Seratus Tiga

132 7 5
                                    

Vian duduk termenung di ruangannya ia masih tak menyangka bahwa Darsono atau yang ia kenal sebagai Hangga menyukai Shasha adek sepupunya sendiri .

Ia tahu perangai Darsono atau Hangga sendiri Ia tahu, karena Darsono sendiri juga memiliki perusahaan yang sama besarnya dengan milik Vian tapi Sangat jarang atau sulit bahkan hanya untuk biss bertemu dengannya .

Di tempat lain Darsono membawa Shasha masuk ke dalam mobilnya dan membawanya pergi ke klinik terdekat ia takut ada pecahan yang masuk ke dalam daging Shasha .

"Ini ndak Papa pakdhe saya mau kembali tolong antar saya ke sana lagi" ucap Shasha yabg langsung di tolak mentah-mentah oleh Darsono .

"Wes ora nduk mas takut ada apa- apa kamu diem aja mas anter ke klinik, kalau kamu nolak tak rabi sak iki kamu !" Ancam Hangga dan Shasha pun akhirnya diam dan menutut . Memang tak ada nada kasar atau marah tapi ucapan Darsono kali ini sangat serius .

Tak lama mobil Daraobo sampao di klinik dan Shasha sudah di tangani, Darsono terlihat sangat perhatian .

" Jangan lupa nanti obatmya di minum, nduk kamu ikut mas ke kantor dulu yo nanti tak anter pulang, mas cari pom bensin dulu mau ganti sragam "ucap Darsono .

" Saya pulang sendiri ajaPakdhe " tolak Shasha dan Darsono langsung mendekat ke arah Shasha dan membuat Shasha terdiam .

"Tolong turuti nduk, mas capek  belum istirahat sama sekali 2 hari ini tolong jangan membantah  " ucap Darsono yang memang terlihat lelah dan akhirnya Shasha memilih diam .

" Temani mas makan yo nduk mumpung jam istirahat mas belum usai "ucap Dsrsono dan Shasha hanya diam dan menurut .

Mereka berdua menuju ke sebuah rumah makan dan Darsono mengajak Shasha makan di sana .

Mereka berdua duduk di barisan paling pojok belakang dan mereka memesan menu yang hendak ia makan .

Ada nasi, cumi goreng crispy,  udang balado, terong crispy,  nasi ayam suwir kemangi , tahu tempe goreng,  sambel terasi  dan kerupuk tak lupa es teh kampul dan juga air mineral .

" Makan nduk "ucap Darsono dan akhirnya Shasha pun menurut karena ia juga merasa lapar .

Darsono dan Shasha makan dengan tenang , karena masakannya lumayan cocok di lidah Shasha .

" Nduk kamu ikut mas ke kantor ya nduk mas sudah ngomong sama Pak Hendrawan boleh nduk "ucap Daesono dan Shasha mencucu karena ia sedikit sebel dengan sang Bapak yang langsung aja setuju .

" Bapak iku piyo toh kok malah setuju sama ijinnya pakdhe Darsono, mana iki meh do bawa neng kantor aku iki males pol nyawang wong berpikiran sing ora-ora ."Shasha sedikit heran dwngan Hendrawan .

"Wes ndak usah mecucu ngunu nanti kalau mas khilaf bahaya. Wes ikut mas ke kantor dulu nanti pulang bareng mas " Putus Darsono dan Shasha hanya pasrah .

Akhirnya mereka langsung menuju ke kantor Darsono , di perjalanan sesekali Darsono mengawali membuka topik  tapi Shasha hanya menjawab singkat .

Tak lama mobil Darsono sampai di depan pos penjagaan dan Darsono membuka sedikit dan anak buah Darsono mempersilahkan Darsoni masuk dan tak sengaja  beberapa anak buahnya lihat sekilas wajah Shasha yang sedang menunduk .

"Wah sopo ya cewek yang duduk di samping komandan tadi ?

" Iya,  kayake masih muda banget tadi  mungkin keponakan komandan "

Dan masih banyak lagi cuitan anak buah Darsono yang tak ia ketahui .

Darsono mengajak Shasha turun dan masuk kedalam ruangan miliknya,  dan Shasha hanya mengikut Darsono masuk kedalam ruangan Darsono .

TAKDIR CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang