Penyelidikan

41 6 0
                                    

Meski sudah satu bulan lebih berlalu, tapi laboratorium milik perusahaan Featuring Allianz masih dalam proses investigasi karna jumlah korban masih terus bertambah seiring berjalannya penyelidikan.

Setelah mendapatkan ijin dari kantor kepolisian pusat, Professor Neuro dan rekan-rekannya datang kesana di temani ketua tim Investigasi.

Vincent dan Morgan terpaku melihat kondisi laboratorium besar yang ada di hadapan mereka terlihat sangat parah. Bukan terlihat hancur dari dalam, tapi seperti ada yang menyerang mereka dari langit. Bahkan salah satu pilar beton ada yang masih berdiri di tengah-tengah satu ruangan yang dia jatuhi.

"Laboratorium nya sangat besar. Dan ada begitu banyak ruangan rahasia di bawah tanah yang masih membutuhkan waktu untuk di selidiki. Sayangnya, sudah satu bulan berlalu, kalaupun ada orang yang seharusnya masih selamat, sepertinya kita sudah kehabisan waktu untuk menyelamatkan mereka," ucap pak Ginting yang menjadi penanggung jawab.

"Tidak masalah. Terimakasih sudah mengijinkan kami untuk memeriksa kesini," ucap Professor Neuro.

"Hahaha ga masalah, kaya baru kenal aja. Ini daftar para korban dan para karyawan yang masih belum di temukan," ucap pak Ginting memberikan berkas ke Professor Neuro.

Professor Neuro mengangguk lalu dia pun masuk ke dalam sisa puing-puing laboratorium yang masih berdiri.

Listrik sudah padam, nuansa gelap dan bau debu yang mengendap di dalam sana membuat Vincent merasa gelisah.

Sampai akhirnya mereka tiba di sebuah ruangan, Professor Neuro kembali memeriksa berkas yang dia dapat dari Ginting.

"Ini harusnya ruang kerja Lambert," ucap Professor Neuro.

Pintu dan dinding kaca yang sudah pecah, ruangannya yang berantakan, dan juga sebuah besi berbentuk lingkaran yang tampak seperti sebuah portal namun terlihat sudah rusak.

Vincent pergi mendekati besi berbentuk lingkaran itu, lalu dia mengetuk besinya.

Sementara itu, Jonathan pergi melihat-lihat isi rak kaca yang juga sudah pecah. Jonathan terheran karna toples toples kaca yang berserakan di lantai dekat sana tidak pecah.

"Sepertinya itu memang portalnya,"

Professor Neuro, Vincent dan Morgan menoleh ke arah Jonathan yang berjongkok dan memungut salah satu toples di bawah.

"Lihat, tidak pecah kan?" Tanya Jonathan.

"Terus kenapa kalo ga pecah?" Tanya Vincent heran.

"Elu pinter nyari informasi masa yang simpel begini aja bingung," kata Morgan sebal.

"Toplesnya dari rak atas situ? Jatuh, tapi tidak pecah kan?" Tanya Professor Neuro.

"Benar," jawab Jonathan mengangguk.

"Bisa aja kacanya emang keras," kata Vincent mengangkat bahunya.

Jonathan mengulurkan toples itu ke depan, lalu melepasnya. Toples itu pun jatuh lalu pecah.

"Bagaimana?" Tanya Jonathan.

Vincent terkekeh dan meminta maaf.

"Terus kenapa elu tiba-tiba mikir kalo ini portalnya?" Tanya Morgan sambil menunjuk ke arah rangkaian lingkaran besi di dekat Vincent.

Jonathan pun tersenyum.

"Kalau portalnya berhubung dengan pemindahan suatu objek, sepertinya kita bisa menyimpulkan apa yang terjadi pada laboratorium ini," ucap Jonathan.

"Kalian juga lihat kondisinya dari luar kan?" Tanya Professor Neuro.

Vincent dan Morgan mengangguk pelan.

Keluarga Petualang 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang