Di bawah langit yang gelap, semua orang yang berada di Rawa Raya terperanjat melihat Jabberwock hendak menembakkan semburannya dari atas langit. Erlangga yang masih mendongak, menggenggam erat tongkat Maestro nya dengan keringat yang terus menetes.
"Semuanya udah di titik paling capek, Aku.. harus menyatu sama Paman Maestro. Tapi kemungkinannya cumann 5%, disini ga ada bang Gerald," pikir Erlangga kesal.
Erlangga melihat Jin yang ketakutan, memeluk kaki Irina.
Semua orang kembali tersentak saat cahaya di mulut Jabberwock semakin terang memancarkan kegelapan pekat.
Saat Jabberwock hendak menembakkan semburannya, tiba-tiba kepalanya di serang dari samping dan membuatnya menyemburkan serangannya jauh ke arah lain.
Saat bola hitam itu sudah jauh, tidak lama ada ledakan beser yang bahkan mereka masih bisa merasakan hempasan anginnya.
"SEMUANYA!!!"
Erlangga dan yang lainnya menoleh dan melihat Magnus datang dengan Lidya dan Haru di punggungnya.
Magnus berdiri tegak, mengepal kedua tangannya dan kembali menembakkan bola api hitam besar yang mengenai wajah Jabberwock.
Jabberwock pun berteriak keras ke arah Magnus, lalu menggerakkan sayapnya terbang ke langit.
"Monster Segede itu jangan di biarin terbang seenaknya," ucap Haru yang kini ada di pundak Magnus bersama Lidya.
Lidya merupakan kedua tangannya ke depan, lalu menarik tangan kanannya ke belakang dan membuat sebuah busur cahaya berwarna kebiruan.
Lidya mengarahkan anak panah itu ke langit yang tertutup oleh awan, lalu melepaskan nya. Awan yang menutupi mereka pun tersingkap dan menunjukkan Jabberwock yang sedang berdiri diam menatap mereka.
"Kenapa tidak kena!!!" Bentak Magnus.
"A- aku ga bisa nembak.." kata Lidya gelagapan.
"LALU KENAPA PUNYA SIHIR MENEMBAK!!" teriak Magnus kesal.
Semua orang kembali mendongak dan melihat Jabberwock membuat bola hitam yang terbuat dari Mantra kedua kedua telapak tangannya.
"Haru!!!" Teriak Magnus.
Haru melompat ke depan, dan mendarat di atas telapak tangan Magnus dengan tubuh yang menyerupai Riko.
Lidya yang tau pun langsung melompat turun berbaring menghadap ke atas.
"Sedang apa dia, dia kan tidak bisa terbang," ucap Fernando heran.
Lidya membuat tanda 'ok' di kedua tangannya dan menempelkan ujung jari jempol dan telunjuknya, lalu memutarnya secara berlawanan arah, lalu merentangkan keduanya ke samping.
"GEMINI!!!"
Di atas kepala Magnus, muncul sebuah rasi bintang dengan serbuk sihir seperti sedang memandikannya.
"DRAGON FORCE: DRAGON WAR LORD!!" Teriak Magnus dan Haru menyatu.
Rasi bintang di atas mereka bersinar terang dan jatuh menimpa mereka. Cahaya terang menyelimuti mereka, lalu Haru yang meniru Riko pun ada 2.
Kedua Haru itu mengepal kedua tangan mereka dan membuat tubuhnya terselimuti oleh api hitam berbentuk kepala naga yang terus meraung.
Kedua Haru itu melesat ke arah Jabberwock dengan seluruh api yang dia keluarkan, di pusatkan ke tangan kanannya.
"MERAUNG LAH!! AMARAH NAGA RAJA PERANG!!!"
"MERAUNG LAH!! AMARAH NAGA RAJA PERANG!!!"Jabberwock pun menyerang kedua Haru itu dengan bola hitam di tangannya, dan membuat mereka saling menabrakkan serangan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Petualang 2
FanfictionCerita ini mengandung hubungan sesama jenis, bagi yang tidak nyaman tidak di sarankan untuk melanjutkan. Kelanjutan dari petualangan Kakek Hasbi dan para cucunya.