"Eh, elu gapapa?"
Erlangga yang sedang merapihkan barang-barangnya di kelas, menoleh ke arah Obi. Wajah Erlangga kembali murung lalu dia kembali membereskan barang-barangnya.
"Bang Jon belom pulang," Kata Erlangga.
"Eh.."
Erlangga kembali terdiam melihat Obi memegang tangannya.
"Gua yakin ko bang Jon gapapa," Kata Obi tersenyum.
"Aku juga pengennya mikir gitu, tapi ini udah sebulan ga ada kabar dari mana-mana,"
Erlangga menarik tangannya lalu menggendong tas nya dan berjalan keluar dari kelas.
Obi menelan ludah memperhatikan Erlangga yang tidak bersemangat.
"Ayo kejar Erlangga,"
Obi menoleh ke arah Jaya yang sedang berdiri sambil menggendong tas nya.
Saat Obi dan Jaya tiba di lapangan, langkah mereka terhenti heran karna melihat Erlangga berbicara dengan murid dari sekolah lain di dekat pintu gerbang.
"Itu Sadha kan?" Tanya Jaya.
"Ngepain tuh anak kesini," Ucap Obi berlari mendekati mereka.
"Apa maksudnya Cawan Suci?"
Obi dan Jaya mulai bisa mendengar pembicaraan mereka.
Erlangga dan Sadha melihat Obi dan Jaya, lalu mereka kembali berdiri berhadapan.
"Nenek aku kan peramal tingkat tinggi, dia ngerasa ada sesuatu yang salah nanti di Inggris. Aku sama keluarga aku mau coba nyari tau sekaligus cegah kalo emang bakal dateng bencana. Tapi tadi malem nenek aku mati setelah kasih tau kalo masalah ini terlalu berat buat kami," Ucap anak yang seumuran dengan Erlangga itu.
"Bencananya berhubungan sama Cawan Suci yang kamu bilang tadi?" Tanya Erlangga.
"Iya. Terus alesan aku ngajak kamu ada 2. Yang pertama kamu kan pemegang Artefak," Kata Sadha.
"Terus yang kedua?"
Sadha terdiam sejenak lalu dia menghela nafas.
"Nama kamu di sebut padahal aku ga pernah ngasih tau siapa-siapa,"
Kedua alis Erlangga perlahan terangkat mendengarnya.
"Ini udah takdir kalo kamu harus ada disana Erlangga. Ga kaya kamu, aku masih belum bisa pake sihir," Ucap Sadha sedikit memohon.
"Halu banget," Pikir Obi dan Jaya.
Erlangga terlihat gusar dan kebingungan.
"Aku bukannya gamau bantu, tapi sekarang ini aku ga bisa apa-apa. Tongkat Maestro aku ada di tangan orang laen," Kata Erlangga merasa tidak enak.
Semua orang terdiam lalu Erlangga berbalik.
"Maaf Sadha, cari bantuan orang laen aja yah," Kata Erlangga.
"Jonathan Loesandy Candra Prasetyo,"
Langkah kaki Erlangga terhenti lalu matanya terbuka lebar dan gemetar. Dengan jantung berdebar kuat, Erlangga perlahan berbalik menatap Sadha yang memasang wajah datar.
"Dari mana kamu tau nama lengkap bang Jon?" Tanya Erlangga dengan suara serak.
"Aku-"
"Hati-hati kalo ngomong!!!"Sadha terkejut dan langsung mengangkat tangannya karna Erlangga menerjang dan meremas kerah bajunya. Mereka bertiga begitu terkejut melihat berapa marahnya Erlangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Petualang 2
FanfictionCerita ini mengandung hubungan sesama jenis, bagi yang tidak nyaman tidak di sarankan untuk melanjutkan. Kelanjutan dari petualangan Kakek Hasbi dan para cucunya.