Kedua alis Barnie menekuk tajam melihat ada 2 Jabbar sekarang di hadapan mereka.
"Erlangga, mana Lampu Ajaib nya?" Tanya Barnie.
"Aku umpetin disini, tapi tenang aja ga bakal ketemu ko. Aku pake permohonan aku yang kedua buat sembunyiin mba Sarah sama Jin," ucap Erlangga.
"Ga bakal ketemu?"
Erlangga dan yang lainnya menoleh ke arah salah satu Jabbar yang memegang sebuah dart, lalu melemparnya ke udara sambil bergumam.
Dart itu melambung ke udara, lalu dia berbelok dan melesat dengan cepat.
Erlangga dan yang lainnya terperanjat saat Sarah dan Lampu Ajaib yang tadinya tidak terlihat, kini kembali muncul.
Jin pun keluar dari Lampu Ajaib dengan wajah panik.
"Serius? Kamu mintanya apa sih?" Tanya Barnie jengkel.
"G-Ga kelihatan?" Kata Erlangga menyeringai kecut.
Barnie menggeram kesal, lalu dia melihat Sarah yang masih tidak bisa bergerak. Barnie mendekati Sarah, lalu mencabut sesuatu yang menusuk rambutnya. Sarah yang sudah bisa bangkit berdiri, langsung menatap kesal ke arah Jabbar dan membuka kedua telapak tangannya.
"Mau melawan ku karna kau penyihir? Kau pikir semudah itu?" Tanya pria berperawakan timur tengah itu mengambil beberapa Artefak kakek Hasbi lalu pergi dan terjun ke bawah.
"Dia mau ganggu kakek sama yang lainnya, yang lagi nahan Jabberwock," ucap Erlangga.
Sarah menggertakan giginya kesal, lalu dia melompat keluar dan pergi mengejar Jabbar. Sementara disana, Erlangga, Anggi dan Barnie masih bersama doppelganger nya.
"Aah.. ini menarik, aku sudah sangat lama ingin melakukan ini,"
Alis mereka menekuk saat Jabbar membuka pakaiannya. Mereka bertiga terperanjat saat melihat ada tulisan di dadanya, lalu tulisan itu mengeluarkan cahaya dan muncul sebuah perisai berbentuk segitiga.
Di tangan kirinya perisai, dan di tangan kanannya masih terdapat Artefak Keling yang sempat mematahkan tangan Eugene.
"Sayang sekali kalian masih anak-anak, tapi aku tidak akan menahan diri hanya karna kalian masih muda," ucap Jabbar.
Erlangga yang masih memegangi kepalanya karna merasa pusing akibat terkena benturan batu besar sebelum nya, terus memperhatikan perisai yang di pegang Jabbar karna perisainya tampak berbentuk seperti wajah monster.
"Kamu tau ini?" Tanya Jabbar menoleh ke arah Erlangga.
Erlangga hanya terdiam gemetar karna kepalanya masih terasa sakit.
"Banyak omong,"
Anggi dan Erlangga terkejut karna Barnie sudah ada di depan Jabbar dengan bor angin di tangan kanannya. Barnie pun menyerangnya sekuat tenaga, tapi dia terkejut karna serangannya di tahan oleh perisai itu dengan sangat mudah.
Jabbar memukul perut Barnie dengan Keling nya sampai Barnie terbatuk dan berlutut di hadapannya. Jabbar tertawa cekikikan lalu menendang dagu Barnie ke atas, dan hendak memukul bagian atas kepalanya dengan sekuat tenaga.
Tapi Erlangga langsung mengarah tongkatnya ke Jabbar, dan menghujani nya dengan batu-batu kecil yang terbakar.
Anggi menggunakan kesempatan itu untuk menarik Barnie. Tapi karna Anggi menarik baju Barnie dengan tangan kanan yang terselimuti sarung tangannya, bagian yang dia pegang pun hangus terbakar menjadi debu.
Dengan nafas berat, Erlangga memperhatikan Jabbar yang terkurung dalam asap tebal, lalu dia terheran melihat ada sesuatu seperti air mendidih di bahu Jabbar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Petualang 2
FanfictionCerita ini mengandung hubungan sesama jenis, bagi yang tidak nyaman tidak di sarankan untuk melanjutkan. Kelanjutan dari petualangan Kakek Hasbi dan para cucunya.