Mata Medusa

47 6 1
                                    

Menggunakan mobilnya, kakek Hasbi secara perlahan mengelilingi Rawa Raya dan mengecek apakah ada orang lain yang tersisa seperti mereka. Sambil terus berteriak, kakek Hasbi berharap ada yang menyahut panggilannya.

Saat sedang berkendara, kakek Hasbi mendapatkan telpon masuk dari telpon rumah miliknya.

"Halo, Maria? Kamu baik-baik saja?" Tanya kakek Hasbi cemas.

"Iya tuan, tapi tadi itu apa? Saya sekilas liat ada bola besar di atas kota," ucap Maria.

"Itu mata Medusa, entah bagaimana caranya makhluk yang membunuh Medusa ada di Rawa Raya. Untuk berjaga-jaga aku ingin kamu memakai penutup mata. Diamlah di dalam rumah, jangan bukakan pintu selain aku, mengerti?"

"B-Baik tuan.."

Kakek Hasbi meletakkan HP-nya dan melihat Alfa duduk dengan wajah masam mengarah keluar.

"Hei nak.."

Alfa melirik ke arah kakek Hasbi.

"Kita pasti bisa mengembalikan semuanya," ucap kakek Hasbi tersenyum.

Alfa mengangguk pelan dan kembali melihat keluar.

"Fang!! Ada tanda?" Tanya kakek Hasbi berteriak ke arah Fang yang terbang di atasnya.

"Belum!! Semuanya masih sama. Belum ada bau yang baru disini," sahut Fang.

"Fang tidak terkena dampaknya, sepertinya karna dia Artefak Demon Lord, jadi dia tidak terkena efek mata Medusa," pikir kakek Hasbi.

Setelah berkeliling, kakek Hasbi berhasil menemukan 7 orang yang tidak terkena pembatuan. Saat itu mereka tidak tau dengan adanya peristiwa tadi. Ada yang sedang fokus main game, ada yang sedang fokus belajar sambil mendengarkan musik, semua orang yang tidak menatap langsung mata Medusa pasti selamat.

Kakek Hasbi pun pergi mengumpulkan mereka di rumahnya dan memberitahu mereka hal yang sama seperti Maria.

"Aku akan kembali ke kota untuk mengecek Riko dan lainnya," ucap Fang terbang mengepakkan sayap di punggungnya pergi dari sana.

"Lalu sekarang kita harus apa?" Tanya Alfa sambil berjalan mengikuti kakeknya ke ruangan yang ada di belakang rumah.

"Mengecek cctv kota," ucap kakek Hasbi menyeringai.

Kedua alis Alfa menekuk. Dari pada di sebut ruang cctv, tempat mereka saat ini lebih di sebut tempat mistis dengan lingkaran sihir yang menyala di tengah-tengahnya.

"Kakek jadi dukun beranak?" Tanya Alfa.

"Hei.. kenapa harus dukun beranak tebakan kamu? Bukan.. ini lingkaran sihir pelindung tingkat tinggi," ucap kakek Hasbi.

"Jadi?" Tanya Alfa lagi.

"Segala jenis serangan Artefak atau sihir dari luar tidak akan bisa tembus ke Rawa Raya. Atau jika ada Artefak atau monster berbahaya, mereka tidak akan bisa keluar dari ini," ucap kakek Hasbi.

"Tapi waktu Sarah?" Tanya Alfa.

"Emm.. yah, dia terlalu hebat hihihi,"

Kakek Hasbi masuk ke tengah lingkaran sihir itu, lalu di hadapannya muncul kubah sihir kecil.

"Ini ceritanya mereferensikan penghalang di luar?" Tanya Alfa.

"Benar. Sekarang kakek mau lihat apakah ada orang asing yang masuk kesini... Oh ada, tepat 10 menit sebelum kejadian," ucap kakek Hasbi.

Alfa yang penasaran pun ikut kesana dan terheran karna dia tidak mengerti cara membacanya.

"Ada sekitar 3 orang.. tidak bukan. 2 orang dan 1 makhluk tak terdeteksi jenisnya," ucap kakek Hasbi.

Keluarga Petualang 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang