Seluruh dunia di hebohkan dengan serangan monster-monster kecil yang dapat terbang. Semua media berita dan sosial di berbagai negara, menyiarkan perintah siaga.
Makhluk yang terbentuk dari api ungu, dapat meninggalkan api bagi siapapun yang menyentuhnya. Sementara monster berbentuk kelelawar dapat membuat orang menjadi batu jika tertusuk oleh sayapnya.
Di Rawa Raya, Rika yang sudah sadar membuat bangunan besar yang terbuat dari kayu untuk menampung para penduduk dari serangan monster di luar. Rika lega karna monster-monster itu sebenarnya sangat lemah selain kemampuan mereka.
"Hati-hati!!" Teriak kakek Hasbi sambil menyingkirkan monster-monster yang menyerangnya dengan tongkat nya.
Barnie menggeram kesal karna dia harus membunuh para monster-monster kecil itu sambil melindungi Obi dan yang lainnya.
"Masih lama?" Tanya Barnie mulai kerepotan karna jumlah mereka sangat banyak.
"Sebentar,"
Erlangga menggunakan tongkatnya untuk mengangkat tanah dan membuat tempat berlindung.
Kakek Hasbi menoleh melihat Jabberwock yang terlihat sangat fokus mendongak ke langit seakan ingin membuka portal berisi monster-monster kecil ini untuk datang.
"Kalo gini terus ga ada kemajuan," ucap Surya sambil menembaki monster-monster itu dengan pistolnya.
Sementara itu jauh disana, tepatnya di sebuah pulau yang jauh dari peradaban manusia, Haru yang sudah meniru Magnus, mencoba menyingkirkan para monster-monster kecil bersama dengan Lidya.
"Tidak ada habisnya," ucap Magnus lalu menyemburkan api hitam ke udara dan menyapu bersih monster-monster itu.
Haru yang mengambil wujud Magnus juga melakukan hal yang sama. Sementara Zindo membersihkan monster-monster yang lolos dan mencoba menyerang dari bawah menggunakan pedang sihir yang di berikan Lidya.
"Hei Zindo.."
Naga hijau itu menoleh ke arah Fang yang tampak masih sangat lemah, mencoba untuk ikut bertarung.
"Iya jendral, ada apa?" Tanya Zindo.
"Aku penasaran, kemana pedang berbentuk segitiga mu itu?"
Zindo berbalik dan menyerang beberapa monster yang mencoba menyerangnya.
"Maaf jenderal, tapi saya tidak mau membicarakan itu dulu," ucap Zindo dengan nada datar.
Fang yang terengah-engah sampai berkeringat sangat banyak, terheran mendengarnya.
"Kakak.."
Fang menoleh ke arah Magnus yang berdiri tegak membelakangi nya, menoleh sedikit ke belakang.
"Kalau para monster ini sampai kesini, berarti mereka juga tersebar ke seluruh dunia kan? Bagaimana dengan mereka yang tidak ada pelindung nya?" Tanya Magnus.
Mata Fang gemetar mendengarnya.
"Lidya,"
Lidya yang baru saja menghempaskan 3 monster, menoleh ke arah Matio yang sedang bersama Riko.
"Kamu bisa pake sihir waktu itu kan? Yang nyebar itu loh," ucap Matio.
"Tidak bisa. Teknik itu membutuhkan banyak sihir, dan aku sudah memakai sihir dari tadi, jadi tidak cukup," ucap Lidya.
"Kalo kita gabungin sama Mantra gimana? Magnus sama Haru kan pengawal Demon Lord," ucap Riko.
"Tidak bisa,"
Riko, Lidya dan Matio menoleh ke arah Haru yang meniru Magnus.
"Karna Dragon Force Demon Lord Sky tadi, dan mencoba bertahan dengan seragam yang menggunakan Mantra sekarang, aku dan Magnus tidak punya cukup Mantra yang memiliki skala satu bumi," ucap Haru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Petualang 2
FanfictionCerita ini mengandung hubungan sesama jenis, bagi yang tidak nyaman tidak di sarankan untuk melanjutkan. Kelanjutan dari petualangan Kakek Hasbi dan para cucunya.