Di tengah-tengah puncak bebatuan, Riko terpaku memperhatikan Fang yang tampak sedang bermeditasi sambil berdiri dengan satu satu kaki.
"Dia.. jahat? Tapi sepertinya baik baik saja," Tanya Oscar heran.
"Baik!? Dia iblis!! 5 tahun yang lalu dia menghancurkan sebagian Dragoland, membunuh banyak Dragonia dan naga lainnya, termasuk kepala suku terdahulu. Padahal kami memujanya karna dia sudah seperti dewa di mata kami. Tapi tiba-tiba dia mengamuk dan menghancurkan segalanya. Beberapa bahkan ada yang sampai terkena kutukan," jelas Fuad geram.
Riko tersentak mendengarnya.
"Jadi itu alasan kenapa artefak bola air yang di bawa mba Velda cuman sisa 4?" Tanya Erlangga.
"Benar. Butuh 2 tahun untuk sumber mata air dari Air Mata Bumi menghasilkan satu buah Bolanya. Dan gara-gara dia!! Kami jadi kehilangan banyak hal. Kalian jangan pernah mendekatinya, atau kalian akan menyesal," kata Fuad kembali naik ke punggung Blight.
Riko dan Oscar pun ikut naik, dan pergi dari sana.
Sebelum pergi jauh, Riko sempat terheran karna dia melihat ada sosok yang mirip dengan manusia mendekati Fang.
Setelah di bawa kembali oleh Fuad, dia pun pamit untuk pergi. Setelah memastikan Fuad sudah pergi, Riko kembali mempersiapkan barang-barangnya karna dia berencana pergi ke tempat Fang.
"Mau kesana yah?"
Riko tersentak lalu dia perlahan menoleh ke arah Oscar yang tersenyum nakal padanya.
"Aku juga penasaran dengan naga itu, bagaimana kalau kita pergi bersama?" Tanya Oscar.
"Emm boleh aja sih. Tapi temen-temen om gimana?" Tanya Riko.
"Tuh, mereka tidur kan dari tadi," kata Oscar menunjuk ke arah dua temannya yang tidur dengan nyenyak tidak jauh dari tempat kakek Hasbi dan yang lainnya.
Perjalanan menuju lembah berlubang itu memanglah mudah, tapi tantangan mereka adalah menyebrangi bebatuan yang ada di lembah itu untuk tiba di altar Demon Lord Fang karna tidak semua bebatuan itu berada di posisi yang sama.
Oscar yang ada di belakang Riko, terus memperhatikan betapa kreatif nya anak itu. Perjalanan penyebrangan ini terasa mudah karna Oscar benar-benar mendapatkan bantuan dari Riko.
"Kamu hebat tau,"
Riko yang baru saja menembakkan Grapple gun miliknya ke puncak batu yang ada di depan mereka, menoleh ke arah Oscar.
"Ga banyak orang yang bisa pake Grapple gun karna daya tariknya yang kuat. Genggaman tangan kamu kuat juga yah," kata Oscar.
"Makasih," katanya tersenyum senang.
"Tapi keluarga kamu tidak berfikir begitu,"
Riko yang hendak menekan pemicu senjatanya untuk naik ke atas, terdiam mematung mendengarnya.
"Aku bisa merasakan itu karna aku juga sama seperti kamu. Makanya aku putuskan untuk keluar dari rumah, belajar hidup mandiri, sampai akhirnya menemukan teman-teman baru seperti Layla dan Jacob," kata Oscar.
"Hmm.. hebat banget," ucap Riko meluncur naik ke atas sana sambil melemparkan tali untuk Oscar memanjat.
"Bagaimana kalau kamu ikut dengan kami? Kamu pasti bisa lebih hebat dari pak Hasbirawan. Kita bisa belajar banyak hal, pergi ke tempat yang menakjubkan juga seperti Dragoland ini," kata Oscar sambil memanjat.
Riko menunduk murung mendengar ajakan Oscar.
"Huhhh.. bagaimana? Dari pada kamu tersiksa di rumah, tidak ada seorang pun yang memperhatikan kamu," kata Oscar berbaring di sebelah Riko.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Petualang 2
FanfictionCerita ini mengandung hubungan sesama jenis, bagi yang tidak nyaman tidak di sarankan untuk melanjutkan. Kelanjutan dari petualangan Kakek Hasbi dan para cucunya.