Permainan Kecil

52 8 3
                                    

"HUAAA!! ADY!!! ADY!!!"

Ady yang tadinya sedang tertidur, terkejut bangun lalu dia bergegas mendekati Gama yang tiba-tiba berteriak menangis.

Yang lain sampai Arthur yang sedang berjaga juga jadi ikut melihat ke arah Gama.

"Hei hei ada apa??" Ucap Ady mencoba menenangkan Gama sambil menggendongnya.

Gama memendamkan wajahnya, menangis terisak sambil meremas baju Ady.

Ady menoleh ke arah semuanya dan menggeleng pada mereka sambil berjalan menjauh.

"Sssst.. ada apa?? Mimpi buruk?" Bisik Ady.

"Ngggg.."

Gama hanya meraung kecil menangis di pelukan Ady.

"Apa? Lapar? Kamu belum makan kan?" Tanya Ady lagi.

Gama terisak menggeleng dengan wajah di baju Ady.

"Yaudah ah jangan nangis, kamu kan udah gede, udah nikah, masa masih kaya anak kecil. Bikin susu? Iya? Aku bikinin susu hangat yah?" ucap Ady.

Gama menelan ludah, tangisannya perlahan berhenti lalu dia mengangguk pelan.

Di pangkuan Ady, Gama melihat kakaknya menuangkan susu saset ke gelas yang mereka bawa di kuil tempat mereka berkemah.

"Nih, jangan nangis lagi," ucap Ady memberikan susu itu ke Gama sambil menurunkan Gama duduk di bawah.

Ady tersenyum melihat Gama meminum susunya. Dia membelai rambut Gama lalu pergi keluar dan melihat yang lain tidak kembali tidur.

"Maaf yah jadi ganggu," ucap Ady.

"Ga masalah, udah biasa dari dulu kan Gama begitu?" Tanya Rendra menguap sampai air matanya keluar.

Kuro pun melayang pergi dan hinggap di pangkuan Gama.

"Kakek Hasbi mana?" Tanya Ady duduk bersandar di pohon.

"Biasa, ekspedisi. Dia pengen pelajarin hutan ini soalnya masih banyak makhluk laen yang ga ada di luar," ucap Rendra sebal.

Ady mengeluarkan HP-nya dan menunjukkan kalau sudah lebih dari 18 jam sejak ritual ini berjalan.

"4 jam lagi tepat satu tahun," ucap Arthur dewasa.

"Tapi bukannya wajar kalo di kasih tenggat waktu, dia milih waktu paling akhir? Palingan kalo dia balik, baliknya di hari ketiga," ucap Viona.

"Aku juga berfikir begitu," sahut Arthur.

"Tapi maaf, apa bos Candra benar-benar akan kembali?" Tanya Koci membuat suasana kembali gusar.

"Kalau aku.. apapun keputusan ayah, aku ga protes sama sekali," ucap Ady tersenyum.

"Lagian itu kan pilihan terbaiknya. Aku juga ngerasa bersalah karna bikin ayah menderita selama ini, dan kami gatau yang dia rasain," tambahnya.

"Tapi bos Candra memang pintar menyembunyikan isi hatinya. Saya sendiri yang setiap hari bersamanya tidak merasa aneh padanya, meski terkadang dia bengong, saya pikir bos Candra hanya kelelahan," ucap Koci.

Saat sedang berbincang, mereka semua terkejut karna sosok tengkorak bertubuh tinggi yang merupakan salah satu pelayan Seketh muncul di tengah-tengah mereka.

Begitu pekat dan berat. Auranya sangat berbeda dengan makhluk biasa.

"Maaf mengganggu pembicaraan kalian. Saya datang membawakan makanan,"

Semua orang tertegun melihat makhluk itu meletakkan mayat rusa dan segunung buah-buahan.

"Tunggu!!"

Saat makhluk itu ingin pergi, kembali terhenti dan melihat ke arah Ady.

Keluarga Petualang 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang