Wanita Penghibur

53 5 0
                                    

"Sarapan!! Sarapan!! Bangun bangun!!"

Vincent berteriak sambil membawakan lauk ke meja makan.

"Pagi," sapa Jonathan mengangkat topinya.

Dengan wajah tersipu, Morgan dan Vincent saling melirik lalu mengangguk pelan pada Jonathan yang terlalu sopan pada mereka di pagi hari ini.

Saat Jonathan duduk, dia melihat Professor Neuro yang duduk di sebelahnya meletakkan sepiring nasi lengkap dengan lauknya di hadapan Jonathan.

Jonathan menoleh ke arah Professor Neuro yang terlihat datar seperti biasanya, memakan sarapannya tanpa mengatakan sepatah katapun.

Saat makan, Jonathan melihat Professor Neuro meletakkan segelas air untuknya. Bahkan saat mereka akan menaiki busway, Professor Neuro menyingkir mempersilahkan Jonathan masuk duluan.

Sikapnya pagi ini membuat Jonathan bingung.

***

"Ah, halo nona cantik,"

Para sekumpulan Lady Companion yang ada di sebuah bar, terpana lalu mereka langsung berebutan mengerubungi Jonathan.

"Ah tampan sekali.."
"Yaampun masih muda, umur berapa sayang?"
"Kamu kerja?"
"Mau jadi pacar aku ga?"

Vincent mendengus sebal melihat para wanita malah berebutan mendatangi dan membawa Jonathan ke meja.

"Yaampun.. emangnya gua ga ganteng apa?" Tanya Vincent sebal.

"Mengatakan diri sendiri ganteng itu menjijikan tau," kata Morgan sebal.

Di lantai 2, seorang wanita yang memakai gaun panjang tanpa lengan berwarna ungu, terkekeh lucu melihat rekan-rekannya.

"Ramai juga yah disini,"

Wanita itu menoleh lalu tersenyum melihat Professor Neuro ikut berdiri menonton yang ada di bawah bersamanya.

"Wah tuan, apa ini pertama kalinya anda kesini?" Tanya wanita itu berdiri menghadap ke arah Professor Neuro dengan sikut bersandar di pagar.

"Benar. Mau dansa?" Tawar Professor Neuro memberikan tangannya dengan wajah datar.

"Hehe dengan senang hati,"

Professor Neuro dan wanita itu turun dan pergi ke lantai dansa.

Jonathan, Vincent dan Morgan melihat Professor Neuro berdiri saling berhadapan dengan salah satu wanita penghibur di bar ini, lalu mereka terkejut karna kedua pasangan itu saling bergenggaman dengan kedua tangan, menabrakkan dada mereka lalu berputar dengan wajah yang berjarak sangat dekat.

"Anda lebih tinggi ternyata yah," ucap wanita itu tersenyum merayu sambil sedikit mendongak karna Professor Neuro terlalu tinggi.

"Terimakasih," kata Professor Neuro.

Tarian agresif Professor Neuro dan wanita itu membuat semua tamu terpana. Semua orang bersorak dan suasana bar pun semakin ramai.

"Ngomong-ngomong aku hebat dalam membaca seseorang. Mau coba ku baca sambil menari?" Tanya wanita itu.

"Bagaimana kalau aku yang membacamu? Aku penasaran apa kau akan terkesan dengan kesimpulan tentang dirimu yang aku dapat," ucap Professor Neuro.

"Haha manis sekali untuk seukuran pria besar. Aku mau dengar,"

"Kau, anak tertua dari keluargamu, memiliki adik laki-laki yang umurnya terpaut tidak jauh dengan mu," ucap Professor Neuro sambil menarik wanita itu ke pelukannya dan memegang pinggulnya.

"Wah hebat juga untuk seorang pemula. Ada lagi?" Tanya wanita itu tersenyum lebar.

"Karna kehilangan kedua orang tuanya, kau membesarkan adik mu sendiri dengan berbagai cara termasuk menjual tubuhmu. Pernah menawarkan penjualan organ, namun tidak ada yang tertarik karna kau punya kebiasaan meminum alkohol," jelas Professor Neuro lagi.

Keluarga Petualang 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang