"silahkan mas Jon,"
"Makasih bi Maria.." ucap Jonathan tersenyum melihat Maria meletakkan secangkir teh di depan Jonathan.
Jonathan juga melihat Ribut dengan wajah datarnya berjalan ke depan sambil membawa kotak berisi perkakas kendaraan.
Suasana, rumah, dan semua isinya masih terasa sama. Jonathan senang karna tidak ada yang berubah disini. Dia juga mulai meragukan apa yang di katakan Gama padanya kemarin.
"Mungkin hanya salah paham saja atau tuan Joker hanya sekilas melihat kakek mengobrol dengan Professor Neuro tanpa tau apa yang mereka bicarakan," pikir Jonathan lega.
"Kamu jalan kaki kesini?" Tanya kakek Hasbi penasaran.
"Aku di antar bang Tria kek," ucap Jonathan.
"Aah.. iya iya, abangnya Erlangga yah? Ngomong-ngomong kabar Erlangga bagaimana?" Tanya kakek Hasbi lagi.
"Aku belum bertemu dengannya. Tadi waktu pulang juga di rumah hanya ada Gerald," kata Jonathan.
Berbincang hangat, membicarakan beberapa hal, Jonathan senang semuanya masih sama.
Obrolan mereka terhenti karna HP mereka berdua sama-sama bunyi petanda ada pesan masuk.
Di grup keluarga, Jonathan melihat Eugene sedang dalam perjalanan ke rumah kakek Hasbi. Lalu kakek Hasbi membalas kalau ada Jonathan disini. Tidak lama Matio juga muncul dan mengatakan kalau dia akan datang juga.
"Oh benar juga. Rika dan Riko kan akan masuk sekolah mulai bulan Juni nanti. Bagaimana kalau kita adakan pesta sekaligus kita beri hadiah?" Usul Fernando.
"Hadiah yah? Hmm.. hadiah yang tepat untuk anak-anak sekolah apa yah? Irina pasti sudah membelikan perlengkapan sekolah untuk mereka," gumam kakek Hasbi.
"Sepertinya aku akan memberikan kotak bekal," sahut Jonathan sambil menunjukkan gambar kotak bekal serupa hanya saja beda warna pada kakek Hasbi.
"Wah iya iya, mereka pasti suka. Mereka kan kembar yah, kamu ada saran lain?" Tanya kakek Hasbi sambil meletakkan HP-nya kembali di meja dan menyeruput teh nya.
"Kakek maaf, boleh aku ke toilet sebentar?" Tanya Jonathan.
"Tentu saja boleh, kenapa ijin dulu hahaha. Silahkan silahkan," ucap kakek Hasbi tertawa.
Jonathan pun bangkit dan pergi ke belakang. Jonathan juga sempat menyapa Maria yang sedang menyiapkan bahan untuk memasak makan malam di dapur.
Sambil berjalan kembali ke depan, Jonathan sengaja lewat dan mampir ke ruangan yang seharusnya di isi dengan Artefak yang selama ini kakek Hasbi dapat. Tapi saat dia membukanya, ruangan itu hanyalah gudang tempat barang-barang tidak terpakai.
"Apa ini benar-benar membuktikan kalau Artefak itu tidak ada?" Pikir Jonathan.
Jonathan pun kembali berjalan menuju ruang tamu dan melihat kalau Matio dan Eugene baru saja tiba.
"Hahaha Jon.. kalo mau kesini aturan bilang aja biar sekalian di jemput," kata Eugene menyeringai mendekati Jonathan, melepas topinya dan mengacak-acak rambutnya.
"Aku juga mendadak saja ingin kesini," ucap Jonathan terkekeh.
"Kalian pasti lelah. Mau ke kamar kakek kita berbicara sambil berbaring?" Tawar kakek Hasbi berdiri dan pergi ke arah pintu depan.
"Ribut!! Tolong beritahu Maria untuk membuatkan minuman untuk Matio dan Eugene. Bawakan ke kamar ku yah," ucap kakek Hasbi.
Sambil di rangkul Matio, Jonathan tersenyum senang mendengar keluhan Matio tentang mobil rumahnya yang sering kali berantakan kalau jalanan yang dia lalui jelek.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Petualang 2
FanfictionCerita ini mengandung hubungan sesama jenis, bagi yang tidak nyaman tidak di sarankan untuk melanjutkan. Kelanjutan dari petualangan Kakek Hasbi dan para cucunya.