"auuh.. ssssshh.. adududuh.. ssssshh.."
Kakek Hasbi yang sedang duduk bersandar di kursinya, menggeliat sampai meremas tangan kursi.
"Tahan sedikit tuan.. jangan terlalu banyak bergerak," ucap Ribut.
"I-Iya tapi.. pelan sedikit Ribut.." kata kakek Hasbi meringis saat Ribut memijat telapak kakinya.
"Dasar! Baru di pencet sedikit aja udah kesakitan, dasar cengeng. Makanya kalo udah tua tuh udah diem aja, malah sok mau benerin talang air sendiri. Jatoh kan," kata Maria memarahi tuannya sambil meletakkan sebaskom air es di sebelah Ribut.
"Memangnya aku setua itu," kata kakek Hasbi menciut.
"Pake nanya lagi. Sekarang umur anda berapa coba, masih inget ga?" Tanya Maria kesal.
"D-Dua ratus.. empat puluh sembilan.." ucap kakek Hasbi pelan.
Maria dan Ribut tersentak. Mereka sempat lupa kalau kakek Hasbi abadi.
"M-Maaf kalau aku jadi nyusahin kalian.." kata kakek Hasbi lagi murung sambil menahan sakit karna kakinya masih di urus oleh Ribut.
Kakek Hasbi yang sedang menahan ngilu, melihat Maria melepaskan topinya dan meletakkannya di laci kecil di sebelahnya.
"T-Tunggu Maria!!" Teriak kakek Hasbi panik saat melihat Maria berjongkok dan melepaskan pengait celananya.
"Kenapa?" Tanya Maria.
Ribut sampai terdiam karna Maria mengeluarkan kontol kakek Hasbi yang berurat dan berdiri tegak di depan wajahnya.
"A- emm.. jatah kamu kan udah bulan lalu," kata kakek Hasbi tersipu.
Maria terdiam menatap sebal tuannya.
Kakek Hasbi bergidik karna Maria menjilati kontolnya dari bawah perlahan ke atas.
Kakek Hasbi yang terengah-engah, melihat Ribut membungkus kakinya dengan perban, lalu dia bergeser ke sisi lain dari Maria dan ikut menjilati kontolnya.
"Auh.. ssssshh.. astaga.."
Maria melirik ke arah Ribut yang perlahan berdiri lalu dia mengeluarkan kontolnya yang berdiri tegak ke arah Maria.
Maria yang tadinya hanya menjilati, kini memasukkan kontol kakek Hasbi ke dalam mulutnya sambil mengocok kontol Ribut.
"Hahhh.. hahhh.. hahhh.."
Kakek Hasbi yang terengah-engah sampai matanya berlinang air mata, melihat Ribut membungkuk dan mencium bibirnya.
Tubuhnya semakin terangsang, Ribut merasa ciuman kakek Hasbi terasa semakin kuat. Satu tangan kakek Hasbi bergerak memegang kepala Maria, lalu dia mendorong kontolnya sampai masuk ke tenggorokannya.
"EMMH!! NGGGGGH!! EMHH.. EMH.."
Maria berhenti mengocok kontol Ribut dan fokus menelan peju kakek Hasbi.
Ribut dan kakek Hasbi melepaskan ciuman mereka lalu Ribut pergi ke belakang Maria yang sedang menungging.
Ribut menyingkap rok Maria dan menurunkan celana dalamnya, lalu dia mengarahkan kontolnya ke lubang wanita itu. Mata Maria terbuka lebar saat merasakan kontol besar Ribut masuk ke dalam rahimnya.
Kakek Hasbi hanya duduk bersandar dengan tenang sementara tubuh Maria juga bergerak mengulum kontol kakek Hasbi karna genjotan Ribut dari belakangnya.
Maria yang sedang menikmati kontol Ribut, kembali tersadar karna Ribut menarik kedua tangannya sampai dia bangkit berdiri. Ribut menggendong Maria dan mencabut kontolnya, lalu dia meletakkan Maria di atas kakek Hasbi.
"OOOH!!"
Kakek Hasbi berteriak keras saat kontolnya masuk ke dalam lubang Maria.
"Tuan.."
Kakek Hasbi yang menelan ludah melihat Maria membuka bajunya. Hal yang paling tidak bisa di tolak kakek Hasbi adalah dada yang besar.
Pria tua itu langsung melahap puting Maria dan menggenjotnya dengan cepat.
"OOH!! SSSHH!! TERUS TUAN!! KONTOL KALIAN ENAK SEKALI!!" Teriak Maria berpegangan pada sandaran kursi.
"Tahan,"
Maria menoleh ke arah Ribut yang hendak memasukkan kontolnya ke dalam pantatnya.
Maria tersentak karna Ribut berhasil memasukkan kontolnya dan menggenjotnya.
"AAAAAH!! OUH TERUS!!"
Ribut yang sedang menggenjot pantat Maria sambil berpegangan pada pundaknya, melihat kalau salah satu tangan kakek Hasbi bergerak membelai bijinya.
Usai beberapa semburan, Maria tergeletak tidur di lantai, dengan peju kakek Hasbi dan Ribut yang mengalir keluar dari kedua lubangnya.
"Hei nak.."
Ribut yang berdiri terengah-engah, melihat kakek Hasbi yang juga berkeringat memanggilnya.
Ribut menelan ludah, lalu dia naik ke pangkuan tuannya.
Sambil menggenjot pantatnya, kakek Hasbi juga menyedot puting Ribut dan juga mengocok kontolnya yang ada di tengah-tengah mereka.
"K-kakek lepas-"
Kakek Hasbi menepis tangan Ribut yang hendak memegang tangannya dan kembali mengocok kontolnya.
"NGGGGGH!!"
Kakek Hasbi melirik ke bawah dan melihat Ribut menyemburkan pejunya di perut mereka berdua.
"K-Kakek sudah.. aku tidak kuat lagi.."
Ribut yang hendak berdiri, bahunya di tahan oleh kakek Hasbi dan kembali menggenjotnya sambil meremas pantatnya dengan kedua tangannya.
Air mata pria kekar itu keluar, kepalanya terasa berdenyut cepat karna kenikmatan di dalam perutnya yang tiada akhir.
Karna merasa Ribut sudah hampir tidak sadar, kakek Hasbi menghentikan genjotan nya.
"Ssssstt.. anak baik.." bisik kakek Hasbi mengelus kepala Ribut sambil sesekali menepuk kepalanya untuk menenangkannya.
Nafas Ribut perlahan tenang lalu dia tertidur di pelukan kakek Hasbi.
Kakek Hasbi perlahan bangkit, menggendong Ribut yang ukurannya lebih besar darinya ke kamarnya secara perlahan karna kaki kanannya masih sulit di gerakan.
Sesampainya di kamar Ribut, kakek Hasbi pun membaringkan Ribut dan mencabut kontolnya.
Kakek Hasbi menelan ludah melihat pejunya yang keluar dari pantat Ribut.
Dia pun pergi dari sana usai menyelimuti Ribut dan melakukan hal yang sama pada Maria.
Saat sore tiba, kakek Hasbi yang sedang membaca koran terkejut karna Maria dan Ribut tiba-tiba muncul dan memeluknya dari dua arah.
"Terimakasih.."
Kakek Hasbi yang terbelalak, tersenyum pada mereka.
"Iya," jawabnya singkat tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Petualang 2
FanfictionCerita ini mengandung hubungan sesama jenis, bagi yang tidak nyaman tidak di sarankan untuk melanjutkan. Kelanjutan dari petualangan Kakek Hasbi dan para cucunya.