"Abi, aku mau nanya dong,"
Kakek Hasbi yang sedang melihat-lihat kue di etalase toko, menoleh ke arah Melody.
"Iya?" Sahut kakek Hasbi tersenyum dan kembali berdiri tegak.
"Aku sebenernya masih kepikiran sama rumah hantu itu. Kamu kenapa ngga ikut bantu mereka? Bukannya kamu bisa liat peluang dapet uang kalo rumah itu ke jual?"
Melody terheran karna kakek Hasbi menunduk dengan wajah muram.
"Aku menemukan mayat ibu yang sedang memeluk anak bayinya,"
Kedua alis Melody terangkat lalu kembali turun.
"Tapi kamu tau penyebab kebakaran nya ga?" Tanya Melody lagi.
"Sepertinya sang ibu mengalami gangguan mental, dan membakar dirinya bersama anaknya. Tapi.." Ucap kakek Hasbi kembali mengangkat kepalanya.
"Tapi apa?" Tanya Melody heran.
"Saat kebakaran, aku lihat jendela kamar anak mereka terbuka, padahal di rumah itu hanya ada si ibu dan anak bayinya. Lalu ada orang yang bilang kalau sebelum kebakaran ini menjadi besar, sempat terlihat sekumpulan anak-anak ada di depan rumah itu. Jadi para penduduk menduga kalau anak-anak itu lah penyebabnya," Jelas kakek Hasbi.
"Mereka ga ada yang kenal?"
"Tidak. Aneh kan? Padahal saat itu, jarak Rawa Raya dan kota sebelah cukup jauh kalau ada anak-anak luar datang kesini. Dan kalaupun memang ada, rasanya sangat kebetulan kalau kita tidak berfikir mereka yang membakar rumah itu. Anehnya lagi, kata mereka pakaian anak-anak itu terlihat aneh," Jelas kakek Hasbi lagi.
"Terus si ayah? Anak-anaknya yang laen? Mereka waktu itu ga ada di rumah kan?" Tanya Melody penasaran.
Kakek Hasbi menelan ludah menatap mata Melody yang berkaca-kaca.
******************************
Usai keanehan yang terjadi tepat di depan mata mereka, Obi dan yang lainnya berteriak lalu berlari keluar dari sana.
"EH TUNGGU TUNGGU!!"
Mereka berhenti dan berbalik melihat Jaya baru keluar dari kamar sang orang tua pemilik rumah ini.
"A-apa!! Udah ah anjing, elu ga liat mereka tau-tau mukanya ga ada terus nyengir?" Kata Obi ketakutan.
"Tau!! Udah ayo cabut!!" Kata Anggi ikut panik.
"Ayo cepetan keluar dari sini.." Ucap Rika setengah menangis sambil memeluk tangan kakaknya yang juga gemetar ketakutan.
"Gua tau kalian takut, tapi kita ga bisa keluar," Kata Jaya dengan nafas berat.
"Kenapa gitu?" Tanya Toro menyeka keringatnya.
"Kayanya kita sendiri udah pindah ke waktu, pas rumah ini belom kebakar," Kata Jaya.
"Jangan ngaco yah!!" Bentak Obi.
"Ngaco gimana? Udah jelas kan kita balik ke tanggal 26 April pas rumah ini di bakar. Kalian liat aja, struktur rumah ini bukan di zaman kita! Siapa sih yang masih pake TV tabung di rumahnya?" Ucap Jaya.
Semua orang terdiam lalu Toro, Obi dan Anggi menunjuk ke arah Jaya.
"Ya maap kalo gua miskin," Kata Jaya menggerutu lesu.
"Jadi maksud ka Jaya, kita harus pecahin misteri rumah ini biar bisa keluar?" Tanya Riko.
"Harusnya sih gitu," Sahut Jaya mengangkat kepalanya.
"Emangnya mau cari apa lagi? Emangnya masih ada petunjuk?" Tanya Obi kembali takut.
"Masih ko,"
Semua orang tertegun saat Jaya menyingkir dan menunjukkan kamar Prapto dan Samsul yang pintunya sudah terbuka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Petualang 2
FanfictionCerita ini mengandung hubungan sesama jenis, bagi yang tidak nyaman tidak di sarankan untuk melanjutkan. Kelanjutan dari petualangan Kakek Hasbi dan para cucunya.