"Hahaha keren.. Kancing yang bisa meledak dari jarak jauh. Aku boleh pegang?" Tanya Toro dengan mata terbinar-binar.
"Jangan!!!" Teriak Edward dan Nelson bersamaan.
"Pelit banget sih," Gerutu Toro sebal.
"Lagian elu ngapain disini sih? Iya iya gua ngerti kalo elu udah tau identitas gua, tapi ngapain kesini maksudnya.." Kata Edward pusing.
"Main aja. Lagi ga ada kerjaan, lagi ga ada janjian, jadi main aja kesini," Kata Toro dengan santainya sambil mencoba mengambil sebuah pistol. Tapi Edward dengan cepat mengambil pistol itu sebelum Toro.
"Main ke rumah temen elu aja sono," Usir Edward.
"Lagi pada ngerjain tugas," Sahut Toro bosan sambil memandangi kostum Holy Knight yang terpajang di tengah-tengah laboratorium itu.
Kedua alis Toro menekuk lalu dia berbalik melihat Edward. Edward tersentak malu lalu dia menoleh ke arah lain.
"Ini ketat banget kan? Kenapa ga di bikin agak longgar? Emang ga sesak? Apalagi di bagian.."
Edward reflek memegangi selangkangannya.
"Kan aku udah bilang, celananya ketat banget sampe bikin itu nonjol," Bisik Edward geram.
"Sengaja, soalnya biar aku juga liat," Ledek Nelson menyeringai.
"Seenggaknya pake apa kek biar ga keliatan banget," Bisik Edward lagi.
"Aaah.. Tiap kali liat kamu pake itu, rasanya pengen langsung nungging," Gumam Nelson dengan wajah cerah.
Wajah Edward langsung menekuk sebal karna perkataannya tidak di dengar.
Saat Toro sedang menguping, dia merasakan getaran di saku celananya.
"Bang, aku pamit dulu yah," Ucap Toro sambil mengantongi HP-nya.
"Dari tadi kek," Sahut Edward sebal.
"Hahaha maaf ganggu.." Kata Toro bergegas naik ke lantai atas.
Setelah mendengar pintu tertutup, Edward dan Nelson perlahan saling menatap lalu mereka langsung berciuman dengan panasnya.
Di taman, Obi yang dari tadi menunggu akhirnya melihat Toro datang bersama seseorang yang seumuran dengan mereka. Kedua alis Obi perlahan terangkat seakan tidak percaya kalau saat ini ada seseorang yang sangat mirip dengannya, berjalan ke arahnya.
"Hahaha gokil, mirip banget anjir," Kata Toro tertawa mempertemukan mereka berdua.
Terlihat canggung, bingung, kikuk, bahkan dia juga memakai kacamata.
"Anjir culun.." Pikir Obi gemetar karna dia tidak menyangka akan melihat versi dirinya yang lebih lembut.
"Nemu dia dimana?" Tanya Obi ke Toro.
"Hahaha, sebenernya gua sama Gama sama Big Star sama-"
"WOI WOI WOI STOP!! ANJING!! ELU KERJA SAMA BARENG ORANG-ORANG HEBAT ITU? KO GA CERITA SIH BANGSAT!!!" Teriak Obi kesal."Gua pengen ngasih tau, tapi elu kayanya fokus banget sama Erlangga. Jadi gua cuman bilang ke Jaya," Ucap Toro.
"Ooh.. Jadi itu alesan kenapa dia bolos tadi pagi. Anjing yah ga ada yang bilang ke gua," Kata Obi melihat kedua tangannya di dadanya.
"Kasar sekali.."
Obi dan Toro menoleh ke arah Obi dari dunia lain yang tampak ketakutan menatapnya.
"Oh iya, dia kan gua versi culun," Pikir Obi sebal.
"Yaudah skip. Ayo ke rumah gua," Kata Obi mengajak tiruannya.
"Apa.. Disana ada mama sama bapak?"
Obi terdian sejenak dan seketika berfikir, mungkin saja Obi yang ini keluarganya lebih damai dan harmonis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Petualang 2
FanfictionCerita ini mengandung hubungan sesama jenis, bagi yang tidak nyaman tidak di sarankan untuk melanjutkan. Kelanjutan dari petualangan Kakek Hasbi dan para cucunya.