"Tuan.. anda sudah bangun?"
Kakek Hasbi yang sedang duduk di tepi tempat tidurnya, mendengar suara Ribut dari depan pintu kamarnya.
Masih dengan baju tidurnya, kakek Hasbi bangkit dan pergi menuju pintu kamarnya. Kakek Hasbi membuka pintu itu lalu dia tersentak karna selain ada Ribut, di sebelahnya juga ada Erlangga dan Riko.
"Hahaha yaampun.. kalian cepet sekali kesini nya. Sudah tidak sabar mau petualang yah?" Tanya kakek Hasbi tersenyum sampai kumisnya tersingkap.
"Hehe, itu juga iya.. tapi sebenernya kami kesini kan di anter temen aku, dia ngajaknya sekarang," kata Erlangga.
"Ooh.. Mana temennya? Bukannya ajak masuk," ucap kakek Hasbi.
Kakek Hasbi melirik ke arah Riko yang membuang wajahnya seakan tidak ingin menatap wajahnya. Bahkan dia tidak menyapanya sama sekali.
Toro yang sedang berdiri memandangi halaman rumah kakek Hasbi yang tampak sangat luas dan indah, melihat Erlangga datang bersama kakek Hasbi dan Toro.
"Aah.. hahaha jadi ini temannya Erlangga? Siapa namanya?" Tanya kakek Hasbi dengan riang menyambut Toro.
"Hehe halo kek salam kenal, nama saya Toro," kata Toro memperkenalkan dirinya dengan postur tubuh yang tampak formal.
"Hahaha kamu anak yang sopan. Tapi tidak perlu sampai kaku begitu. Ayo sini ikut sarapan dulu. Ajak juga supir kamu," kata kakek Hasbi.
Toro sangat senang sampai wajahnya tampak ingin meledak karna akhirnya dia bertemu dengan sosok petualang hebat yang di ceritakan oleh Erlangga dan Riko.
"Kamu sekelas sama Erlangga?" Tanya kakek Hasbi sambil berjalan ke ruang makan.
"Tadinya kek, tapi udah ngga. Saya keluar," kata Toro.
"Loh kenapa berhenti sekolah?" Tanya kakek Hasbi heran.
"Itu loh kek, yang waktu itu aku pernah di skors," sambung Erlangga.
"Aah.. hahaha hebat.. tapi kamu nanti bakal kesusahan cari kerja kalau tidak sekolah loh," ucap kakek Hasbi.
"Oh, saya punya bisnis ko kek. Saya sekolah cuman mau cari ilmu doang hehehe,"
Kakek Hasbi tersenyum semakin lebar sampai matanya terbinar-binar. Tapi senyumannya hilang karna Riko masih tampak acuh padanya.
Di mata Toro, kakek Hasbi terlihat sangat elegan. Mulai dari pakaiannya yang tampak seperti Jonathan namun terlihat lebih formal, cara makannya yang butuh ketenangan, sampai semua ucapannya yang terdengar sangat bijak.
"Nah.. ini dia ruangan Artefak kakek Hasbi," kata Erlangga membawa Toro ke ruangan Artefak kakek Hasbi bersama Riko.
"Hahaha keren.."
Setiap sudut matanya selalu menangkap benda yang tampak memukau bagi Toro. Tapi saat dia sedang berdiri diam disana, Toro memperhatikan ada satu benda yang sangat menarik perhatiannya.
Sebuah topeng yang tampak seperti topeng parade berwarna kuning itu seperti menarik dirinya untuk mengambil dan memakainya.
"Toro?"
Toro tersentak saat Erlangga menepuk bahunya.
"I-Iya sori gua bengong. Ada apa?" Tanya Toro dengan jantung berdebar.
"Disini jangan bengong. Soalnya ada banyak artefak yang ada tuannya. Biasanya mereka narik orang terus ngehasut mereka buat ngambil terus pake mereka," kata Erlangga.
"O-oh gitu.. ngeri juga yah. Tadi juga gua ngerasa nya begitu, mending kita keluar aja ga sih? Gua jadi takut," kata Toro.
"Kalo gitu gua mandi dulu yah. Gapapa kan gua tinggal?" Tanya Erlangga.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Petualang 2
FanfictionCerita ini mengandung hubungan sesama jenis, bagi yang tidak nyaman tidak di sarankan untuk melanjutkan. Kelanjutan dari petualangan Kakek Hasbi dan para cucunya.