Situasi semakin buruk. Dari bawah, Obi dan teman-temannya terperanjat karna ada sesosok tangan raksasa dengan kuku panjang yang tajam, kulit bersisik hitam, mencoba untuk meraih sesuatu dan keluar dari gumpalan awan.
"I-Itu apa?" Tanya Suci ketakutan memeluk Toro.
"Gatau, tapi aku yakin Erlangga pasti bisa ngelakuin sesuatu," ucap Toro mencoba menenangkan pacarnya.
Mereka kembali tersentak saat keluarga kakek Hasbi melompat keluar dari sana dan terjun ke bawah. Tapi mereka kembali mendarat dengan aman berkat bantuan Kuro.
"Erlangga mana?" Tanya Jaya mengerutkan keningnya.
"Pasti dia ngelakuin hal tolol kaya 'Biar aku aja yang hadapin kakek peot ini, kalian urus tangan bau amis itu'," nyinyir Anggi.
"Berarti Erlangga harus bertahan sendirian di atas?" Tanya Tiara cemas.
"Kalo cuman nunggu sama aja bohong,"
Semua orang menoleh ke arah Anggi yang mengeluarkan sesuatu dari sakunya. Mereka terheran karna alat yang di keluarkan oleh Anggi, adalah sebuah tombol kecil seukuran kancing baju berwarna merah.
"Itu apaan?" Tanya Obi.
"Ini tombol darurat punya ayah Koci. Tombol ini cuman boleh di pencet buat manggil Kuro, robot pendamping Gama," jelas Anggi.
"Serius? Elu nyolong itu dari ayah elu abis itu ngomong sok keren?" Tanya Obi heran.
"M-MAU GIMANA LAGI!! EMANG GITU ANJING!! MASA GUA JELASINNYA SAMBIL MARAH-MARAH!!" Teriak Anggi malu.
"Ko malah pada berantem sih. Anggi!! Kalo mau bantuin buruan Sono," omel Tiara.
"Dih dih dih, gitu caranya minta tolong? Inget yah anjir, gara-gara elu sama Erlangga, gua hampir di keluarin dari sekolah," bentak Anggi.
"Ya itu mah elunya aja yang tolol!!! Udah cepetan!!" Teriak Tiara sambil menunjuk-nunjuk dahi Anggi.
Saat sedang berdebat, semua orang menoleh melihat ada angin ternado datang menghampiri mereka, lalu Barnie muncul dengan wajah gelisah.
"Ngepain kesini?" Tanya Obi heran.
Barnie yang wajahnya pucat, menghiraukan Obi dan yang lainnya karna perhatiannya berpusat ke arah tangan yang sudah keluar sampai pergelangan tangannya di langit.
"Itu Jabberwock?" Tanya Barnie.
"Benar," jawab Pixie yang melayang di sebelah kepala Barnie.
"Lalu yang mobil berputar di atas itu apa?" Tanya Barnie heran menunjuk ke arah mobil berisi Gama yang masih berputar di Langit.
"Emm.. aku juga tidak tau," sahut Pixie bingung.
Barnie melihat keluarga kakek Hasbi yang berdiri di tempat luas, berdiri membuat lingkaran sihir, lalu sihir itu mengeluarkan cahaya yang menembus langit dan mengarah ke tangan itu.
"Berhenti," pikir Barnie.
"Hei, dimana Erlangga?" Tanya Barnie berbalik melihat Obi.
Obi menunjuk ke arah istana Jabbar yang melayang di atas.
Barnie menyeret kakinya berputar, lalu angin menyelimuti tubuhnya.
***
Di istana Jabbar, Erlangga berlarian sambil menyeret tongkat nya pada apapun yang dia lewati termasuk lantainya. Jabbar yang masih tidak bisa mendengar, dengan tenang memperhatikan Erlangga yang berlari mengitarinya.
Erlangga menarik tongkat nya ke arah Jabbar, lalu sebagian besar ruangan itu hancur dan terbang ke arahnya. Tapi Jabbar dengan cepat melompat mundur sambil menepis batu-batu itu dengan jubahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Petualang 2
FanfictionCerita ini mengandung hubungan sesama jenis, bagi yang tidak nyaman tidak di sarankan untuk melanjutkan. Kelanjutan dari petualangan Kakek Hasbi dan para cucunya.