Dengan mobil, kakek Hasbi dan yang lain melihat Erlangga dan Jabberwock yang mengambil wujud manusianya berdiri melayang di atas langit.
Keduanya sama-sama terdiam berdiri saling menghadap. Syal panjang berwarna putihnya bergerak mengikuti aliran angin.
Jabberwock melihat Erlangga berkedip, lalu dia terperanjat saat mata Erlangga berubah berwarna biru terang. Tepat saat itu juga, Jabberwock sudah berada dalam posisi miring untuk menghindari Erlangga yang tiba-tiba berada di hadapannya sambil mengarahkan tendangan lurus ke perutnya. Angin berhembus kencang di sekitar mereka, lalu Erlangga mengangkat kaki kirinya dan mengarahkan tendangan ke kepala Jabberwock. Tapi Jabberwock kembali menunduk untuk menghindar. Dia juga cukup tertegun saat ada angin keras lagi tepat setelah Erlangga menendang.
Erlangga tersentak pelan saat Jabberwock mencengkram kakinya dan menariknya sambil melancarkan pukulan. Tapi Erlangga dengan cepat melancarkan pukulan juga dan membuat tinju mereka beradu hingga menimbulkan gelombang kejut yang cukup kuat.
"AAAAAAAAAAAAA!!!!"
Erlangga melihat ke bawah dimana orang-orang berterima histeris berlarian. Tapi karna itu juga, Jabberwock berhasil mendaratkan pukulan telak di wajahnya dan membuat Erlangga terpukul mundur.
Dengan wajah sebal, Seketh yang berada cukup jauh dari sana menatap Erlangga.
"Berisik, mengganggu, menyebalkan. Kenapa para manusia harus selalu seperti ini," ucapnya ketus sambil menempelkan kedua telapak nya, lalu Seketh menjentikkan jarinya.
Dalam sekejap, semua manusia yang masih hidup berpindah keluar dari kota itu.
"Yah, hanya itu yang bisa kulakukan," ucap Seketh menyeringai.
Erlangga yang menunduk, meludah mengeluarkan darah yang terkumpul di dalam mulutnya, lalu dia menyeka pipinya.
*****
"Hei Gama.."
Dengan wajah polosnya, Gama yang sedang makan di pangkuan Erlangga mendongak menatapnya dengan mata bulatnya.
"Kamu belajar beladiri dari siapa?" Tanya Erlangga.
"Dari kakek, dari Paman, dari.. semua orang," ucap Gama menyeringai senang.
"Katanya kamu kan bisa banyak belajar diri, tapi yang paling kamu suka apa?" Tanya Erlangga lagi.
"Silat!!" Jawab Gama dengan riangnya.
"Haha iya juga, pasti lah kamu milih itu, itu kan beladiri Indonesia," ucap Erlangga tertawa kecil.
"Bukan.. bukan itu," sahut Gama menggeleng.
Erlangga berkedip cepat terheran menatap Gama.
"Emang bener Gama suka karna itu dari Indonesia, tapi beladiri pertama yang Gama pelajarin itu silat dari kakek," ucap Gama sambil bangkit berdiri menghadap ke arah Erlangga.
"Silat punya 6 kuda-kuda, dan sikap pasang dasar yang berbeda. Buat Gama, ada begitu banyak variasi yang bisa di ambil dari situ. Gama jadi bisa ngepain aja yang Gama mau entah musuhnya pake beladiri apa. Gama gatau apa kata orang, tapi buat Gama silat itu beladiri paling mematikan kalo di pake sama orang yang tepat," ucap Gama menyeringai.
*****
Seketh yang ada di langit, serta kakek Hasbi dan yang lainnya yang baru saja keluar dari mobil, terperanjat melihat Erlang menarik kaki kanannya ke belakang, lalu membuka kedua tangannya mengarah ke depan.
"Kuda-kuda?" Tanya kakek Hasbi heran.
"Erlangga bisa beladiri?" Tanya Barnie.
"Seharusnya tidak," sahut kakek Hasbi mengerutkan keningnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Petualang 2
FanfictionCerita ini mengandung hubungan sesama jenis, bagi yang tidak nyaman tidak di sarankan untuk melanjutkan. Kelanjutan dari petualangan Kakek Hasbi dan para cucunya.