Satu hal yang pernah bang Jon bilang. Baik atau buruknya seseorang, pasti ada orang yang menganggapnya sangat berarti. Di balik kesenangan dan kegembiraan seseorang, pasti ada air mata yang terjatuh dari orang lain. Semuanya butuh keseimbangan.
*********************************
"Kamu mau kemana?" Tanya Joseph yang sedang bersiap ingin pergi bekerja, melihat istrinya juga terlihat rapih.
"Mau daftar sekolah anak-anak. Bulan depan kan mereka udah masuk sekolah," Kata Irina yang sedang memakai lipstik di depan cermin.
"Tapi beneran mau di swasta?" Tanya Joseph.
"Iya. Kelamaan kalo nunggu sekolah di negeri, harus umur 7 tahun. Rika sama Riko kan Agustus baru 6 tahun. Kalo mau di negeri, harus nunggu 2 tahun lagi," Ucap Irina.
"Tapi anak-anak gimana?" Tanya Joseph lagi.
"Si Rika mah udah ga sabar pengen sekolah. Kemaren aja dia udah milih tas di internet. Riko malah bingung mau bawa tempat pensil apa ngga soalnya bentuknya banyak hahahaha,"
Joseph ikut tertawa mendengarnya.
"Kira-kira yang peringkat pertama siapa yah,"
Irina dan Joseph langsung saling menatap setelah berbicara bersamaan.
"Anak-anak kita udah terlalu pinter sih kalo di bandingin sama anak SD kelas 1. Jadi kerasa ga adil," Kata Joseph lesu.
"Ya mau gimana lagi, mereka aktif banget abisnya," Kata Irina sambil berdiri dan mengambil tas kecilnya.
Irina dan Joseph keluar dari kamar mereka lalu turun ke bawah.
"Ayah.. Ibu.. Udah mau berangkat yah?" Sapa Rika dengan mainan masak-masakannya yang berantakan di ruang tamu.
"Iya. Nanti om Matio dateng, jangan nakal yah," Ucap Irina tersenyum.
"Riko sama Fang mana?" Tanya Joseph.
"Udah pergi dari abis sarapan. Ayo tuan beruang.. Di minum teh nya," Kata Rika sambil memberikan mainan cangkir teh kosong ke boneka beruang yang berjejer duduk di depan Rika bersama bonekanya yang lain.
"Hahahaha rasanya aneh banget yah,"
"Iya bener, apalagi di jidat,"
Irina dan Joseph menoleh ke arah pintu lalu wajah mereka menekuk karna Fang dan Riko datang sambil tertawa dalam kondisi yang sangat kotor.
"Riko, Fang,"
Riko dan Fang yang melayang terbang di sebelah kepala Riko, menoleh dan terkejut melihat Irina yang terlihat marah.
"Mandi!!!" Katanya geram.
Riko dan Fang pun langsung bergegas naik ke lantai 2.
"Rika.. Nanti bikinin teh sama kue yang enak yah.." Teriak Riko sambil berlari menaiki tangga.
"Oke.." Sahut Rika.
Riko dan Fang tersenyum damai saat mereka berendam di dalam bak berisi air hangat.
"Zindo masih sama tante Lidya," Kata Riko.
"Iya, setelah kejadian di rumah kakek kamu kemarin, Zindo bilang tidak mau pergi jauh-jauh dari Lidya," Ucap Fang sambil mengusap sayapnya yang kotor.
Riko terdiam memperhatikan Fang lalu dia melihat ke arah selangkangannya.
"Fang ga punya titit?" Tanya Riko.
"Titit? Ooh.. Ada, tapi berbeda dengan milik manusia yang ada di luar. Milik kami tersembunyi di dalam," Kata Fang.
"Terus kalo mau kencing gimana?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Petualang 2
FanfictionCerita ini mengandung hubungan sesama jenis, bagi yang tidak nyaman tidak di sarankan untuk melanjutkan. Kelanjutan dari petualangan Kakek Hasbi dan para cucunya.