Hari Keberangkatan

42 7 0
                                    

Di sofa berbentuk bulat, pria tinggi yang sedang duduk memeluk pedangnya melihat jam sakunya.

"5 menit lagi tanggal 7 kan? Berarti seharusnya dia sudah ke tempat Bloody Holy Grail dan Excalibur," Ucap Kyle.

Pria berambut pirang dengan mata kebiruan itu melirik lesu ke arah rekannya.

"Ya," Jawabnya singkat.

"Hei!! Kalian mau menghirup udara saat pergantian hari?" Tanya satu-satunya wanita yang ada disana tampak sangat bersemangat sambil berjalan ke arah pintu.

Saat pintu terbuka, Kyle dan Arthur terbelalak lalu mereka menoleh ke arah pintu.

Berat, sesak, mereka bahkan terasa tidak bisa bergerak melihat ada seseorang yang tampak seperti anak kecil berdiri di depan pintu tepat setelah Viona membukanya.

Terlihat sangat murka. Anak itu terus menatap tajam ke arah mereka.

"Gama,"

Kyle melirik ke arah rekannya yang terlihat ingin menarik pedangnya dari sarungnya dengan tangan gemetar.

Gama berkedip pelan lalu dia melirik ke atas, melihat Viona yang terpaku gemetar di hadapannya.

"Siapa kau? Untuk apa kau kesini?" Tanya Kyle sambil bersiap mengambil Bloody Holy Grail yang ada di atas meja.

"Bergerak sedikit kalian mati, berbicara sedikit kalian mati, drone-drone ini bergerak kalian mati. Kalau kalian paham diamlah,"

Jantung mereka seakan berhenti berdetak, bahkan mereka sampai kesulitan untuk bernapas.

"Gama tidak perduli dan tidak akan ikut campur dengan masalah kalian. Tapi kalau Anna mati di hari itu, jangan harap kalian bisa selamat,"

Ketiganya tersentak ngeri mendengar ancaman itu.

"Ayo Kuro,"

Mereka melihat Gama berbalik, memakai helmnya dan menaiki robotnya yang berbentuk papan luncur, lalu pergi dari sana.

Bahkan beberapa saat setelah mereka pergi, mereka masih belum berani bergerak.

"Kalian kenapa?"

Ketiganya tersentak seakan baru tersadar lalu menoleh ke arah satu teman mereka yang lain, yang baru saja terbangun dari tidurnya di ruangan lain.

"Arthur, sepertinya kau mengenal anak itu. Apa dia berbahaya?" Tanya Kyle.

"Sangat. Tapi tenang saja, dia tidak pernah mengingkari kata-katanya. Selama istrinya selamat, kita aman," Ucap Arthur kembali duduk.

"A-aku bisa kejar dia. Dia di langit kan? Aku bisa menembak robot yang dia kendarai," Kata Viona yang kesal tapi juga takut.

"Kalau kau lakukan itu. Hidup kita hanya tersisa 3 menit,"

Kyle dan Viona begitu terkejut mendengarnya. Sementara satu teman mereka yang lain terheran karna dia tidak tau apa yang sedang mereka bicarakan.

Melani yang terlihat bingung di depan kamar Anna, melihat Gama terbang menghampiri nya lalu melompat ke lantai 4.

"Kamu dari mana aja? Aku takut kamu nyasar nanti," Kata Melani sebal.

"Maaf.." Ucap Gama menunduk menyesal.

"Yaudah, Anna udah tidur, kamu juga harus tidur yah," Kata Melani mendengus.

"Tapi kalo Gama tidur terus Anna ga bisa napas gimana? Terus nanti kalo Anna muntah lagi gimana?" Tanya Gama panik.

"Ngga ko, Anna ga bakal kebangun lagi," Ucap Melani tersenyum membelai rambut Gama.

"Kalau begitu biar saya yang berjaga. Anda sudah tidak tidur selama hampir 1 minggu ini tuan. Anda hanya tidur saat tuan Erlangga mampir kan?" Tanya Kuro yang sudah berubah menjadi bulat.

Keluarga Petualang 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang