Rencana Kecil

41 7 4
                                    

Di tempat Riko dan yang lainnya, beberapa pasukan naga beserta Dragonia sempat lewat untuk menyapa.

Rika yang sudah kelelahan, langsung merasa lega saat Cyclops datang bersama Burn dan Suzhou.

"Maaf yah kami telat," ucap Burn.

"Gapapa om," sahut Rika terengah-engah.

"Waw.. besar sekali.." kata Suzhou terpukau melihat Jabberwock yang ada di tengah-tengah kota Rawa Raya yang sudah rata dengan tanah.

"Keluarga kalian benar-benar gila. Kalau aku ada disana, aku pasti sudah pingsan ketakutan," ucap Burn.

Sementara itu di tengah Rawa Raya, kakek Hasbi masih tersenyum di hadapan Jabbar.

"Itu saja?"

"Hmm??" Sahut kakek Hasbi.

"Itu saja pertanyaan mu? Apa kami berdua bisa mengalahkan kalian semua? Tentu saja bisa," ucap Jabbar dengan santainya.

Kakek Hasbi terkejut karna tanah tiba-tiba berguncang. Erlangga, Sarah, kakek Hasbi dan Surya melihat ada aura gelap menyelimuti Jabberwock.

Semua orang tersentak dan terpental karna tiba-tiba aura yang menyelimuti Jabberwock meledak. Tapi Sarah dengan cepat menahan tubuh mereka.

*KREK!!!

Mereka semua mendongak dan terperanjat saat melihat ada retakan besar di langit.

"Pak Hasbi,"

Kakek Hasbi mendengar suara Arthur di kepala nya.

"What's up?" Tanya kakek Hasbi.

"Emm.. It might sound strange, but there was a huge crack in the sky, and from inside the crack came out more monsters," ucap Arthur.

"Hasbirawan, ada retakan besar di langit," ucap Kapten dari Flying Dutchman,"

"Pak Hasbirawan, apakah retakan di langit ini ulah anda?" Tanya Velda.

Kakek Hasbi tampak kebingungan karna semua orang membicarakan retakan di atas langit.

"Tanpa helm, aku jadi bisa melihat betapa kesalnya dirimu, Hasbirawan Angkasa," ucap Jabbar.

Kakek Hasbi mendengar suara teriakan dimana-mana. Jumlah para monster itu meningkat dengan sangat cepat. Mereka semua mulai kewalahan dan beralih yang tadinya menyerang, menjadi bertahan.

Semua orang jadi kesulitan, termasuk rombongan Riko dan Fang.

*Bruk..

Riko, Lidya dan Matio melihat Haru terjatuh dan kembali ke wujud slime nya. Magnus yang juga sudah sangat kelelahan, terjatuh berlutut, lalu dia terkejut karna pipi kirinya terkena serangan telak dan membuatnya tersungkur.

Lidya yang nafasnya sudah terasa sesak, menempelkan kedua gelangnya, lalu dia membuat penghalang kecil di sekitar mereka. Namun meski begitu, Lidya sendiri sangat sulit mempertahankan pelindung itu karena banyaknya monster yang mencoba menghancurkannya sampai seluruh penghalang tertutup oleh monster-monster itu.

Lidya yang mulai kelelahan, terkejut karna penghalang bagian belakang nya pecah dan membuat satu monster berhasil masuk dan menyerang Riko yang paling dekat dari sana.

****

Suasana menjadi hening. Berkat Cyclops, tidak ada satupun monster yang berhasil masuk ke sekitar Rawa Raya. Sedikit saja mereka masuk, seketika itu juga mereka menjadi batu.

Jabbar dan kakek Hasbi masih saling menatap. Kakek Hasbi menggeram kesal, lalu dia terdiam dan menyeringai.

"Hmm??"

Keluarga Petualang 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang