Petunjuk (2)

43 5 0
                                    

"Wuhuuu.."

Rico bergelantungan berpegangan pada Fang, terbang turun dari lantai 2 rumahnya.

"Rico.. Udah di bilang jangan terbang di dalem rumah," Tegur lembut ayahnya.

"Hahaha iya maap.." Kata Rico cekikikan.

"Buat Fang, ga ada sosis malam ini," Ucap Irina sambil berjalan ke arah dapur.

Fang yang melayang sambil memenangi Riko, tersentak mendengarnya.

"Kenapa aku yang di hukum.." Protesnya sambil menurunkan Riko ke lantai.

"Kamu udah gede bukannya ngasih tau yang bener ke Riko, malah nurutin aja dia maunya apa,"

Fang langsung menunduk lesu tidak bertenaga.

Saat Riko ingin pergi ke dapur untuk berkumpul makan malam, dia melihat Rika masih duduk di tengah-tengah ruang tamu bersama boneka dan mainan masak-masakannya.

Saat Riko ingin mendekat, Fang menahan tangannya lalu menggeleng.

"Aku sudah lapar, ayo makan. Aku tidak mau di hukum lagi dan besok tidak dapat sosis," Ucap Fang.

"Hmm.. Yaudah," Sakit Riko sambil kembali melihat ke Rika. Sebelum sampai di dapur, Riko sempat melihat kalau Rika memegang Cincin Peri.

Sejuk, segar, suara gemericik air dari patung peri wanita di tengah kolam kecil, Rika bersandar di bawah pohon, memejamkan matanya sambil tersenyum menikmati suasana di tempat tinggal Eva.

"Kamu ga kepikiran Rika?"

Rika membuka matanya dan melihat peri hutan yang tampak seumuran dengannya, terbang dan duduk di atas tangan patung peri.

"Petunjuk dari om Gama? Kepikiran sih," Ucap Rika bangkit duduk sila menghadap ke arah Eva.

"Dia bilang kalo orang-orang bikin kesalahan besar sampe bikin masa depan udah berubah. Tapi dia sendiri ga ngasih tau. Terus.. Kamu gamau bilang ke yang lain kalo kita sempet ketemu sama cewek yang pernah ke rumah kakek kamu?" Tanya Eva.

Rika langsung mengingat saat dia dan ibunya pergi ke supermarket, Rika memang bertemu dengan Viona.

"Orang itu jelas ngincer kita. Dia ke rumah kakek Hasbi karna seharusnya saat itu kita ada disana katanya. Tapi kita ke tahan di rumah gara-gara liat berita tentang menara parabola yang lagi viral abis itu di ajak Irina pergi ke supermarket," Kata Eva menjelaskan ulang.

"Iya. Tante Viona juga bilang kalo dia bisa bunuh aku saat itu juga. Emangnya dia tau kalo aku punya Cincin Peri? Aku kan ga pake waktu itu," Kedua alis Eva mengkerut mendengarnya.

"Coba kita pikirkan sejenak. Batas kamu pakai kekuatan aku itu 55%. Kalo di masa depan kita masih bersama, berarti dia udah antisipasi atau ngukur kekuatan kita," Gumam Eva melayang mendekati Rika.

Rika terheran karna Eva tampak sedang memikirkan sesuatu yang berat.

"Aku.. Punya ide, tapi pake ide ini kalo bener-bener ga ada cara lain. Aku juga ga maksa kamu buat setuju," Ucap Eva.

"Ooh!! Apa apa?" Tanya Rika bersemangat.

Eva menelan ludah lalu dia menghela nafas.

"Aku yang di masa depan pasti sempat ragu atau bahkan tidak memberitahu Rika tentang ini. Tapi kali ini aku harus memberitahu nya," Pikir Eva.

Dengan wajah penasaran, Rika mendengarkan Eva sambil sesekali mengangguk.

Di luar, waktu tidak terhitung meski Rika sudah berbincang lama dengan Eva. Karna pembicaraan mereka selesai, Rika pun membuka matanya lalu menoleh melihat Riko yang baru saja masuk ke dapur.

Keluarga Petualang 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang