR CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang