"Kalo bisa nanti Gama pengen ngumpulin orang-orang yang nyasar ke dunia kita kaya Anggi disini. Jadi kalo Toro ngerasa orang yang Toro kenal itu beda, hubungin Gama yah. Gama juga udah kasih tau Big Star. Terus kalo sekiranya ketemu sama tiruannya keluarga kakek Hasbi, jangan coba-coba ikutin, mereka bahaya,"
Toro yang termenung duduk di belakang mobilnya, menghela nafas lalu menggaruk kepalanya.
"Kenapa gua jadi terlibat sama yang beginian sih!! Udah bener tadi tuh sekolah aja, jadi nyesel," Gumamnya sebal.
"Hahaha Aden mau masuk sekolah lagi? Ga kangen sama temen-temen di sekolah?" Tanya supirnya tertawa lembut.
"Hehe kangen sih pak, tapi males ah sekolah lagi, apalagi gurunya begitu. Kalo belajar mah, aku bisa minta Gama jadi guru les private aku, kan aku denger dia ojek online tuh. Karna dia ga kuat panas terus nariknya cuman pagi sama sore, mending jadi guru aku aja ya kan?" Kata Toro dengan antusiasnya.
"Saya mah dukung aja apa yang Den Toro pengen. Oh, kita udah sampe,"
Toro berkedip pelan dan melihat bank yang setengahnya sedang di renovasi.
Toro turun dari mobil, lalu dia pun masuk ke dalam usai berbincang pada satpam di depan dan berpura-pura ingin menabung.
Toro langsung naik ke lantai dua, suasana di bank itu cukup ramai entah di antrian manapun.
"Yang mana sih orangnya, disini ga ada orang yang nyentrik kaya bang Jon. Semuanya keliatan normal, apa dia belom dateng yah? Gua tunggu aja deh,"
Toro pun duduk lalu mengeluarkan HP-nya dan melanjutkan membahas bisnisnya dengan Gerald.
"Permisi pak,"
"Biasa yah? Mau narik uang?"
Kedua alis Toro menekuk lalu dia mengangkat kepalanya memperhatikan laki-laki yang tampak masih sangat muda, bercelana bahan panjang dan juga kemeja coklat.
"Dih, aneh banget bawa-bawa koper gede gitu," Guman Toro memperhatikan koper putih besar yang di bawa pria itu.
Toro terdiam sejenak lalu kedua alisnya terangkat.
"AAAAAAH!!!"
Suasana di bank seketika menjadi hening, sorot mata mengarah pada Toro yang berdiri menunjuk ke arah remaja itu.
Remaja itu terheran lalu dia melihat ke sekitarnya.
"Abang.. Iya abang.." Kata Toro menunjuk ke arahnya.
"EEEH!! A-aku kenapa??" Tanyanya ikut panik sampai mengangkat kedua tangannya sampai kopernya menggelantung.
Tanpa berlama-lama, Toro menariknya untuk duduk.
"Aku Toro, salam kenal bang,"
Remaja itu terheran melihat Toro lalu dia menjabat tangannya.
"Panggil aja Ijal. Ada apa nyari aku?" Ucap Ijal heran.
"Sebelumnya maaf bang, aku kesini nyari abang atas petunjuk dari bang Arga. Keluarganya," Kata Toro.
"Aaah.. Keluarga temannya Professor yah? Iya iya, ada apa? Gimana kabar istrinya bang Gama? Udah bangun dan koma nya?" Tanya Ijal.
"Iya udah. Tapi aku bukan mau bahas itu," Kata Toro.
Ijal berkedip cepat, lalu Toro menceritakan maksudnya untuk bertemu dengan Big Star nomor 6.
"Oh gitu.. Tapi maaf yah, ga bisa sembarangan langsung ketemu git-"
"Tolong bang,"Ijal tersentak karna Toro tiba-tiba turun dari bangku, dan bersujud padanya di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Keluarga Petualang 2
FanfictionCerita ini mengandung hubungan sesama jenis, bagi yang tidak nyaman tidak di sarankan untuk melanjutkan. Kelanjutan dari petualangan Kakek Hasbi dan para cucunya.