Masih memakai baju tidur, kakek Hasbi langsung pergi ruang tamu usai Ribut memberitahu nya kalau ada cucunya yang datang.
Langkah kakinya semakin cepat saat dia mendengar suara tangisan seorang anak kecil yang sangat keras.
Saat tiba, kedua alis kakek Hasbi terangkat karna ada Matio, Gama, dan juga Erlangga di ruang tamunya.
"Uuh.. Sayang.. Ada apa?"
Kakek Hasbi langsung menghampiri Gama yang menangis keras. Lalu meletakkannya di pangkuannya.
"Mba Anna dari kemarin pingsan ga bangun kek," Ucap Matio murung..
Mata kakek Hasbi langsung berkaca-kaca mendengarnya."Gara-gara Gama.. Gara-gara Gama Anna jadi mau mati.. HUAAAA!!!"
"Sssttt.. Ga boleh gitu.."
Gama terisak menangis karna kakek Hasbi memeluknya semakin erat dan menepuk-nepuk pahanya agar lebih tenang.
"Anna pasti bangun, dia istri yang hebat kan?" Ucap kakek Hasbi dengan penuh kasih sayang.
Tangisan Gama mulai berkurang lalu dia mengangguk.
Kakek Hasbi mendengus tersenyum lalu dia melirik ke arah Erlangga yang terdiam memperhatikan Gama dengan wajah datar dan dingin.
"Aneh, biasanya Erlangga pasti nyemangatin Gama," Pikir kakek Hasbi terheran.
"Kalian bertiga ko bisa ketemu? Oh, Gama mah kan emang lagi sama Matio, kalo Erlangga?" Tanya kakek Hasbi.
"Aku kesini gara-gara kata bang Jidan, keluarganya kakek bilang ada barang aku di kakek," Katanya.
"Barang??? Oh iya juga hahaha lupa. Fernando menemukan tongkat Maestro loh," Kata kakek Hasbi meletakkan Gama di sofa, lalu bangkit berdiri.
Saat kembali dan memberikan tongkat itu, kakek Hasbi dan Matio terheran karna Erlangga tampak kebingungan memperhatikan tongkat yang baru saja dia dapat.
"Ko bengong? Itu asli. Kakek juga tidak tau kenapa itu dapat di temukan lagi dengan mudah," Kata kakek Hasbi mengambil tongkat itu, dan mencoba menggerakkan gelas yang ada di depannya.
"Woah.."
Kedua alis Erlangga terangkat dan tampak terpukau.
"Ya kan? Ini asli?" Kata kakek Hasbi tersenyum lalu dia mengembalikan tongkat itu pada Erlangga.
"T-TUAN!! TUAN HASBI!!!"
Mereka berempat menoleh ke arah Maria yang datang dan terlihat panik.
Mereka pun pergi ke depan dan terkejut karna langit yang tadinya cerah, berkedip berganti antara siang dan malam.
"Buset, kenapa nih? Kaya rumah belom bayar listrik," Kata Matio.
"Hahaha seru juga liatnya, iya kan Gama?" Tanya Erlangga.
Gama yang takut melihat Erlangga, perlahan menjauh dan pergi bersembunyi di balik kaki kakek Hasbi.
"Emm.. Sebaiknya kalian pulang atau di dalam dulu juga tidak apa-apa. Kakek ingin memastikan sesuatu," Kata kakek Hasbi bergegas masuk ke rumah.
"Ayo Ga, om anter pulang," Kata Matio.
"Gausah, aku pulang sendiri aja. Dah Gama.." Ucap Erlangga tersenyum lalu pergi keluar dari pekarangan rumah kakek Hasbi dengan santai nya.
Matio mendengus tersenyum. Tapi dia kembali terheran karna Gama tampak ketakutan.
Matio dan Gama melihat kakek Hasbi yang sudah rapih, keluar dari rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Petualang 2
FanfictionCerita ini mengandung hubungan sesama jenis, bagi yang tidak nyaman tidak di sarankan untuk melanjutkan. Kelanjutan dari petualangan Kakek Hasbi dan para cucunya.