Pohon 3 alam, Yggdrasil

37 6 1
                                    

"Maaf.."

Orang-orang berbalik menoleh ke arah Candra yang terengah-engah sampai dia berlutut dengan Koci yang mencoba menenangkannya di sebelahnya.

Karna kondisi Candra yang tidak bisa berjalan terlalu jauh, sudah beberapa kali mereka berhenti untuk beristirahat.

"Ini langitnya ko sore terus yah? Awannya ngegumpel banget lagi," Gumam Rendra heran.

"Itu bukan awan,"

Rendra dan yang lainnya menoleh ke arah Arthur.

"Itu pembatas. Pohon Yggdrasil di bagi menjadi tiga. Akar sebagai masa lalu, badan pohonnya sebagai masa kini, dan puncaknya sebagai masa depan," ucap Arthur.

"Jadi maksudnya ga bisa di lewatin sama pesawat itu?" Tanya Ady.

"Jika kita memakai pesawat, yang ada hanya hutan biasa. Satu-satunya cara masuk kesini hanyalah lewat pintu masuk hutan tadi," jelas Arthur.

"Kalo ayah mau ke masa lalu, berarti ayah di kubur dong?"

Semua orang tersentak mendengar keluhan Gama.

"Tentu saja tidak bodoh!!"

Gama berkedip cepat karna kesadarannya di tarik ke alam bawah sadarnya lagi.

Gama berbalik dan melihat Seketh yang sedang duduk tampak jengkel padanya.

"Percuma di jelaskan, yang pasti Candra tidak akan kenapa-kenapa," ucap Seketh.

"Aah.." sahut Gama dengan wajah riang.

Gama pun kembali lalu wajahnya berubah riang.

"Kata Seketh ayah ga di kubur,"

Orang-orang kembali terheran karna tidak ada jeda yang mereka lihat, tau-tau Gama sudah dapat informasi dari Seketh.

"Untung saja, aku sempat khawatir karna tidak bawa baju yang bagus saat di kubur nanti," ucap Candra.

"Kenapa malah itu yang di omongin dah," celetuk Rendra heran.

Baru saja mereka beristirahat, tiba-tiba ada ledakan dari arah belakang. Mereka pun bangkit dan bersiap, tapi mereka semua berubah heran karna hanya ada gemericik dedaunan dari atas pohon yang menjalar cepat ke arah mereka.

Semua orang terdiam lalu dengan insting mereka, mereka semua menghindari serangan yang tiba-tiba jatuh ke arah mereka.

Ady, Alfa dan Rendra langsung sigap menjaga Candra, sementara Gama terdiam mendongak melihat ke atas.

"Itu kan yang tadi nangkap Koci," kata Gama dengan polosnya menunjuk ke atas.

Semua orang terdiam lalu mereka menoleh ke arah Koci.

"A-apa?" Tanya Koci gelagapan.

Kakek Hasbi yang tadi menghindar, terheran karna Gama tidak ikut bergerak sedikitpun.

"Maaf. Emm.. sepertinya makhluk itu.. tertarik pada Koci," ucap kakek Hasbi.

"Tertarik?" Tanya Ady heran.

"Coba saja kalian diam,"

Saat sekumpulan tentakel itu turun, tidak ada satupun dari mereka yang di serang. Tentakel itu hanya menyerang Koci. Lebih tepatnya ingin menangkapnya.

"Monster itu suka sama bang Koci," pikir semua orang dengan wajah masam.

"HAH!! YANG BENER AJA!! LEPASKAN PEMBATAS!!"

Koci melempar palunya dan memanggilnya kembali dalam kondisi berukuran besar.

Semua orang terkejut hebat lalu mereka bergegas pergi menjauh dari Koci.

Keluarga Petualang 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang