Sembilan Puluh Lima

143 6 1
                                    

Di tempat lain Shasha sedang duduk di sebuah pohon besar bersama dengan Hany mereka berdua menikmati makan pentol walupun murah tapi rasanya sangat menggugah selera.

Hany membeli pentol urat, telur puyuh dengan memakai saus cabai ,bumbu kacang ,kecap dan tak lupa 3 sendok sambal dan pentol tersebut masih panas .

Tak beda jauh dari Hany Shasha membeli pentol urat , telur puyuh dan biasa tapi ia hanya memakai saus cabai, 3 sambal dan sedikit kecap .

Kemepul asap dari pentol pun terlihat ,Hany langsung menusuk pentol isi telur puyuh dengan semangat dan ia langsung mengigit kecil pentol miliknya.

Behhhhh rasanya enakkk tenann, apalagi di temani es teh pahit, manis , segerrrrrrrr

"Enak banget ini pas dinikmati di DPR(Di bawah Pohon Rindang )"ucap Hany dan Shasha mengangguk .

"Wes ayo ndang di makan mumpung masih kemepul begini enak "ucap Shasha dan Hany mengangguk mereka berdua makan pentol tersebut sambil sesekali berbicara.

"Minta punyamu yang biasa dong say "ucap Hany dan Shasha langsung menyiapkan pentol ke mulut Hany dan ia menikmati sambil mengacungkan jempol .

Mata Hany tak sengaja melihat ke arah Haryo yang menatap ke arah mereka berdua bersama seorang laki -laki yah Hany sendiri sedikit asing.

"Kok tak sawang -sawang pak Haryo lihat ke arah kita terus yo "ucap Hany dan Shasha hanya menyahut cuek.

"Halah wes ndak usah Panik mungkin beliau ndak sengaja lihat ke arah kita wes ayo habiskan ini pentol habis ini kita pulang. "Ucap Shasha tanpa melihat ke arah pandangan Hany.

"Iyo nanti tak anter sampai rumah , motor mu besuk paling udah jadi "ucap Hany dan Shasha mengangguk .Ya tadi Shasha mengirim pesan pada Hany agar menjemputnya di pinggir jalan sebab motornya bannya bocor dan tempat Shasha mengalami ban bocor jauh dari bengkel

Shasha berdiri dan merapikan pakaiannya ia saat ini memakai kemeja putih dan ia lipat sampai siku dan ia memakai celana jeans berwarna abu pudar dan rambut yang ia jepit memakai jedai dan ia terlihat cantik .

"Sini aku yang buang sampahnya "ucap Shasha dan mengambil sampah milik Hany dan membuangnya. Hany juga menyusul dari belakang gadis memakai kemeja Putih dengan bawahan rok coklat tua 10 cm di atas mata kaki dengan rambut yang di kuncir rendah berpita coklat .

"Bener deh beb , pak Haryo lihat kesini terus loh sama laki-laki di sampingnya apa kita buat salah ya ?"ucap Hany sambil memegang lengan Shasha dengan erat .

"Ndak ngerti aku , kayaknya Ndak deh . Sudah ayo pulang "ajak Shasha dan Hany mengangguk dan akhirnya mereka pergi dan di tempat Haryo memang benar sejak tadi ia menatap ke arah Shasha dan Hany bersama laki -laki di sampingnya .

" Tak lihat -lihat selera mas Hangga ndak perlu di ragukan lagi modelnya udah kaya bidadari begitu pantas saja kowad itu kalah cantik."ucap Kaki-laki di samping Haryo .

"Tapi kelihatannya dia masih bocah juga mas"komentar laki-laki di samping Haryo .

"Bener omongmu dia masih bocah tapi otaknya encer, temannya itu juga sama. "Ucap Haryo dan laki-laki di sampingnya mengangguk .

"Sudah punya calon belum Yo mas itu yang pakai rok coklat, wajahnya juga ayu tenan"ucap Laki-laki di samping Haryo cengengesan.

"Ngopo kamu naksir, kita -kita iki wes tua masak naksir bocah . Ikut -ikutan Mas Hangga aja kamu iki"ucap Haryo heran .

"Loh yo ndak masalah toh mas, umur ki ndak bisa di buat patokan rungokno iki mas masio kita -kita wes berusia matang Iki malah bisa jadi sandaran yang kokoh untuk yang muda -muda . Kita berdua ini masih sekitar 35 -36 an mas belum tua -tua banget kok . Kalau bahas tua Ki ya mas Hangga sing jelas lebih tua, tapi soal galak kamu sama mas Hangga sama-sama galak apalagi mas Hangga wes galak, tegas, wes ngabeh-ngabehi"ucap laki -laki itu .

TAKDIR CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang