"Baik Bu.."
Jin melihat ke sekitarnya, teman-teman sekelasnya menjawab pertanyaan guru mereka.
Saat sekolah sudah usai, Jin berjalan menemui Riko dan Rika di lapangan dan bersama-sama pergi ke gerbang sekolah.
Setibanya disana, Irina sudah ada untuk menjemput mereka.
"Gimana sekolahnya?" Tanya Irina yang mulai menginjak gas mobilnya melihat ketiga anaknya yang duduk di belakang.
"Seru Bu!!" Ucap Rika girang.
Irina tersenyum senang melihat betapa antusiasnya Rika dan Riko, tapi Jin tidak demikian.
Bukan terlihat tidak suka, tapi wajahnya seperti menunjukkan kalau dia tampak kebingungan.
Setibanya di rumah, Rika dan Riko langsung berlari naik ke kamar mereka untuk mengganti pakaian.
"Jin.."
Jin berbalik melihat Irina yang berjalan menghampirinya.
"Ada masalah di kelas? Atau kamu masih kepikiran sama kejadian kemarin?" Tanya Irina.
"Tidak ada apa-apa," sahut Jin menggeleng.
"Tapi muka kamu ga ngegambarin kaya gitu loh. Coba kasih tau,"
Jin melihat Irina berjongkok di hadapannya.
"Emm.. maaf ibu, aku bingung.." ucap Jin sambil meremas-remas jarinya.
"Bingung kenapa?" Tanya Irina heran.
"Aku.. udah hidup ribuan tahun. Jadi semua manusia yang aku liat itu kaya anak-anak, termasuk Bu guru. Tapi pengecualian untuk ayah sama ibu," ucap Jin menjelaskan.
"Oh.. jadi kamu bingung harus bereaksi gimana?" Tanya Irina.
"Iya. Apalagi Bu guru kan bilang kalo kita harus hormatin orang yang lebih tua, umur aku jauh lebih tua dari dia," katanya lagi dengan raut wajah bingung.
"Hei hei hei.."
Jin tersentak karna Irina menyentil dahinya.
"Kamu salah kalo bilang kamu lebih tua dari kami," ucap Irina tersenyum.
"Tapi aku kan-"
"Kamu Baru lahir kemarin," potong Irina."Baru lahir kemarin?" Tanya Jin heran.
"Iya. Jin yang berumur seribu tahun lebih itu udah ga ada. Yang ada itu sekarang Jin anak laki-laki sungguhan," ucap Irina.
Irina mengeluarkan sebuah topi dari tas selempang nya, lalu memakaikannya ke kepala Jin.
"Sekarang kamu bisa bayangin kan kalo kamu anak laki-laki umur 6 tahun kata Rika sama Riko?" Tanya Irina tersenyum berseri sampai membuat Jin tersipu hebat.
Masih tersenyum, Irina memiringkan kepalanya heran melihat Jin gemetar dengan mata berkaca-kaca menatap matanya.
"A-Aku.."
"Iya?" Sahut Irina yang masih tersenyum.
"T-Tidak.." ucap Jin menggeleng lalu menarik topinya ke bawah agar wajahnya tertutup.
"Ih gemes banget!!! Pengen cubit pipinya," pikir Irina geregetan.
"Yaudah ganti baju, abis itu kita makan yah. Mau ikut ke rumah sakit kan?" Tanya Irina.
"Bukannya udah pulang semua?" Tanya Jin heran.
"Ke tempat om Gama sama Tante Anna,"
"Ooh.. jadi anak kecil yang ke perangkap di dalem mobil sama yang motong tangannya tuan Jabbar itu om aku.." pikir Jin mengangguk pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Petualang 2
FanficCerita ini mengandung hubungan sesama jenis, bagi yang tidak nyaman tidak di sarankan untuk melanjutkan. Kelanjutan dari petualangan Kakek Hasbi dan para cucunya.