"Sayang!!"
Gama yang baru tiba di lantai tiga, mengangkat alisnya melihat Anna keluar sambil berpegangan pada tongkat infus yang dibawanya dengan wajah pucat menatapnya. Di belakangnya orang-orang mencoba menahan Anna, tapi mereka kesulitan.
"Gama gapapa, Anna gapapa?" Tanya Gama tersenyum.
Anna yang tampak cemas, menghela nafas lega mendengarnya.
"Jangan turun dari kasur, ayo balik lagi. Orang-orang jadi rame pada keluar tuh," ajak Gama berlari kecil mendekat.
Saat Gama tiba disana, dia terheran karna tidak menemukan Rika dan Riko.
"Kemana yang lain?" Tanya Gama heran.
Seketika raut wajah semua orang bertekuk lesu.
Jonathan yang ada di belakang, mengambil HP-nya dari sakunya, lalu kedua alisnya terangkat.
"Sepertinya kita dalam bahaya," ucap Jonathan.
"Ga kaya biasanya, kenapa Jon?" Tanya Eugene.
"Aku dapat pesan dari nomor 6 Big Star. Katanya ada kura-kura raksasa sedang menuju kesini,"
Semua orang tertegun mendengarnya.
"Itu pasti Senjata 4 Arah Mata Angin yang di bilang Jin," ucap Irina.
"Berarti mereka udah mulai juga?" Tanya Surya.
"Tunggu, ini sebenarnya ada apa? Kami tidak tau apa-apa,"
Semua orang menoleh ke arah Anna yang terlihat panik berdiri sambil berpegangan pada Gama.
Semua orang saling menatap, lalu tiba-tiba muncul Neo Santara yang terbang di depan balkon.
Sontak kedatangannya membuat seisi rumah sakit gaduh dan menyapanya.
"Maaf, aku sudah mendapatkan situasi nya dari Big Star nomor 6. Aku tidak tau ini berhasil atau tidak, tapi aku punya Senjata pemusnah yang mungkin bisa membunuh makhluk itu," ucap Ijal di dalam Armornya.
"Mungkin?"
Ijal menoleh melihat Jessika keluar dari kerumunan.
"Aku sudah melihatnya lewat satelit, kurasa itu tetap tidak cukup,"
Semua orang menghela nafas mendengarnya.
"Kalau di satukan bagaimana?"
Semua orang kini menoleh ke arah Kuro yang melayang mendekati Neo Santara.
"Itulah tujuan ku datang kesini," ucap Ijal.
Kuro yang tadinya hanya sebesar bola basket, kini berubah menjadi mode tempur setinggi 3 meter, sedikit lebih tinggi dari Neo Santara.
"Tuan, boleh saya ikut membantu?" Tanya Kuro berbalik melihat Gama.
"Tapi hati-hati yah," ucap Gama.
"Iya tuan. Saya pamit dulu,"
Kuro dan Neo Santara dengan cepat pergi dari sana.
"Lain kali ngomong ada apa, jadi kami bisa bantu,"
Semua orang disana tersentak lalu perlahan menoleh ke arah Anna yang tampak marah pada mereka.
"Kami tadinya gamau nyusahin mba Anna sama bang Gama," kata Matio menggaruk kepalanya.
"Niatnya bagus, tapi akhirnya malah tambah susah kan?" Ucap Anna berjalan masuk di bantu Gama.
Mereka melihat Anna kembali naik ke atas tempat tidur dan duduk bersandar disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Petualang 2
FanfictionCerita ini mengandung hubungan sesama jenis, bagi yang tidak nyaman tidak di sarankan untuk melanjutkan. Kelanjutan dari petualangan Kakek Hasbi dan para cucunya.