Seratus Lima Belas

103 4 1
                                    

Di sebuah kamar berwarna biru seorang perempuan cantik sedang menangis tiada henti.
Bahkan ia merasa sangat kecewa tapi apapun yang ia akan lakukan terasa sia-sia .

Di satu sisi ia ingin berontak tapi disisi lain ia tak mampu melakukan hal itu alhasil ia hanya bisa menanggia di dalam kamar.

Tok..... Tok.... Tok....

"Nduk buka pintunya, jangan seperti ini nduk apa kamu ndak kasihan sama Mami.
Hiks.... Hiks... Mami sudah bujuk Papi mu sayang tapi Papi ndak mau merubah keputusannya. " Ucap sang ibu di luar kamar.

Sang anak hanya berdiam diri di kamar sambil menanggis bahkan sudah hampir satu minggu sang anak tak masuk kuliah .

Hari ini Kayla terlihat cantik ia memakai celana kulot crinkle berwarna mocca dengan atasan memakai kemeja lengan pendek dengan aksen bordir di bagian dada berwarna putih dengan rambut yang ia gerai dengan wajah yang sudah memakai skincare dan sunscreen di tambah sentuhan liptint berwarna nute dengan memakai tas selempang berwarna hitam kecil berisi gincu, kaca kecil dompet dan ponsel.

Kayla datang ke rumah bersama Shila mereka naik motor dengan Shila, tak lupa mereka berdua juga membawa buah tangan .

Sampai di kediaman Hany mereka langsung di sambut baik oleh Mami Hany dan Mami Hany bercerita semuanya pada Kayla dan Shila .

"Tolong bantu tante nak Kayla Hany ndak mau keluar kamar sama sekali Tante takut dia kenapa-kenapa, Papinya juga kecewa tapi mau bagaimana lagi wong laki-laki nya mau tanggung jawab tentu Papinya juga setuju. " Ucap Mami Hany sambil menatap memohon ke arah Kayla.

"Maaf tante Kayla waktu kejadian tersebut benar-benar tidak dapat menolong Hany karena saya sendiri sudah pingsan.
Aku akan berusaha bantu Tante, boleh tante tunjukkan kamarnya nanti aku akan berusaha semaksimal mungkin tante bujuk Hany . "

Mami Hany mengangguk dan Shila juga minta maaf karena Shasha ada urusan dan belum bisa jenguk Hany sang Mami Hany pun mengangguk setelah tu mereka menuju ke kamar Hany.

"Dek buka pintunya ini mbak, kita bicara berdua dek jangan seperti ini kasihab Mami sama Papimu toh ya buka.
Mbak bawa brownies kesukaan mu dek ayo keluar mbak pegel ini pegang rotinya dan masih anget loh ini " Bujuk Kayla.

Hany di dalam kamar pun sedikit goyah pasalnya ia tahu betul bagaimana rasa rotinya dan ia yakin Kayla membelinya di tempat usaha Shasha .

"Duh kok mbak Kayla sihh, dia kan crewetnya minta ampun kek macem aku.
Bisa goyah nanti kalau dia bahas-bahas urusan kue-kue kesukaan ku tapi aku ndak mau sou keluar biar papi tahu kalau anaknya belum pengen kawin eh nikah maksudnya . "

"Buruan dek nanti keburu di habiskan Abangmu loh dia menuju kesini, mbak juga bawa donat, dan kue sobek loh dek kamu tahu sendiri seenak apa bukan , ayo buka kalau kamu ndak mau keluar ndak masalah mbak masik ke kamarmu asal kamu buka dulu pintunya " Ucap Kayla

"Mbak pulang aja aku ndak bakal buka pintunya! " Kekeh Hany padahal dalam kamar ia sebenarnya sedikit menyesal udah bicara begitu tapi apa boleh buat ia belum mauenyerah dan ia gengsi untuk bilang sejujurnya kaau ia tergiur apa yang di bawa Kayla.

"Duh Tante maaf ya Aku gagal bujuk Hany, ck kau ada adek mah aku yakin semua beres ini " Ucap Kayla tak enak hati.

"Wes biarkan aja dia di kamar, rotinya buat aku aja Key" Ucap kakak Hany yang memang datang dengan celana pendek selutut dan kaos oblong warna biru benhur.

"Nih, adek mu juga ndak mau tadi katanya " Ucap Kayla.

"Terus gimana Bang adek mu masak begini terus nanti dia kenapa-napa gimana Mami kan yo khawatir" Ucap Mami Hany .

TAKDIR CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang