Enam Puluh Tiga

241 16 0
                                    

Kediaman Hendrawan setelah kepergian Kayla tak membuat semakin sepi tapi juga malah semakin ramai .

Banyak tetangga yang mampir kekediaman Hendrawan. Kali ini Shasha juga hanya memakai selendang berwarna hijau army untuk menutupi rambutnya.

Ia datang dari dapur membawa nampan berisi es buah karena tetangga yang datang ternyata lebih dari 10 orang.

"Monggo silahkan di minum biar seger, mau makan bakmi Ketoprak juga boleh mumpung masih panas "seru Hendrawan dan benar saja mereka semua yang datang makan dan minum di kediaman Hendrawan dan ini baru pertama kali biasanya hanya makan cemilan karena baru tahun ini Shasha yang membuat itu semua.

"Pakdhe Hendra ini enak banget ketopraknya"celetuk salah satu pemuda yang bernama Dion .

Pasti ingat bukan siapa Dion ya Dion yang waktu takbiran satu mobil dengan Kayla.

"Hahaha kalau enak dan kamu mau nambah bilang saja Le biar di buatkan sama Dek Shasha "ucap Hendrawan sambil tertawa.

"Bener ini Pakdhe boleh nambah ?"tanya Dion lagi .

"Wes monggo kalau kamu mau nambah boleh stock masih banyak dan bakulnya masih stay di sana Le "ucap Hendrawan penuh candaan dan menunjuk ke arah Shasha yang sedang duduk berbincang dengan Sang Kakak.

Dion sendiri langsung berdiri dan berjalan ke arah Shasha yang sedang berbincang - bincang dengan sang Kakak.

"Maaf dek aku mau tambah lagi boleh ?"ucap Dion tiba-tiba dan membuat perbincangan Shasha dan Satya berhenti.

"Boleh sebentar tak buatkan dulu "ucap Shasha sopan dan itu membuat Dion terperangah baru saja dia tahu kalai Shasha bisa sangat lembut karena setahu ia Shasha ini jarang sekali berbicara jika tidak penting.

Ia menatap laki-laki yang berada di dekat Shasha laki-laki yang duduk di kursi tapi dengan penampilan yang kasihan tangan dan kaki yang terluka.

"Ini siapa ya kok aku baru lihat,apa ini calon nya Dek Shasha dilihat dari tampangnya sih agak serem ini tapi kondisinya memprihatinkan ."

"Ada apa ?"tanya Satya yang tahu kalau Dion sejak tadi menelisik dirinya .

Saat hendak bicara Shasha sudah datang membawa satu mangkuk penuh bakmi Ketoprak .

Dan Dion sendiri mengucapkan terimakasih sebelum ia berdiri.

Dion dan beberapa orang tadi akhirnya pamit pulang dan kediaman Hendrawan hanya tinggal 4 orang saja.

"Nduk kamu ndak pulang ke rumah Papi sama mas Mu nduk ?"tanya Sheila pada Shasha.

"Ndak tahu Bu nanti tak tanya dulu sama mas Vian dia kesini apa aku yang kesana. Aku juga kangen sama Rayyan Bu terakhir ketemu waktu di rumah sa.... Di rumah dinas Mas Satya "ucap Shasha yang hampir keceplosan.

"Ya sudah nduk nanti coba kamu telfon mas mu itu"dan Shasha pun mengangguk.

"Ibu nemenin bapak aja dulu di ruang depan sama mas Satya nanti aku nyusul mau nyuci piring sama gelas kotor dulu Bu"ucap Shasha dan Sheila pun mengangguk.

Shasha memilih ke kamar sebentar untuk berganti baju karena ia juga sudah sangat gerah.  Di kamar ia melihat dulu jam yang ada di dinding dan ternyata sudah pukul 4 sore.

Ia memilih berganti dengan memakai daster berlengan pendek dengan panjang di bawah lutut.

Ia juga langsung memasukan baju kotor miliknya ke keranjang tempat baju kotor. Setelah itu ia baru menuju ke dapur untuk bersih -bersih.

Tanpa sadar ia mencuci sambil menyanyi karena sudah cukup lama ia tak menyanyi kurang lebih satu bulanan.

Nalikane dek jaman semono
Tresnamu setyo lan tuhu
Anane mung tansah ngalembono
Sasat ora nate cidro

TAKDIR CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang