Gelap, lembab, Jonathan berlari ke sela-sela di bagian tepi pelabuhan sesuai instruksi yang Gama berikan lewat alat HP-nya.
Saat sedang bersembunyi di belakang box besar di samping gudang, Jonathan terheran melihat seorang pria yang sedang mengarahkan petugas yang sedang memindahkan sebuah kotak kayu berukuran sangat besar.
"Masih ada pekerjaan, berarti memang tidak di ketahui orang awam. Tapi gudang yang di beritahu tuan Joker ada disana," pikir Jonathan melihat satu gudang yang berada dekat sekumpulan tong tong minyak.
Jonathan tersentak lalu dia melihat HP-nya.
"Ini Gama disini, liat ke arah ujung tong,"
Jonathan kembali melihat ke depan, menyipitkan matanya dan akhirnya bisa melihat pantulan cahaya kaca yang Gama arahkan padanya.
Meski terasa ada yang aneh, Jonathan tetap melanjutkan aksinya mendekati gudang itu.
Memanfaatkan pakaiannya yang serba hitam, Jonathan dengan cepat berpindah dari tempat ke tempat lain sambil memegangi topinya. Sampai akhirnya dia tiba di pintu belakang gudang.
Hening, tidak ada apapun yang terdengar dari dalam. Tapi Jonathan tidak ingin meragukan ucapan dari idolanya tersebut.
"Lama sekali,"
Jonathan terkejut hebat sampai tubuhnya terasa dingin karna mendengar suara seseorang.
Jonathan melompat mundur dan terpaku melihat Matio ada di belakangnya, berdiri dan tersenyum padanya.
"A- kamu sedang apa disini Matio?" Tanya Jonathan heran.
"Hah?? Jangan bercanda terus. Ayo masuk," ajak Matio membuka pintu gudang itu dengan santainya dan masuk ke dalam sana.
"Apa maksudnya???"
Jonathan yang kebingungan pun masuk ke dalam dan melihat kakek Hasbi, Eugene, Irina dan Fernando ada di gudang itu hanya dengan satu pencahayaan.
"Oh itu dia Dateng," kata Irina tersenyum sinis menunjuk ke arah Jonathan.
Semua orang menoleh lalu menyambut Jonathan dengan hangat.
Jonathan benar-benar kebingungan dengan keadaan yang ada disini.
"Kakek~~"
Jantung Jonathan berdebar semakin kencang melihat Gama masuk ke dalam dan berlari dengan riangnya ke pelukan kakek Hasbi.
"Hahaha cucu kakek yang paling lucu," ucap kakek Hasbi tersenyum membelai rambut Gama.
Jonathan benar-benar tidak tau harus mengatakan apa melihat ini semua.
"Yaampun Jon.. iya iya kami ngerti ko, gausah sedih. Semua orang pasti pernah gagal ko, jadi ga ada yang nyalahin kamu," ucap Eugene mendekati Jonathan sambil menepuk bahunya.
"M-Maksudnya?" Tanya Jonathan gelagapan.
"Udah Jon gausah pura-pura. Kami tau ko kamu gagal bunuh target kamu kemaren, makanya kamu pura-pura keliatan aneh kan 2 hari ini?" Tanya Irina tersenyum.
"Bunuh!!" Pikir Jonathan terkejut.
Dengan wajah pucat, Jonathan melirik ke arah Gama yang masih memeluk kakek Hasbi, tersenyum dengan wajah mengerikan padanya.
"Aku udah beresin ko target kamu. Lain kali kita bareng-bareng, kamu juga kan masih belajar," kata Fernando dengan santainya sambil memberikan berkas target pembunuhan yang seharusnya di lakukan oleh Jonathan.
Jonathan terdiam memperhatikan berkas itu, lalu terkejut takut sampai menjatuhkan berkas itu.
Wajahnya bertambah pucat, nafasnya terasa berat. Kepala Jonathan terasa berdenyut dan sekarang pandangannya pada keluarganya terasa berbeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Petualang 2
FanfictionCerita ini mengandung hubungan sesama jenis, bagi yang tidak nyaman tidak di sarankan untuk melanjutkan. Kelanjutan dari petualangan Kakek Hasbi dan para cucunya.