Seratus Empat Belas

100 6 2
                                    


Hany pergi bersama laki-laki yang menolongnya. Di tempat duduknya ia terlihat gelisah, bahkan juga beberapa kali Hany bilang kalau yubugnya terasa panas.

"Om..... Tolong hidupin acc nya, ini panas banget" Pinta Hany Laki-laki yang mengemudi di samping Hany merasa janggal.

Dan mata laki-laki yang ada di sampingnya pun terbelalak melihat aksi Hany yang berusaha melepas dressnya .

"Edan kamu! Pasti ada yang ndak beres ini " Ucap laki-laki yang ada di samping Hany lalu ia malaju dengan kecepatan penuh menuju ke rumah miliknya yang sudah tak jauh dari jalan tersebut.

Laki-laki tadi langsung masuk ke halaman rumahnya dan ia meminta satpam di rumahnya untuk mengurysi mobilnya dan ia sigap menggendong Hany masuk ke dalam kamar mandi terdekat.

Entah keberanian dari mana Hany berani mengusap dada laki-laki yang menolongnya bahkan ia juga mencoum bi**r laki-laki tersebut dan ia juga berani meninggalkan jejak kepemilikan di leher laki-laki tadi.

Laki-laki itu sedikit terbawa suasana Lalu ia membalasbapabyang di lakukan Hany padanya tentu laki-laki tersebut tak bo**h apalagi di usianya yabgvsudah sangat matang tentu dia juga tahu.

Ahhhhh.....

Tak lama laki-laki itu langsung membawa Hany ke kamar mandi di luar kamar pada maid dan anak buah laki-laki itu tak berani bertanya.

"Apa yang sudah aku lakukan, bocah cantik jangan salahkan saya kalau setelah ini kamu tak bisa lepas dari saya! Karena kamu telah mengusik saya ! Ucap laki-laki tersebut sambil tersenyum ke arah Hany

Ia langsung tersadar dengan tadi tindaklanjuti yang ia lakukkan.
Karena tangan Hany terus saja bergerak ia langsung melepas dasi miliknya dan denga terpaksa ia menali tangan Hany dengan dasi.

Tapi mulut Hany masih terus mendesah dan bilang kalau dia kepanasan.
Tak kurang akal ia meminta Hany berendam dan dengan sengaja ia meminta salah satu maid mengambil beberapa es batu yang ada di freezer setelah itu Ia masukan ke dalam bak mandi dimana Hany berada.

Laki-laki itu menunggu Hany sampai dia tertidur, baru seteh itu ia meminta salah satu maid di kediamannya untuk membantu Hany dan tak lupa ia juga meminta membuatkan bubur serta minuman hangat untuk Hany kalau Hany sudah bangun.

Di tempat lain Shasha tak sempat memegang ponselnya karena Ibu Darsono merasa tak enak badan apalagi usia beliau juga sudah berumur.

"Ibu tilem mawon, Shasha pijitin Bu" Ucap Shasha dengan nada lembut.

"Sudah nduk ndak apa-apa, apa mas mu Bangga belum telfon kami sejak doa pergi nduk? " Tanya Bu Halimah.

"Dereng Bu, mungkin masih sibuk . Ibu mau Shasha telfon mas Praja? " Ucap Shasha lembut.

"Boleh nduk ibu kangen sama anak Mbarep ibu itu suka sekali ndak telfon ibu ,pakai ponsel mu aja ya nduk punya ibu habis tadi batrainya belum ibu cas " Ucap Bu Halimah Shasha mengangguk lalu mengambil ponselya.

Ia membuka ponselnya terdapat banyak sekali panggilan ia sedikit heran karena itu dari Kayla dan akhirnya memilih menelfon Darsono terlebih dulu dan nanti ia akan telfon balik Kayla. Shasha menyerahkan ponselnya pada Bu Halimah dan ia memilih ke kamar mandi karena kebelet pipis .

Benar saja tak lama berdering panggilan Shasha langsung di angkat oleh Darsono.
Itu juga membuat Bu Halimah geleng-geleng kepala.

"Assalamualaikum Dek, maaf ya dek belum sempet ngasih kabar "

"Waalaikumsalam, mbok ya kamu kasih kabar toh Le paling ndak yo sekali biar ibu sama genduk ndak berpikiran macem-macem toh. Kamu dimana sekarang? "

TAKDIR CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang