Teknologi Pembawa Bencana

68 7 0
                                    

Di halaman depan rumah Riko. Fang yang berbentuk mini duduk dengan mata berkedut, Fang terdiam setelah Rika mendandaninya menjadi rupa yang sangat aneh. Memakai telinga kelinci, dan wajahnya di pakaikan bedak.

"Aku mau ambil baju dulu.." kata Rika dengan riangnya pergi masuk ke dalam rumah.

Fang menghela nafas lega karna tidak tau harus melakukan apa jika Rika datang lagi.

"Jendral.. apa tidak masalah kita di perlakukan seperti ini?" Tanya Zindo yang ikut kena getahnya. Apalagi Rika menggantungkan banyak aksesoris di topi Zindo.

"Dewasalah Zindo. Rika itu hanya anak-anak, biarkan saja dia bermain," kata Fang.

"Woah.. keren.. anda memang hebat jendral.." kata Zindo terpukau.

Fang yang masih duduk disana, menoleh ke arah Riko yang ikut berkumpul di tengah pembicaraan kakek Hasbi, Toro dan Gerald yang sedang membicarakan soal bisnis.

Meski Riko sendiri tidak mengerti, tapi dia hanya penasaran berkumpul disana.

"Oh gitu.. terus investasi terbesar kakek yang mana?" Tanya Gerald.

"Pasti untungnya banyak yah?" Tanya Toro.

"Kalau soal itu.. kakek tidak bisa menjawabnya," kata kakek Hasbi bingung.

"Kenapa?" Tanya Gerald heran.

"Kalian tau tidak, sebenarnya teknologi atau obat-obatan itu berkembang sangat cepat. Dan kakek salah satu orang yang terlibat di dalamnya," kata kakek Hasbi tersenyum bangga.

"Kalo sejarah sama Artefak mah kita semua udah tau kali kek," kata Riko sebal menatap kakeknya.

Gerald dan Toro juga mengangguk mengiyakan.

"Hahaha bukan.."

Kakek Hasbi mengeluarkan HP-nya dan menunjukkan sebuah foto dirinya bersama seorang ilmuwan bertubuh gemuk dan tinggi yang memakai jas lab.

Riko, Gerald dan Toro pun berkumpul melihat foto itu.

"Namanya Fatso. Dia bekerja langsung atas nama kakek. Dia mendirikan laboratorium di sebuah pulau terpencil untuk membuat peralatan canggih. Salah satu penemuannya yang kalian kenal yaitu motor Magnetik yang rodanya tidak terhubung dengan motornya. Pernah dengar?" kata kakek Hasbi tersenyum.

"OH IYA IYA!! AKU PERNAH BACA DI INTERNET!!" Kata Toro heboh.

"Tapi bukannya itu cuman viral di luar negeri?" Tanya Gerald heran.

"Tentu saja sebenarnya kami sudah memperkenalkannya terlebih dahulu di Indonesia. Tapi seperti biasa, pemerintah tidak tertarik. Akhirnya kami pamerkan di German, dan sukses besar," kata kakek Hasbi.

Riko, Toro dan Gerald terbinar-binar melihat kakek Hasbi.

"Niatnya kakek mau kesana lusa buat nengokin Fatso," kata kakek Hasbi.

"Aku ikut kek!!" Kata Gerald dan Riko bersamaan.

Toro sebenarnya hampir reflek ingin mengatakan itu juga, tapi karna dia sadar kalau dia hanya orang lain, Toro pun berhenti.

"Hahaha maaf yah tapi tidak bisa. Kakek sudah janjian sama Jonathan," kata kakek Hasbi tertawa kecil.

"Berdua doang?" Tanya Riko memelas.

"Tidak.. Ribut juga ikut," kata kakek Hasbi.

********************************

Di sebuah bar, tepuk tangan para pengunjung meramaikan suasana bar itu. Di tengah-tengah lantai dansa, mereka memberi ruang pada dua pasangan yang menari dengan agresif seakan disana hanya milik mereka berdua.

Keluarga Petualang 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang