"Viral!! Warga desa Cirindang mengeluhkan adanya menara parabola yang ada di tanah mereka dan mengganggu aktivitas warga. Kepala desa sudah mengajukan keluhan pada pemerintah, namun belum ada tanggapan dari mereka,"
Dengan wajah kusut, kakek Hasbi mematikan layar TV nya.
"Padahal aku sengaja beli TV supaya Melody tidak bosan kalau disini. Tapi tidak ada yang menarik di siarkan di TV, aku kan jadi rugi," Keluhnya.
"Tapi masalah menara parabola itu lumayan serius loh tuan Hasbi,"
Kakek Hasbi menoleh melihat ke arah asisten rumah tangganya yang sedang membersihkan debu di pajangan vas antik.
"Tinggal robohin aja. Kalo ada yang komplain kan berarti itu sumber masalahnya," Ucap kakek Hasbi.
"Masalahnya menara itu sangat kuat meskipun tingginya hanya 5 meter," Sahut Ribut sambil membawa alat-alat untuk merawat mobil-mobil milik kakek Hasbi.
"Pakai derek? Bor? Di bom?" Tanya kakek Hasbi.
"Sudah, kecuali yang terakhir," Jawab dua pekerja rumahnya bersamaan.
Kakek Hasbi mengerang kesal sampai menutup sebagian wajahnya di sofa.
*ting..
Kakek Hasbi mengambil HP-nya karna mendengar suara notifikasi kalau ada seseorang yang membuka pintu gerbang nya.
"Ooh!! Ada cucuku datang!!"
Pria tua yang tidak terlalu tinggi itu dengan girang nya melompat dari sofa dan berlari kecil ke arah pintu depan.
Saat kakek Hasbi membuka pintunya, katanya langsung memancarkan cahaya terang melihat salah satu cucunya baru saja keluar dari mobil.
"Aaah.. Lidya.. Cucu kakek yang paling cantik.."
Lidya berbalik lalu tersenyum tersipu melihat kakeknya datang dan merentangkan kedua tangannya.
Lidya sedikit membungkuk dan memeluk kakek Hasbi.
"Haa?? Sudah sampai?"
Kakek Hasbi terheran melihat naga hijau yang merupakan tangan kanan Fang keluar dari mobil dalam kondisi sempoyongan.
"Hahaha maaf yah Jiji.. Aku gatau kalo kamu ga biasa naik mobil," Kata Lidya terkekeh.
Zindo langsung berdiri tegak seakan tidak terjadi apa-apa.
"Sebagai kesatria sekaligus tangan kanan dari Dragon War Lord, sangat mudah bagiku untuk terbiasa dengan makhluk ini," Katanya dengan gagah meski di tubuhnya yang mini.
"Aaah.. Lucu banget.."
Zindo langsung panik karna Lidya menggendong dan memeluknya.
Zindo yang di peluk Lidya, seketika merinding melihat tatapan kakek Hasbi yang penuh dengan hawa membunuh.
Duduk di pangkuan Lidya, Zindo merasa kaku seperti roh nya keluar dari tubuhnya karna kakek Hasbi masih terus menatapnya.
"Kamu mau main disini sampai kapan?"
Zindo mengambil nafas lega karna kakek Hasbi kembali tersenyum dan mengalihkan perhatiannya pada Lidya.
"Aku.. Cuman mau mampir. Aku lagi bingung karna harus design gaun baru untuk pelanggan aku di Manchester," Kata Lidya pelan sambil menunduk malu.
"Ooh.. Iya iya, silahkan istirahat disini. Kamu mau apa?" Tawar kakek Hasbi.
"Nona, bukannya kamu tadi beli itu sebelom kesini?" Tanya Zindo mendongak melihat Lidya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Petualang 2
FanfictionCerita ini mengandung hubungan sesama jenis, bagi yang tidak nyaman tidak di sarankan untuk melanjutkan. Kelanjutan dari petualangan Kakek Hasbi dan para cucunya.