Persiapan

41 5 1
                                    

"Hei.."

Erlangga yang sedang menonton YouTube dengan HP-nya, terkejut karna Jonathan sudah sadar dari tidurnya.

"Jangan bangun dulu," ucap Erlangga cemas menahan Jonathan yang ingin bangkit duduk.

Jonathan tersenyum menepuk tangan Erlangga lalu perlahan bangkit duduk.

"Bang Jidan sama bang Nanda lagi beli sarapan. Bang Gerald baru tidur," ucap Erlangga menoleh ke arah Gerald yang tidur beralaskan karpet dengan tubuh terbalut selimut.

"Aah.. hahaha iya iya, tidak perlu membangunkan nya, kasihan dia pasti bergadang kan?" Tanya Jonathan.

Dengan wajah sedih Erlangga mengangguk pelan.

"Bang.."

"Hmm??" Sahut Jonathan melihat Erlangga yang menunduk merasa bersalah.

"Bukankah tuan Joker ingin pergi ke pohon Yggdrasil? Kenapa kamu tidak ikut?" Tanya Jonathan.

"Aku udah putusin buat ga pernah ikut petualangan lagi," ucap Erlangga dengan mata berkaca-kaca.

Erlangga mulai menceritakan peristiwa Holy Grail War pada Jonathan. Jonathan paham kenapa Erlangga terus terlihat murung.

"Aku.. orang jahat kan?" Tanya Erlangga pelan.

"Kenapa kamu bilang begitu? Bukan kamu yang membunuh Sadha,"

"Iya, tapi aku sempet kepikiran sama kata-kata Arthur. Secara ga langsung aku sengaja biarin Arthur ngebunuh Sadha biar aku sama bang Jon selamat. Padahal aku bisa aja nahan Arthur terus selametin Sadha,"

Erlangga menahan tangisnya sambil meremas selimut Jonathan.

"Aku minta maaf,"

Erlangga mengangkat kepalanya melihat Jonathan yang menatapnya cemas.

"Sejak awal sudah salahku karena memperkenalkan mu pada dunia petualangan dan Artefak. Tapi.."

Jonathan kembali tersenyum pada Erlangga.

"Terimakasih. Kemungkinan aku selamat saat tuan Joker menusuk leher ku, pasti karna saat itu Sadha mati lebih dulu,"

Mata Erlangga berkaca-kaca melihat perban yang di balut dengan perban.

"Yasudah, semuanya sudah berakhir. Kalau kamu memang memutuskan untuk tidak ikut berpetualang lagi, aku tidak menyalahkan mu. Tapi kalau kamu mau kembali juga, itu tidak masalah. Kami memang tidak pernah mengatakannya, tapi Angga, kamu itu adik yang baik. Itulah alasannya Jidan tidak pernah memperbolehkan kamu berpetualang, karna dia mencemaskan mu,"

Bibir Erlangga gemetar lalu mengangguk melihat Jonathan.

"Aku sayang banget sama keluarga ini.." ucap Erlangga dengan suara serak.

***

Duduk di kursi belakang, Candra merasa aneh karna suasana di mobil ini begitu berat karna kedua anaknya tidak ada yang berbicara sejak mereka berangkat dari rumah Tira.

"Kalo kalian gamau kita bisa batalin ini ko," ucap Candra lagi.

"Apanya?"

Candra berkedip cepat melihat Ady menoleh ke belakang dengan wajah heran.

"Hahaha tidak,"

Ady tersenyum lalu dia kembali melihat ke depan.

Ady yang bersandar di jendela mobil, melirik ke arah Rendra yang menggenggam erat kemudi mobil sampai tangannya gemetar.

"AKU EMANG ANAK PALING NYUSAHIN KO DI RUMAH INI, KENAPA NGGA USIR AKU AJA!! AKU JUGA GAMAU PUNYA KELUARGA MISKIN KAYA GINI!! LAGIAN KENAPA WAKTU ITU AYAH BAWA AKU JUGA? KENAPA GA BIARIN AKU MATI AJA!!"

Keluarga Petualang 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang