Puncak

56 8 1
                                    

Dengan perasaan kesal, Jabberwock menggertakan giginya menatap Erlangga dengan bola api dan air di kedua tangannya.

"Dia punya Pengawal Omni Lord Water. Sangat jelas kutukan dan racun tidak mempan padanya. Tapi setidaknya api rendahan tidak akan bisa melukaiku. Lalu yang tersisa hanya angin dan tanah. Sepertinya anak ini menggunakan angin hanya untuk menyeimbangkan kecepatan ku. Apa aku harus berhati-hati dengan tanahnya? Dia belum mengeluarkannya sejak awal," pikir Jabberwock.

Jabberwock berkedip melihat tanpa kompas di bawah kaki Erlangga, melebar, lalu bola api dan air di kedua tangannya menghilang.

"Apa dia berencana beradu pukulan lagi? Tidak akan kubiarkan,"

Erlangga berkedip cepat melihat ada 5 lingkaran sihir di belakang Jabberwock. Dengan menyatukan jari telunjuk dan tengahnya, Jabberwock melakukan tebasan ke depan.

"Awas!!!" Teriak kakek Hasbi panik saat melihat ada sesuatu berwarna layaknya besi yang berkarat, membentuk sebuah sabit menerjang ke arah Erlangga. Erlangga menarik kaki kirinya ke belakang menghindari itu, lalu dia menerjang ke samping dan menghindari yang lainnya.

Tanpa bergerak, Jabberwock terus menggerakkan tangannya dengan cepat dan semakin cepat hingga menghujani Erlangga dengan serangan sabit besar darinya.

"Dia ga bakal bisa menang kalau hanya berlarian seperti itu," ucap Barnie geram.

"Kamu tidak menyadarinya?"

Barnie menoleh ke arah Ady yang menatapnya aneh.

"Bukankah kamu pemilik si angin? Harusnya kamu sadar apa yang sedang Erlangga lakukan," ucap Ady.

Kedua alis Barnie menekuk lalu dia kembali mendongak dan memperhatikan Erlangga. Kedua alis Barnie perlahan terangkat saat melihat Erlangga menghindar dengan gerakan anggun bersamaan dengan aliran pernafasannya yang begitu teratur.

"Dasar bodoh," celetuk Seketh.

Barnie tersentak malu karna seharusnya dia lebih tau hal ini dari mereka semua.

Jabberwock mengerutkan keningnya melihat ada percikan di tengah-tengah serangannya pada Erlangga.

"Jadi begitu.. yang tadinya menghindar, tadi dia sempat mengubahnya menjadi bertahan, lalu sekarang dia mencoba untuk menyerang balik," ucap kakek Hasbi.

Menarik nafas secara perlahan, lalu kembali membuangnya sambil menghindar. Gerakan menghindar Erlangga di udara mulai terlihat lihai dan tampak seperti orang yang sedang menari.

"Aku malu mengakuinya. Tapi syarat memakai kekuatan Pixie, aku harus menari," pikir Barnie malu.

"Loh. Tapi darimana Erlangga tau? Aku tidak pernah memberitahunya cara memakai kekuatan Pixie?" Gumam nya bingung.

Alis Jabberwock berkedut melihat ada beberapa percikan lagi. Lagi dan lagi sampai akhirnya semua serangannya terdapat percikan.

"Dia mencoba menyerang balik seranganku. Tapi itu tidak cukup kuat,"

Jabberwock membuka semua jari tangan kirinya ke depan, lalu meletakkan tangan kanannya yang hanya mengeluarkan jari telunjuk dan tengahnya ke pelipis kanannya.

Semua orang kembali terperanjat karna serangan sabit Jabberwock semakin membabi-buta.

Tapi,

"A-apa.."

Jabberwock terperanjat karna ada satu serangan Erlangga yang berhasil lewat dan melukai pipinya.

Jabberwock juga menyadari kalau Erlangga sudah tidak bergerak menghindar lagi.

Keluarga Petualang 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang