"Keren!!! Kamu keren banget Lambert!!!" Erik bersorak kegirangan karna rekan kerjanya itu berhasil menemukan sebuah alat yang dapat memindahkan material padat.
"Haha biasa aja, kita kan kerja sama, jangan ngomong kaya ini kerja keras aku sendiri. Kamu juga ada peran di dalamnya. Sukses tim Larik!!" Teriak Lambert penuh ke bahagian.
Selama berbulan-bulan Erik dan Lambert mulai mematenkan alat mereka. Dari yang ukurannya hanya sebesar botol minum, kini berubah menjadi portal raksasa setinggi 4 meter.
"Ah gila!! Ga sabar pengen nyoba langsung ke makhluk hidup. Kalo sampe berhasil, teknologi jaman ini bakal meningkat pesat," gumam Erik kegirangan sambil menekan tombol mesin minuman, dan menjatuhkan kopi kaleng.
"Jadi, menurut anda bagaimana?"
Erik yang sedang minum, melihat Lambert sedang berjalan bersama 3 orang. 2 orang bertubuh besar kekar, dan satu lagi mirip seorang anak kecil periang yang sedang meminum teh botolan.
"Hei hei Lame.. menurut Lame sampe sejauh mana alatnya bekerja?" Tanya anak itu dengan wajah ceria.
"Entahlah, tapi saat melakukan berapa percobaan, benda-benda tersebut sempat tidak muncul di titik yang sudah di tentukan. Setelah saat teliti lebih jauh, sepertinya dia pindah ke titik itu, tapi di dimensi yang berbeda," ucap Lambert.
"Dimensi yang berbeda? Mirip dunia kita tapi mungkin seperti cerminan," gumam anak itu.
Erik yang menguping, begitu terkejut mendengar informasi itu karna dia tidak mengetahuinya.
***
Semua orang terdiam menunduk usai mendengar penjelasan Erik.
Sangat jelas sekali mereka mengetahui siapa orang yang di maksud Erik.
"Awalnya aku jadi sedikit marah pada Lambert karna ku pikir dia diam-diam mencoba bekerja sama dengan pihak lain untuk mengambil keuntungan lebih. Tapi kayanya bukan itu kan?" Tanya Erik pada Professor Neuro yang duduk di hadapannya.
"Benar. Mereka sekelompok penjahat, sepertinya kelompok itu ingin memanfaatkan alat kalian untuk melakukan sesuatu," ucap Professor Neuro.
"Jadi kecelakaan kemarin itu sabotase?" Tanya Erik heran.
"Tergantung bagaimana Lambert. Kalau dia menerima kerjasama dengan kelompok orang-orang yang menemuinya, itu benar karna mereka ingin menghapus jejak dari alat dan memalsukan kematiannya. Tapi kalau Lambert menolaknya, kemungkinan ini semua sabotase karna orang-orang yang anda lihat bicara dengan Lambert, menculiknya dan memaksanya membuat portal yang baru entah dimana," ucap Professor Neuro.
Erik yang terperanjat, menelan ludah memperhatikan Professor Neuro.
"Anu maaf Professor.."
Professor Neuro melirik ke arah Jonathan yang mengangkat tangannya.
"Menurut anda tujuan tuan Joker menginginkan portal itu untuk apa?" Tanya Jonathan.
"Bagian terburuknya, dia ingin menginvasi dimensi kamu Jon. Biar ku tebak, Gama di dunia mu belum pernah sekalipun serius dalam bertarung secara fisik kan? Kamu seharusnya sadar betapa mengerikannya dia,"
Mata Jonathan bergetar lalu dia menunduk dan menelan ludah.
Jonathan langsung ingat saat dia ikut andil dalam perang melawan Kaisar. Saat itu semua orang kesulitan, hampir terlihat bahkan Gama sekalipun tidak bisa menang. Tapi nyatanya, meski kepribadian Gama yang lain tidak muncul, Gama tetap menang dengan mudah karna dia menahan diri untuk tidak membunuh lawannya. Dan Gama di dunia ini sangat berbeda dengan Gama yang dia kenal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Petualang 2
FanfictionCerita ini mengandung hubungan sesama jenis, bagi yang tidak nyaman tidak di sarankan untuk melanjutkan. Kelanjutan dari petualangan Kakek Hasbi dan para cucunya.