Semua Orang Berbeda

37 6 0
                                    

Di bangku taman, Jonathan terdiam menatap layar HP-nya usai dia mengirim pesan pada Jidan karna dia tidak akan pulang untuk sarapan.

Jonathan menghela nafas lalu dia mengeluarkan buku kecil berisi catatan yang dia buat semalaman.

"Baik, sejauh ini dari berita atau yang aku dapat dari internet. Big Star benar-benar tidak ada, dan anehnya, tidak ada satupun berita tentang Artefak ataupun kakek," pikir Jonathan sambil memainkan pulpen di sela-sela jarinya.

"Kalau berita tentang tuan Joker tidak ada sih wajar karna identitasnya tidak di ketahui. Tapi peristiwa peristiwa legendaris tentangnya masih ada. Apa aku harus pergi memeriksa ke rumah tuan Joker yah?" Gumam Jonathan berfikir keras.

"Pas sebelum tahun baru serem yah mas,"

Jonathan mengangkat kepalanya melihat ada bapak-bapak datang dan duduk di sebelahnya.

"Aah.. halo pak," sapa Jonathan tersenyum ceria mengangkat topinya sedikit.

"Haha iya pak. Memang menyeramkan melihat ada banyak planet tiba-tiba seperti dekat ingin menabrak kita. Tapi selama tidak terjadi apa-apa, saya rasa tidak perlu di khawatirkan," ucap Jonathan tersenyum.

"Haha iya juga. Mas nya pagi-pagi udah disini aja, sama keluarga?" Tanya bapak itu duduk condong ke depan dengan kepala menoleh ke arah Jonathan.

"Oh tidak pak. Saya hanya sedang berfikir sejenak karna ada beberapa hal yang membingungkan," ucap Jonathan.

"Kalau begitu boleh saya kasih saran?" Tanya bapak itu tersenyum lebar.

"Apa itu?" Tanya Jonathan lagi.

"Kalau di pikirin aja ga ada jawabannya, kenapa ga coba pergi langsung buat periksa?"

Jonathan terdiam berkedip lalu wajahnya berubah cerah.

"Benar juga, terimakasih banyak pak. Oh iya, ngomong-ngomong apa akhir-akhir ini Neo Santara tidak terlihat? Atau memang tidak ada kejahatan?" Tanya Jonathan.

"Neo Santara apa Holy Knight?" Tanya bapak itu terheran memastikan.

"Jadi Holy Knight juga ada, syukurlah. Nanti malam akan aku coba cari dia," pikir Jonathan.

"Mas??"

Jonathan tersentak dari lamunannya lalu dia terkekeh dan pamit pada bapak itu.

Saat Jonathan berbalik pergi, senyuman bapak-bapak itu menghilang dan berubah menatap Jonathan dengan tatapan tajam sambil duduk bersandar di bangku panjang itu.

*******************************

"Akhirnya sampai juga," ucap Jonathan menghela nafas lega usai dia tiba di perumahan tempat Gama tiga.

Perumahan yang tenang, beberapa orang yang terlihat ramah dan juga asri.

"Tadinya mau ke rumah kakek atau Matio. Tapi ke Rawa Raya harus naik kendaraan, aku lupa bawa dompet lagi," gumam Jonathan tersenyum.

Jonathan menyapa satpam yang menjaga gerbang perumahan itu dan masuk ke dalam.

Beberapa rumah terlihat serupa meski berbeda dari barang-barang dan dekorasinya.

Setibanya di rumah Gama, Jonathan melihat pintu rumah itu terbuka meski gerbangnya masih terkunci.

"Yah, tuan Joker memang tidak kuat panas sih. Ini sudah jam 9," gumam Jonathan sambil menekan tombol.

Saat tombol bel di tekan, tidak lama pria bertubuh anak kecil itu muncul lalu wajahnya tampak ceria melihat Jonathan.

"Nathan.." katanya girang melompat-lompat.

Keluarga Petualang 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang